Transaksi Digital – (Keuangan)


Apa Transaksi Digital?

Transaksi digital adalah sistem tanpa batas yang melibatkan satu atau lebih peserta, di mana transaksi dilakukan tanpa memerlukan uang tunai. Transaksi digital melibatkan cara yang terus berkembang dalam melakukan berbagai hal di mana perusahaan teknologi keuangan ( fintech ) berkolaborasi dengan berbagai sektor ekonomi untuk memenuhi tuntutan yang semakin canggih dari pengguna yang paham teknologi.

Poin Penting

  • Transaksi digital adalah proses dimana transaksi terjadi tanpa menggunakan uang tunai.
  • Transaksi digital melibatkan kolaborasi beberapa pihak termasuk perusahaan keuangan besar dan sejumlah sektor dalam perekonomian.
  • Contohnya termasuk menggesek kartu debit di toko, membayar pembelian secara online, atau mentransfer uang dari aplikasi ke rekening bank Anda.
  • Jenis transaksi ini menjadi semakin lazim dan diperlukan karena konsumen beralih dari ekonomi bertenaga uang tunai ke ekonomi digital.

Memahami Transaksi Digital

Dengan semakin kompleksnya kebutuhan investor dan pengguna jasa keuangan, terdapat permintaan akan perangkat yang efektif untuk menyederhanakan proses dan transaksi yang dilakukan oleh pengguna akhir. Tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga keuangan harus meningkatkan jumlah layanan dan penawaran digital, mengingat peningkatan penggunaan layanan otomatis.

Menerapkan teknologi dalam industri keuangan adalah kebutuhan untuk kelangsungan bisnis karena pelanggan mencari alternatif berbiaya rendah untuk layanan keuangan tradisional. Perusahaan fintech telah memimpin revolusi dalam mentransformasi sektor keuangan dengan mendigitalkan ekosistem transaksional klien akhir.

Referensi cepat

Transaksi digital melibatkan pelaksanaan beberapa transaksi oleh banyak perusahaan, semuanya diselesaikan dalam rentang beberapa detik.

Bagaimana Transaksi Digital Bekerja

Transaksi digital mengubah masyarakat operasional tunai tradisional menjadi masyarakat tanpa uang tunai. Ini bisa apa saja mulai dari membayar barang di toko fisik hingga mentransfer uang secara online hingga melakukan perdagangan investasi.

Berikut adalah contoh transaksi sehari-hari yang terlihat cukup sederhana namun sebenarnya tertanam dengan seluk-beluk digital di setiap langkahnya: 

Jane membayar tunai setiap kali dia pergi ke toko grosir (Fresh Chain). Artinya, setiap kali dia kehabisan uang, dia harus pergi ke banknya (Future Bank) untuk mengisi dompetnya. Sayangnya, jika dia membutuhkan uang tunai setelah jam tutup atau pada akhir pekan, dia harus menunggu hingga hari kerja berikutnya saat Future Bank buka. Untuk memasukkan Jane ke dunia keuangan digital, Future Bank memberi Jane kartu debit yang ditautkan secara otomatis ke rekening giro miliknya. Kali berikutnya Jane berbelanja bahan makanan di Fresh Chain, dia menggesek kartunya melalui perangkat pemrosesan pembayaran genggam yang dikenal sebagai Point of Sale (POS). Pembayaran dilakukan dalam hitungan detik dan Jane pulang dengan perasaan puas.

Sekarang mari kita lihat transaksi digital di balik layar. Kartu debit yang dikeluarkan untuk Jane adalah kartu Visa. Visa membuat kartu seperti Jane’s yang memiliki strip magnetis yang menyimpan informasi secara digital. Saat Jane menggesekkan strip magnetis ke POS atau pemroses pembayaran, informasi transaksi ditransfer ke Visa. Pemroses pembayaran bertindak sebagai perantara antara Visa dan Fresh Chain. Visa mencatat informasi yang diterima dari pemroses pembayaran dan meneruskannya ke Future Bank untuk persetujuan. Future Bank mengonfirmasi bahwa Jane memiliki dana yang diperlukan di rekening giro untuk menyelesaikan pembeliannya dan mengotorisasi transaksi. Visa kemudian menyampaikan informasi ini melalui mesin POS sebagai transaksi resmi.

Jumlah persis transaksi didebit dari rekening koran Jane dan persentase dari jumlah ini, katakanlah 98%, dikreditkan ke rekening Fresh Chain. Sisa 2% dibagi antara Future Bank dan Visa sebagai biaya mereka. Meski prosesnya tampak lama, sebenarnya itu terjadi dalam hitungan detik.

Manfaat Transaksi Digital

Contoh transaksi digital di atas dibuat untuk menunjukkan betapa manfaat adaptasi teknologi lebih besar daripada biaya untuk bisnis, lembaga keuangan, dan pengguna akhir. Namun, ada inisiatif digital yang muncul untuk mengganggu pengaturan transaksi digital sebelumnya. Sama seperti kartu kredit yang mengganggu penggunaan uang tunai, proses seperti transaksi online dan mata uang kripto juga mengganggu aturan di mana kehadiran fisik dan kartu kredit, masing-masing, diperlukan untuk transaksi.

Portal e-niaga telah menyediakan sarana bagi pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi digital; platform layanan cloud telah menyediakan proses digital untuk menyimpan data; gateway crowdfunding telah menyediakan sarana bagi individu dan perusahaan rintisan untuk memiliki akses ke dana; forum pinjaman peer-to-peer telah menyediakan cara bagi individu untuk saling meminjamkan dan meminjam tanpa direpotkan oleh regulasi perbankan tradisional; alat roboadvising telah memberikan cara bagi individu untuk merencanakan fase pensiun mereka; dll.

Ini semua merupakan transaksi digital yang pada akhirnya dapat terganggu oleh penemuan baru selama bertahun-tahun.

Artikel terkait

  1. Cara Kerja Kartu Kredit Visa Amazon Prime Rewards Signature
  2. Kartu Visa
  3. Visa komersial
  4. Kartu Debit vs.Kartu Kredit: Apa Bedanya?
  5. Kartu Kredit Vs. Kartu Debit: Apa bedanya?
  6. 4 Negara Tempat Warga AS Membutuhkan Visa
  7. Bagaimana Kartu Kredit Target Bekerja
  8. VISA vs MasterCard: Apa bedanya?
  9. Berikut cara kerja kartu kredit Banana Republic, termasuk fitur, suku bunga, dan biaya saat ini
  10. Distribusi Rollover yang Memenuhi Syarat