Alfred Russel Wallace adalah seorang naturalis dan penjelajah yang terkenal dengan kontribusinya dalam bidang biogeografi dan teori evolusi. Dia dikenal karena penelitiannya yang mendalam tentang distribusi flora dan fauna di berbagai belahan dunia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana Wallace mengklasifikasikan dan memahami keanekaragaman hayati di dunia.

Melalui penelitiannya di Indonesia pada awal abad ke-19, Wallace mengidentifikasi pola unik dalam penyebaran makhluk hidup di berbagai wilayah. Ia menggunakan pendekatan biogeografi, cabang ilmu biologi yang mempelajari keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu, untuk memahami fenomena ini.
Wallace membagi dunia menjadi enam wilayah utama berdasarkan persebaran fauna: Palaeartik, Neartik, Timur, Etiopia, Australia, dan Neotropis. Wilayah Palaeartik meliputi Eropa, Asia Tengah, dan Asia Utara. Di wilayah ini, terdapat berbagai jenis hewan seperti karibu, kelinci kutub, rubah kutub, serigala, beruang kutub, rusa, lynx, bagal, keledai, unta, jerboa, hamster, rakun, beruang hitam, rubah merah, oposum, landak, ular, tikus, kadal, dan kelinci ekor kapas.
Wilayah Neartik mencakup Amerika Utara dan Greenland, dengan hewan khas seperti anjing, bison, salmon, rubah, coyotr, dan bangau. Wilayah Timur meliputi Asia Tenggara dan Asia Selatan, dengan hewan seperti badak, rusa, harimau, tapir, dan kadal. Wilayah Etiopia meliputi benua Afrika dan sebagian daratan Arab bagian selatan, dengan hewan khas seperti badak Afrika, gajah Afrika, gorila, baboon, simpanse, dan jerapah.
Wilayah Australia meliputi Australia, Papua Nugini, dan pulau-pulau sekitarnya, dengan hewan khas seperti kanguru, koala, wombat, echidna, dan platipus. Terakhir, wilayah Neotropis meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia, dengan hewan khas seperti monyet, sloth, armadillo, tapir, dan jaguar.
Penelitian Wallace di Indonesia juga mengungkap perbedaan jenis fauna antara wilayah barat, tengah, dan timur. Ia membagi fauna Indonesia menjadi tiga tipe: tipe asiatis, tipe peralihan, dan tipe australis. Tipe asiatis ditemukan di wilayah Indonesia barat, dengan hewan khas seperti harimau, gajah, dan badak. Tipe peralihan ditemukan di wilayah Indonesia tengah, dengan hewan khas seperti anoa dan babi rusa. Tipe australis ditemukan di wilayah Indonesia timur, dengan hewan khas seperti kanguru dan kasuari.
Pekerjaan Wallace tidak hanya berfokus pada biogeografi, tetapi juga pada teori evolusi. Ia secara independen mengembangkan teori seleksi alam, yang kemudian dipublikasikan bersama dengan karya Charles Darwin. Kontribusi Wallace dalam ilmu pengetahuan sangat penting, dan ia terus dikenang sebagai salah satu pelopor dalam memahami keanekaragaman hayati dunia.
Pengenalan Alfred Russel Wallace
Alfred Russel Wallace lahir pada tahun 1823 di Inggris dan menghabiskan sebagian besar hidupnya menjelajahi berbagai wilayah di dunia, termasuk Kepulauan Melayu, yang kini dikenal sebagai Indonesia dan Malaysia. Dia adalah seorang peneliti yang berdedikasi dan memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap alam.
Perjalanan Penelitian di Kepulauan Melayu
Wallace melakukan perjalanan ekstensif di Kepulauan Melayu antara tahun 1854 hingga 1862. Selama periode ini, ia mengumpulkan spesimen flora dan fauna yang tak terhitung jumlahnya, yang kemudian menjadi dasar dari banyak teorinya tentang distribusi spesies.
Konsep Garis Wallace
Salah satu kontribusi terbesar Wallace adalah konsep “Garis Wallace”. Garis ini adalah batas imajiner yang memisahkan wilayah biogeografi Asia dan Australasia. Garis ini menunjukkan perbedaan mencolok dalam spesies flora dan fauna di kedua sisi garis tersebut.
Signifikansi Garis Wallace
Garis Wallace memiliki signifikansi besar dalam studi biogeografi. Di sebelah barat garis, fauna dan flora lebih mirip dengan yang ada di Asia, sementara di sebelah timur, mereka lebih mirip dengan yang ada di Australasia. Ini menunjukkan bagaimana evolusi dan isolasi geografis mempengaruhi distribusi spesies.
Flora di Dunia Menurut Wallace
Wallace mengamati bahwa distribusi flora sangat dipengaruhi oleh faktor geografis dan iklim. Dia mencatat bahwa jenis tanaman tertentu hanya ditemukan di wilayah tertentu, yang menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan lokal.
Adaptasi Flora Terhadap Lingkungan
Flora di berbagai wilayah menunjukkan adaptasi unik terhadap kondisi lingkungan. Misalnya, tanaman di daerah tropis cenderung memiliki daun yang lebar untuk menangkap sinar matahari, sedangkan tanaman di daerah kering memiliki daun yang lebih kecil untuk mengurangi penguapan air.
Fauna di Dunia Menurut Wallace
Wallace juga mempelajari distribusi fauna dan mencatat perbedaan mencolok antara spesies di berbagai wilayah. Dia menemukan bahwa isolasi geografis memainkan peran penting dalam evolusi spesies.
Pengaruh Isolasi Geografis
Isolasi geografis menyebabkan spesies berkembang secara terpisah, menghasilkan variasi yang signifikan. Contohnya, mamalia di Australia sangat berbeda dari mamalia di Asia karena isolasi geografis yang lama.
Teori Evolusi dan Seleksi Alam
Wallace, bersama dengan Charles Darwin, mengembangkan teori evolusi melalui seleksi alam. Dia percaya bahwa spesies berkembang dari waktu ke waktu melalui proses seleksi alam, di mana individu yang paling cocok dengan lingkungannya lebih mungkin untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
Kontribusi Wallace dalam Teori Evolusi
Meskipun Darwin lebih dikenal, Wallace memainkan peran penting dalam pengembangan teori evolusi. Penelitiannya tentang distribusi spesies memberikan bukti kuat untuk teori seleksi alam.
Kesimpulan
Alfred Russel Wallace memberikan kontribusi besar dalam pemahaman kita tentang distribusi flora dan fauna di dunia. Melalui penelitiannya, kita dapat memahami bagaimana faktor geografis dan evolusi mempengaruhi keanekaragaman hayati di planet ini. Garis Wallace tetap menjadi salah satu konsep paling penting dalam biogeografi, menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara spesies dan lingkungan mereka.
Referensi:
- Wallace, A. R. (1869). The Malay Archipelago: The Land of the Orang-Utan, and the Bird of Paradise.
- Quammen, D. (1996). The Song of the Dodo: Island Biogeography in an Age of Extinctions.