Klasifikasi iklim Köppen banyak digunakan di dunia yang berbasis pada sistem klasifikasi iklim empiris vegetasi yang dikembangkan oleh ahli botani-klimatologi Wladimir Köppen dari Jerman. Tujuannya adalah untuk merancang formula yang akan menentukan batas-batas iklim sedemikian rupa sehingga sesuai dengan mereka yang sedang berada pada zona vegetasi (bioma) yang sedang dipetakan untuk pertama kalinya selama hidupnya.
Köppen menerbitkan skema pertama pada tahun 1900 dan versi revisinya pada tahun 1918. Dia terus merevisi sistem klasifikasinya sampai kematiannya pada tahun 1940. Wladimir Koppen mengklasifikasi daerah iklim berdasarkan rata-rata curah hujan dan temperatur, baik bulanan maupun tahunan. Hal itu disebabkan curah hujan dan temperatur merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan di permukaan bumi.
Peta di bawah ini menunjukkan distribusi (pada tahun 2006) zona iklim di permukaan tanah Bumi dengan akurasi perkiraan 0,5 derajat.
Untuk membedakan ciri-ciri temperatur dan hujan Koppen menggunakan simbol huruf besar dan kecil. Digunakan untuk menentukan pembagian daerah iklim berdasarkan temperatur bulan terdingin atau terpanas:
- A = iklim tropis
- B = iklim kering
- C = iklim sedang
- D = iklim dingin
- E = iklim kutub
Digunakan untuk membedakan tipe atau ciri-ciri hujan di setiap daerah iklim:
- f = selalu basah : hujan bisa jatuh dalam semua musim
- s= buan kering pada musim panas dibelahan bumi yang bersangkutan.
- w = bulan kering(winter)
- m = hujan cukup(MEDIUM.
Tabel Klasifikasi iklim menurut koppen:
Kode | Deskripsi | Kelompok | Jenis Curah Hujan | Tingkat Panas |
Af | Iklim hutan hujan tropis | Tropis | Hutan hujan | |
Saya | Iklim hujan tropis | Tropis | Musim | |
Sebagai | Iklim savana kering tropis | Tropis | Savanna, Kering | |
Ah | Sabana tropis, basah | Tropis | Savanna, Basah | |
BSh | Iklim semi-arid (stepa) panas | Kering | Stepa | Panas |
BSk | Iklim semi-arid (stepa) dingin | Kering | Stepa | Dingin |
BWh | Iklim gurun panas | Kering | Gurun | Panas |
BWk | Iklim gurun dingin | Kering | Gurun | Dingin |
Cfa | Iklim subtropis lembab | Sedang | Tanpa musim kemarau | Musim panas yang panas |
Cfb | Iklim laut sedang | Sedang | Tanpa musim kemarau | Musim panas yang hangat |
Cfc | Iklim lautan subpolar | Sedang | Tanpa musim kemarau | Musim panas yang dingin |
Csa | Iklim Mediterania musim panas | Sedang | Musim panas yang kering | Musim panas yang panas |
Csb | Iklim Mediterania musim panas yang hangat | Sedang | Musim panas yang kering | Musim panas yang hangat |
Csc | Iklim Mediterania musim panas yang sejuk | Sedang | Musim panas yang kering | Musim panas yang dingin |
Cwa | Iklim subtropis lembab yang dipengaruhi muson | Sedang | Musim dingin yang kering | Musim panas yang panas |
Cwb | Iklim dataran tinggi subtropis atau iklim laut sedang dengan musim dingin kering | Sedang | Musim dingin yang kering | Musim panas yang hangat |
Cwc | Iklim dataran tinggi subtropis dingin atau iklim lautan subpolar dengan musim dingin yang kering | Sedang | Musim dingin yang kering | Musim panas yang dingin |
Dfa | Iklim kontinental lembab panas-musim panas | Dingin (benua) | Tanpa musim kemarau | Musim panas yang panas |
Dfb | Iklim kontinental lembab musim panas yang hangat | Dingin (benua) | Tanpa musim kemarau | Musim panas yang hangat |
Dfc | Iklim subarktik | Dingin (benua) | Tanpa musim kemarau | Musim panas yang dingin |
Dfd | Iklim subarktik yang sangat dingin | Dingin (benua) | Tanpa musim kemarau | Musim dingin yang sangat dingin |
Dsa | Iklim panas, kering-musim panas | Dingin (benua) | Musim panas yang kering | Musim panas yang panas |
Dsb | Iklim kontinental hangat, kering-musim panas | Dingin (benua) | Musim panas yang kering | Musim panas yang hangat |
Dsc | Iklim subarctic kering-musim panas | Dingin (benua) | Musim panas yang kering | Musim panas yang dingin |
Dwa | Iklim kontinental panas-lembab yang dipengaruhi musim panas | Dingin (benua) | Musim dingin yang kering | Musim panas yang panas |
Dwb | Iklim benua lembab yang dipengaruhi musim panas yang hangat | Dingin (benua) | Musim dingin yang kering | Musim panas yang hangat |
Dwc | Iklim subarctic yang dipengaruhi angin | Dingin (benua) | Musim dingin yang kering | Musim panas yang dingin |
Dwd | Iklim subarctic yang sangat dipengaruhi muson | Dingin (benua) | Musim dingin yang kering | Musim dingin yang sangat dingin |
EF | Iklim topi es | Kutub | Topi es | |
ET | Tundra | Kutub | Tundra |
Iklim Hujan Tropis (A)
Daerah hujan tropis yaitu daerah yang mempunyai temperatur bulanan terdingin +18°C. Iklim tersebut dibagi menjadi tiga tipe yaitu Hutan Hujan Tropika (Af), Monsun Tropika (Am), dan Savana (Aw).
Hutan Hujan Tropika (Af)
Daerah tipe f pada bulan terkering, curah hujan rata-rata > 60 mm. OKI, di daerah ini terdapat hutan-hutan yang lebat.
Terdapat di : Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi Utara.
Monsun Tropika (Am)
Daerah peralihan yang jumlah hujan pada bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering. Di daerah ini masih terdapat hutan yang cukup lebat.
Terdapat di : Jawa Tengah, Jawa Barat, sebagian Sulawesi Selatan, dan pantai selatan Papua.
Savana (Aw)
Daerah tipe w memiliki musim kering yang panjang
jumlah hujan pada bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan kering. Vegetasi di daerah ini berupa padang rumput dan pohon-pohon yang jarang.
Terdapat di : Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Aru.
Iklim Kering (B)
Daerah iklim kering (subtropik) mempunyai tingkat evaporasi(penguapan) tinggi daripada curah hujan, temperatur bulan terdingin 18-3°C.
OKI, persediaan air tidak cukup untuk mendukung kehidupan tanaman.
Tanaman tertentu yang dapat hidup seperti kaktus.
Iklim Stepa (Bs)
Daerah setengah kering (semi arid) dengan curah hujan di lintang rendah antara 380-760 mm/tahun.
Iklim Padang Pasir (Bw)
– Daerah kering (arid) yang mempunyai curah hujan kurang dari 250 mm/tahun.
Iklim Hujan Sedang (C)
Daerah iklim sedang dengan suhu udara rata-rata bulan
terdinginnya = -3-18°C
terpanas >10°C
Iklim ini dibagi menjadi tiga tipe yaitu Iklim Sedang dengan Musim Panas yang Kering (Cs), Iklim Sedang dengan Musim Dingin yang Kering (Cw), Iklim Sedang yang Lembab (Cf).
Iklim Sedang dengan Musim Panas yang Kering (Cs)
Adanya:
musim panas yang kering apabila jumlah hujan terkering (<30mm) pada musim panas lebih kecil dari 1/3 jumlah hujan bulan terbasah pada musim dingin.
Contoh: Madrid di Spanyol ; California; Perth di Australia; Santiago di Chili dsb.
Iklim Sedang dengan Musim Dingin yang Kering (Cw)
Adanya:
musim panas yang lembab
musim dingin yang kering apabila jumlah hujan rata-rata pada musim dingin lebih kecil dari 1/10 jumlah hujan bulan terbasah pada musim panas
Iklim Sedang yang Lembab (Cf)
Adanya:
Iklim Sedang tidak dengan musim kering, daerah ini selalu lembab sepanjang tahun.
Contoh: Chili; Argentina; Islandia; Norwegia
Iklim Dingin (D)
Daerah yang termasuk iklim dingin mempunyai temperatur rata-rata bulan-bulan terdingin kurang dari -3°C dan rata-rata bulan-bulan terpanas lebih dari 10°C. Iklim ini dibagi menjadi dua tipe yaitu Iklim Dingin dengan Musim Dingin yang Kering (Dw) dan Iklim Dingin tanpa Periode Siang (Df).
Iklim Dingin dengan Musim Dingin yang Kering (Dw)
Contoh: Seoul di Korsel dan Rusia.
Iklim Dingin selalu Basah (Df)
Contoh: Kanada, Norwegia, dsb.
Iklim Kutub (E)

Daerah yang termasuk iklim kutub mempunyai rata-rata temperatur bulan terpanas kurang dari 10°C.
Iklim itu dibagi menjadi dua tipe iklim yaitu Iklim Tundra (ET) dan Iklim Es Salju Abadi (EF).
Iklim Tundra (ET)
Temperatur rata-rata bulan terpanas 10-0 C.
Oleh karena itu daerah ini hanya terdapat berbagai lumut.
Terdapat di daerah Kanada utara dan rusia utara
Iklim Es-Salju Abadi (EF)
Temperatur rata-rata bulan terpanas dibawah 0 C.
Oleh karena itu derah ini terdapat es-salju abadi.
Terdapat di daerah :
Antarktika dan Greenland