Berikut adalah tabel yang merinci perbedaan antara monohibrida dan dihibida, yang mencakup berbagai aspek seperti definisi, jenis persilangan, gen yang terlibat, rasio fenotip, contoh, dan aplikasi dalam studi genetika. Tabel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kedua jenis persilangan ini dalam konteks pewarisan sifat.
Aspek | Monohibrida | Dihibrida |
Definisi | – Monohibrida adalah persilangan antara dua individu yang berbeda dalam satu sifat atau karakteristik genetik. — Persilangan ini digunakan untuk mempelajari pewarisan satu sifat tunggal dari generasi ke generasi. |
– Dihibrida adalah persilangan antara dua individu yang berbeda dalam dua sifat atau karakteristik genetik. — Persilangan ini digunakan untuk mempelajari pewarisan dua sifat sekaligus dari generasi ke generasi. |
Jenis Persilangan | – Persilangan monohibrida melibatkan satu pasang alel (gen) yang berbeda. — Contoh: Persilangan antara tanaman pea dengan bunga ungu (P) dan bunga putih (p). |
– Persilangan dihibida melibatkan dua pasang alel (gen) yang berbeda. — Contoh: Persilangan antara tanaman pea dengan bunga ungu (P) dan bunga putih (p), serta biji bulat (R) dan biji keriput (r). |
Gen yang Terlibat | – Dalam persilangan monohibrida, hanya satu gen yang terlibat dalam pewarisan sifat. — Gen ini memiliki dua alel yang berbeda, misalnya P dan p. |
– Dalam persilangan dihibida, dua gen yang berbeda terlibat, masing-masing dengan dua alel. — Contoh: Gen untuk warna bunga (P/p) dan gen untuk bentuk biji (R/r). |
Rasio Fenotip | – Rasio fenotip dalam persilangan monohibrida F2 biasanya adalah 3:1, di mana 3 individu menunjukkan fenotip dominan dan 1 individu menunjukkan fenotip resesif. — Contoh: Dalam persilangan antara Pp x Pp, rasio fenotip adalah 3 ungu: 1 putih. |
– Rasio fenotip dalam persilangan dihibida F2 biasanya adalah 9:3:3:1, di mana 9 individu menunjukkan kedua fenotip dominan, 3 menunjukkan satu fenotip dominan dan satu resesif, 3 menunjukkan fenotip resesif dan satu dominan, dan 1 menunjukkan kedua fenotip resesif. — Contoh: Dalam persilangan antara PpRr x PpRr, rasio fenotip adalah 9 ungu bulat: 3 ungu keriput: 3 putih bulat: 1 putih keriput. |
Contoh | – Contoh monohibrida: Persilangan antara tanaman pea dengan bunga ungu (P) dan bunga putih (p). — Hasil F1 semua ungu (Pp), dan hasil F2 menunjukkan rasio 3 ungu: 1 putih. |
– Contoh dihibida: Persilangan antara tanaman pea dengan bunga ungu (P) dan bunga putih (p), serta biji bulat (R) dan biji keriput (r). — Hasil F1 semua ungu bulat (PpRr), dan hasil F2 menunjukkan rasio 9 ungu bulat: 3 ungu keriput: 3 putih bulat: 1 putih keriput. |
Aplikasi | – Persilangan monohibrida digunakan untuk mempelajari pewarisan sifat tunggal dan untuk memahami hukum pewarisan Mendel. — Ini juga digunakan dalam pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas baru dengan sifat yang diinginkan. |
– Persilangan dihibida digunakan untuk mempelajari interaksi antara dua gen dan untuk memahami pewarisan sifat ganda. — Ini juga digunakan dalam pemuliaan tanaman dan hewan untuk menghasilkan varietas atau ras baru dengan kombinasi sifat yang diinginkan. |
Tabel di atas memberikan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai perbedaan antara monohibrida dan dihibida. Memahami perbedaan ini penting dalam konteks genetika, karena kedua jenis persilangan ini memiliki karakteristik, rasio fenotip, dan aplikasi yang berbeda dalam studi pewarisan sifat. Monohibrida berfokus pada satu sifat, sementara dihibida berfokus pada dua sifat, yang memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang interaksi genetik dan pewarisan sifat dalam organisme. Keduanya merupakan alat penting dalam penelitian genetika dan pemuliaan.