Selubung mielin adalah lapisan pelindung yang mengelilingi akson pada sel saraf (neuron) di sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf perifer (SSP). Mielin terdiri dari zat lemak yang berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls listrik di sepanjang akson. Adanya mielin sangat penting bagi fungsi optimal sistem saraf, karena tanpa mielin, transmisi sinyal saraf akan jauh lebih lambat dan tidak efisien.

Artikel ini akan membahas secara rinci tentang struktur selubung mielin, fungsi utamanya dalam sistem saraf, cara kerjanya, serta gangguan yang terkait dengan kerusakan mielin.
Struktur Selubung Mielin
Secara struktural, mielin adalah lapisan berlapis-lapis yang terbuat dari lipid (lemak) dan protein. Lapisan ini dibentuk oleh dua jenis sel glia tergantung pada lokasi neuron:
- Sel Schwann: Sel ini membentuk selubung mielin di sistem saraf perifer (SSP), yang menghubungkan otot, kulit, dan organ dengan otak dan sumsum tulang belakang.
- Oligodendrosit: Sel ini membentuk selubung mielin di sistem saraf pusat (SSP), yang mencakup otak dan sumsum tulang belakang.
Selubung mielin tidak menutupi seluruh panjang akson secara terus-menerus. Sebaliknya, ia dipisahkan oleh celah-celah kecil yang disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier adalah bagian akson yang tidak terbungkus mielin dan memainkan peran penting dalam transmisi sinyal saraf.
Komposisi Mielin
Mielin sebagian besar terdiri dari lipid, yang menyusun sekitar 70–80% dari total massanya. Lipid ini termasuk fosfolipid dan kolesterol, yang berfungsi sebagai isolator listrik. Bagian lain dari mielin adalah protein, yang membantu dalam stabilitas struktural dan fungsional mielin.
Fungsi Utama Selubung Mielin
Selubung mielin memiliki beberapa fungsi penting yang sangat krusial bagi sistem saraf untuk bekerja secara efisien. Beberapa fungsi utama dari mielin adalah:
1. Meningkatkan Kecepatan Transmisi Impuls Saraf
Fungsi utama selubung mielin adalah mempercepat transmisi impuls listrik di sepanjang akson. Ketika neuron mengirim sinyal listrik yang disebut potensial aksi, sinyal ini bergerak di sepanjang akson menuju sinapsis di ujung akson untuk menyampaikan informasi ke neuron lain atau organ target.
- Konduksi Saltatori: Sinyal listrik tidak bergerak secara terus-menerus di sepanjang akson yang terbungkus mielin. Sebaliknya, sinyal “melompat” dari satu nodus Ranvier ke nodus berikutnya. Proses ini disebut konduksi saltatori, yang memungkinkan sinyal bergerak jauh lebih cepat dibandingkan jika akson tidak memiliki mielin.
- Kecepatan Transmisi: Pada akson bermielin, kecepatan transmisi sinyal dapat mencapai hingga 100 meter per detik, sementara pada akson tanpa mielin, kecepatan ini mungkin hanya sekitar 1 meter per detik.
2. Menyediakan Isolasi Listrik
Mielin berfungsi sebagai isolator listrik yang mencegah kebocoran arus listrik di sepanjang akson. Dengan demikian, mielin memastikan bahwa sinyal listrik tetap kuat dan tidak hilang atau melemah saat berpindah di sepanjang akson. Hal ini sangat penting untuk efisiensi transmisi sinyal saraf, terutama pada akson yang panjang, seperti yang ditemukan di sistem saraf perifer.
3. Menghemat Energi
Proses transmisi sinyal di sepanjang akson memerlukan energi, terutama untuk menjaga gradien ion melalui pompa ion seperti pompa natrium-kalium. Karena potensial aksi hanya terjadi di nodus Ranvier (bukan sepanjang seluruh akson), neuron bermielin menggunakan lebih sedikit energi untuk menjaga gradien ion dibandingkan dengan neuron tanpa mielin. Dengan demikian, mielin membantu mengurangi konsumsi energi oleh neuron.
4. Menjaga Integritas dan Fungsi Akson
Selubung mielin juga membantu melindungi akson dari kerusakan fisik dan kimia yang mungkin terjadi selama transmisi sinyal. Lapisan pelindung ini memberikan stabilitas struktural yang membantu akson mempertahankan fungsinya dalam jangka waktu yang lama.
5. Memfasilitasi Regenerasi di Sistem Saraf Perifer (SSP)
Di sistem saraf perifer, sel Schwann tidak hanya membentuk mielin, tetapi juga berperan aktif dalam regenerasi akson yang rusak. Setelah cedera, sel Schwann membentuk jalur yang membantu akson yang rusak untuk tumbuh kembali. Ini merupakan perbedaan penting dibandingkan dengan oligodendrosit di sistem saraf pusat, yang tidak memiliki kemampuan regeneratif yang sama.
Gangguan yang Terkait dengan Kerusakan Mielin
Kerusakan pada selubung mielin dapat memengaruhi fungsi normal sistem saraf dan menyebabkan berbagai gangguan neurologis. Beberapa kondisi yang terkait dengan kerusakan mielin adalah:
1. Sklerosis Multipel (Multiple Sclerosis)
Sklerosis Multipel (Multiple Sclerosis, MS) adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang selubung mielin di sistem saraf pusat. Ini menyebabkan demielinasi, yaitu hilangnya mielin dari akson, yang mengganggu transmisi sinyal saraf.
- Gejala: Gejala MS termasuk kelemahan otot, gangguan koordinasi, masalah penglihatan, kesulitan berbicara, dan kelelahan. Tingkat keparahan dan progresi penyakit bervariasi di antara individu.
- Penyebab: Penyebab pasti MS belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik dan lingkungan diduga berperan penting.
2. Neuropati Perifer
Neuropati perifer adalah kondisi di mana saraf di sistem saraf perifer mengalami kerusakan, sering kali karena penyakit seperti diabetes, cedera fisik, infeksi, atau racun. Kerusakan mielin di saraf perifer dapat mengakibatkan transmisi sinyal yang terganggu antara otak dan otot atau organ lainnya.
- Gejala: Gejala neuropati perifer meliputi rasa kesemutan, mati rasa, nyeri, kelemahan otot, dan kehilangan refleks di wilayah yang terkena.
3. Sindrom Guillain-Barré
Sindrom Guillain-Barré adalah gangguan autoimun yang langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang mielin di sistem saraf perifer. Sindrom ini sering kali dipicu oleh infeksi virus atau bakteri.
- Gejala: Gejala termasuk kelemahan otot yang dimulai dari kaki dan menyebar ke atas tubuh, menyebabkan kelumpuhan sementara. Dalam kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan bantuan pernapasan.
- Prognosis: Meskipun sindrom Guillain-Barré dapat menyebabkan kelumpuhan sementara, banyak pasien yang pulih sepenuhnya dengan perawatan yang tepat.
4. Leukodistrofi
Leukodistrofi adalah kelompok penyakit genetik langka yang memengaruhi pembentukan atau pemeliharaan mielin. Penyakit ini sering kali muncul pada masa kanak-kanak dan dapat menyebabkan kerusakan progresif pada sistem saraf.
- Gejala: Gejala leukodistrofi meliputi penurunan kemampuan motorik, gangguan penglihatan dan pendengaran, serta keterlambatan perkembangan.
5. Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
Meskipun Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) lebih dikenal sebagai penyakit neuron motorik, ada bukti bahwa kerusakan mielin juga berperan dalam perkembangan penyakit ini. ALS menyebabkan degenerasi neuron motorik yang mengendalikan gerakan otot, sehingga mengakibatkan kelemahan otot dan kelumpuhan.
- Gejala: Gejala ALS meliputi kelemahan otot progresif, kram otot, dan kesulitan bernapas. Penyakit ini sering berakibat fatal dalam beberapa tahun setelah diagnosis.
Kesimpulan
Selubung mielin adalah komponen esensial dalam sistem saraf yang memungkinkan transmisi sinyal saraf berlangsung cepat dan efisien. Mielin berfungsi sebagai isolator listrik yang mempercepat perjalanan impuls saraf melalui proses konduksi saltatori, yang memungkinkan fungsi motorik, sensorik, dan kognitif manusia berjalan dengan baik.
Gangguan pada mielin, seperti pada sklerosis multipel, neuropati perifer, dan sindrom Guillain-Barré, dapat mengakibatkan berbagai masalah neurologis yang serius. Oleh karena itu, memahami fungsi dan pentingnya mielin tidak hanya penting dari sudut pandang biologis, tetapi juga dalam konteks medis untuk mengobati dan mencegah gangguan yang terkait dengan kerusakan mielin.
Penelitian lebih lanjut tentang regenerasi mielin dan perawatan untuk gangguan demielinasi dapat memberikan harapan baru untuk pasien yang menderita penyakit yang melibatkan kerusakan mielin.