Co-branding. – (Keuangan)


Apa Co-branding?

Co-branding adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan banyak nama merek pada suatu barang atau jasa sebagai bagian dari aliansi strategis. Juga dikenal sebagai kemitraan merek, co-branding (atau “cobranding”) mencakup beberapa jenis kolaborasi merek, biasanya melibatkan merek dari setidaknya dua perusahaan. Setiap merek dalam aliansi strategis tersebut menyumbangkan identitasnya sendiri untuk menciptakan merek yang menyatu dengan bantuan logo unik, pengenal merek, dan skema warna.

Inti dari co-branding adalah menggabungkan kekuatan pasar, kesadaran merek, asosiasi positif, dan cap dari dua merek atau lebih untuk memaksa konsumen membayar premi yang lebih besar untuk mereka. Hal ini juga dapat membuat produk tidak mudah disalin oleh kompetisi label pribadi.

Poin Penting

  • Co-branding adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan banyak nama merek pada suatu barang atau jasa sebagai bagian dari aliansi strategis.
  • Co-branding dapat meningkatkan reputasi dua merek atau lebih, tergantung pada strategi yang digunakan. Ada empat strategi berbeda termasuk penetrasi pasar, merek global, penguatan merek, dan strategi perluasan merek.
  • Misalnya, kartu Citi AAdvantage yang memberi Anda miles American Airline saat Anda membelanjakan uang memberi insentif pada kedua perusahaan.

Memahami Co-Branding

Co-branding adalah strategi yang berguna untuk banyak bisnis yang ingin meningkatkan basis pelanggan, profitabilitas, pangsa pasar, loyalitas pelanggan, citra merek, nilai yang dirasakan, dan penghematan biaya. Berbagai jenis bisnis, seperti pengecer, restoran, pembuat mobil, dan produsen elektronik, menggunakan merek bersama untuk menciptakan sinergi berdasarkan kekuatan unik masing-masing merek. Sederhananya, co-branding sebagai strategi berupaya mendapatkan pangsa pasar, meningkatkan aliran pendapatan, dan memanfaatkan peningkatan kesadaran pelanggan.

Co-branding dapat dipicu oleh dua (atau lebih) pihak yang secara sadar memutuskan untuk berkolaborasi pada produk khusus. Ini juga dapat dihasilkan dari merger atau akuisisi perusahaan sebagai cara untuk mentransfer merek yang terkait dengan produsen atau penyedia layanan terkenal ke perusahaan dan merek yang lebih terkenal. Co-branding dapat melihat lebih dari sekedar nama dan asosiasi merek; mungkin juga ada berbagi teknologi dan keahlian, memanfaatkan keuntungan unik dari setiap mitra pencitraan merek bersama.

Produk co-branded lebih terbatas dalam hal audiens daripada produk korporat satu nama yang luas. Citra yang disampaikannya lebih spesifik, sehingga perusahaan harus mempertimbangkan apakah co-branding dapat menghasilkan keuntungan atau jika akan mengasingkan pelanggan yang terbiasa dengan satu nama dengan identitas produk yang sudah dikenal.

Perusahaan harus memilih mitra co-branding dengan sangat hati-hati. Sebanyak perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari hubungan dengan merek lain, ada juga risiko. Strategi yang baik adalah dengan perlahan meluncurkan produk atau layanan merek bersama sebelum mempublikasikan dan mempromosikannya, dengan demikian memberikan waktu kepada pasar untuk memeriksanya.

Strategi Co-Branding

Menurut pakar branding dan pemasaran, ada empat strategi co-branding yang berbeda:

  1. Strategi penetrasi pasar : Strategi konservatif yang berusaha untuk mempertahankan pangsa pasar dan nama merek yang ada dari dua perusahaan yang bermitra atau bergabung.
  2. Strategi merek global: Berusaha melayani semua pelanggan dengan satu merek bersama global yang sudah ada.
  3. Strategi penguatan merek: Dicontohkan dengan penggunaan nama merek baru.
  4. Strategi perluasan merek : Pembuatan nama merek bersama baru untuk digunakan hanya di pasar baru.

Co-Branding vs. Co-Marketing

Co-branding dan co-marketing adalah konsep serupa karena keduanya melibatkan kemitraan antara merek yang berusaha untuk meningkatkan upaya pemasaran mereka, tetapi berbeda dalam cara pelaksanaannya. Pemasaran bersama menyelaraskan upaya pemasaran dua mitra tetapi tidak menghasilkan penciptaan produk atau layanan baru. Co-branding, berdasarkan desain, didasarkan pada penciptaan produk atau layanan baru.

Contoh Co-Branding

Co-branding ada di sekitar Anda. Pertimbangkan contoh-contoh ini:

  • Taco Bell’s Doritos Locos Tacos: Makanan khusus yang dikembangkan bersama oleh Yum! Brands, Inc. dan anak perusahaan PepsiCo Frito-Lay, Inc.
  • “Musik favorit Anda, dengan sekali ketuk”: Kolaborasi Uber dan Pandora Media yang memungkinkan pengendara Uber membuat daftar putar Pandora untuk digunakan selama perjalanan
  • Kartu Citi AAdvantage: Kartu kredit Citi yang memperoleh miles American Airlines dengan pembelian yang memenuhi syarat
  • Makanan supermarket: Campuran kue Pillsbury dengan cokelat Hershey; Sereal Kellogg dengan selai kacang Smucker’s Jif
  • Nike +: Kemitraan Nike Inc dan Apple Inc yang telah menghubungkan teknologi pelacakan aktivitas di perlengkapan atletik dengan aplikasi iPhone dan Apple Watch.