Kimia

Ciri-ciri molekul polar: Kekuatan Dalam Ketidakseimbangan

Molekul polar adalah molekul yang memiliki momen dipol yang tidak sama nol, atau dengan kata lain, memiliki muatan positif dan negatif yang tidak terdistribusi secara merata. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu molekul polar, bagaimana mereka terbentuk, dan pentingnya sifat polaritas dalam berbagai aspek kehidupan.

Molekul polar terbentuk saat ada perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang membentuk molekul tersebut. Keelektronegatifan adalah kemampuan atom untuk menarik pasangan elektron dalam ikatan kimia. Jika perbedaan keelektronegatifan cukup besar, molekul akan menjadi polar.

Salah satu contoh molekul polar yang sangat dikenal adalah molekul air (H2O). Dalam molekul air, atom oksigen memiliki keelektronegatifan yang lebih tinggi dibandingkan dengan atom hidrogen. Akibatnya, atom oksigen menarik pasangan elektron lebih kuat, menciptakan muatan negatif yang terkonsentrasi pada atom oksigen dan muatan positif yang terkonsentrasi pada atom hidrogen.

Sifat polaritas molekul memiliki dampak penting dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu contohnya adalah dalam pelarut kimia. Molekul polar seperti air mampu melarutkan senyawa polar lainnya dengan mudah karena muatan positif dan negatif dapat berinteraksi dengan muatan sejenis dalam senyawa yang akan larut.

Selain itu, polaritas molekul juga berperan dalam sifat fisik zat. Misalnya, molekul polar cenderung memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul nonpolar. Hal ini disebabkan karena gaya tarik antara molekul polar lebih kuat, sehingga membutuhkan energi yang lebih tinggi untuk memisahkan molekul-molekul tersebut.

Dalam kimia organik, pemahaman tentang polaritas molekul sangat penting dalam memprediksi reaksi dan interaksi antarmolekul. Molekul polar cenderung berinteraksi dengan molekul polar lainnya, sementara molekul nonpolar cenderung berinteraksi dengan molekul nonpolar. Pengetahuan ini membantu para ilmuwan dalam merancang senyawa dengan sifat dan fungsi yang diinginkan.

Dalam kesimpulan, molekul polar adalah molekul yang memiliki momen dipol yang tidak sama nol, biasanya karena perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang membentuk molekul tersebut. Sifat polaritas memainkan peran penting dalam pelarutan, sifat fisik zat, dan reaksi kimia. Memahami polaritas molekul membantu kita dalam memahami interaksi dan sifat zat dalam berbagai aspek kehidupan.

Ciri molekul polar

Beberapa ciri-ciri molekul polar dibahas di bawah ini:

  • Molekul polar harus memiliki muatan berlawanan.
  • Mereka harus memiliki nilai momen dipol.
  • Molekul polar harus memiliki perbedaan keelektronegatifan.
  • Salah satu dasar dari prinsip kelarutan, mereka harus larut dalam molekul polar dan tidak larut atau sedikit larut dalam molekul non-polar.
  • Karena muatan berlawanan, molekul polar memiliki tarikan elektrostatik yang kuat, yang meleleh dan mendidihnya tinggi dibandingkan dengan yang non-polar.
  • Molekul polar dibentuk oleh kombinasi logam dan non-logam sehingga memiliki ikatan ion.

Jika mereka sangat berbeda, dapat dikatakan bahwa spesi tersebut adalah molekul yang sangat polar. Beberapa spesi kimia, seperti rantai molekul karbon, berbagi elektron secara merata dan dikatakan sebagai molekul nonpolar.

Biasanya, penunjukan apakah suatu molekul polar atau nonpolar berasal dari jumlah semua ikatannya yang dipertimbangkan bersama. Setiap atom memiliki elektronegativitas tertentu.

Ketika terikat pada atom lain, atom dengan elektronegativitas yang lebih tinggi akan cenderung menarik lebih banyak elektron. Jika perbedaannya tidak besar, ikatan nonpolar terbentuk.

Jika perbedaannya besar, ikatan polar akan terbentuk dan satu atom akan menarik lebih banyak elektron.

Dalam kasus yang lebih ekstrim, atom dengan elektronegativitas yang lebih besar akan melepaskan elektron dari atom pertama dan tidak membaginya sama sekali. Ini menciptakan ikatan ionik yang hanya merupakan daya tarik antara dua spesies atom yang positif dan negatif.

Karena mereka tidak berbagi elektron, tidak ada ikatan fisik yang menghubungkan spesies ini, dan mereka dianggap sebagai ion dalam matriks dan bukan molekul polar.

Contoh Molekul Polar

Air

Molekul polar yang paling penting di Bumi adalah air. Seperti terlihat pada gambar di bawah, air adalah molekul polar karena elektronegativitas kuat dari atom oksigen. Ini memaksa sebagian besar elektron ke sisi molekul tempat oksigen hadir, menciptakan area yang sangat negatif. Sisi lain molekul menjadi lebih positif, karena proton atom hidrogen. Polaritas molekul ini dapat menciptakan sejumlah besar reaksi di lingkungan. Ini dapat melarutkan ion dan molekul polar lainnya, dan dapat membuat ikatan hidrogen sementara dengan molekul air lainnya. Karena air adalah molekul polar yang dapat berinteraksi dengan molekul air lainnya, ia menciptakan struktur yang lebih stabil. Ini memungkinkan air memiliki kapasitas panas yang tinggi, atau kemampuan untuk menyimpan energi panas dalam ikatan ini. Meskipun membutuhkan banyak energi untuk memanaskan air, ia juga tetap hangat untuk waktu yang lebih lama daripada kebanyakan cairan. Ini adalah bagian dari alasan mengapa kehidupan mungkin terjadi di Bumi, karena air dapat membawa panas ke wilayah pesawat yang menerima sedikit energi matahari.

Amonia

Molekul polar sederhana lainnya adalah amonia. Rumus kimia amonia adalah NH3 dan dapat dilihat secara struktural pada gambar di bawah ini. Atom nitrogen, seperti oksigen dalam air, jauh lebih elektronegatif daripada hidrogen yang menempel. Ini menyebabkan distribusi elektron yang tidak merata dan membuat amonia menjadi molekul polar. Amonia, sementara digunakan sebagai pembersih, ditemukan di alam sebagai produk limbah. Ikan dan hewan air lainnya menghilangkan amonia secara langsung, sementara hewan darat sering mengubahnya menjadi urea dan bentuk lain yang kurang beracun. Karena amonia adalah molekul polar, itu dapat dilarutkan dengan air. Karena amonia adalah produk sampingan dari pemecahan dan pembuatan protein dan zat tubuh, sebagian besar sistem ekskretoris mengandalkan air untuk mengeluarkan amonia dari tubuh.

Senyawa Polar Dan Non Polar

Dalam hal ini untuk dapat membedakan kedua senyawa berikut ini yakni senyawa polar dan non polar yang dapat ditunjukan dari beberapa sisi yang diantaranya dari ciri senyawa, distribusi elektronnya dan ukuran kuantitatif titik didih.

Dalam hal ini untuk dapat membedakan kedua senyawa berikut ini yakni senyawa polar dan non polar yang dapat ditunjukan dari beberapa sisi yang diantaranya dari ciri senyawa, distribusi elektronnya dan ukuran kuantitatif titik didih. Nah untuk lebih jelasnya silahkan anda menginyak uraian berikut ini semiga dengan memberikan ulasan ini dapat menambah pengatahuan anda.

Apa itu Senyawa Polar

Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.

Ciri – Ciri Senyawa Polar

Ada beberapa ciri-ciri senyawa polar yang diantaranya yaitu:

  • Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain.
  • Memiliki kutub + dan kutub – akibat tidak meratanya distribusi elektron.

Memiliki pasangan elektron bebas “apabila bentuk molekul diketahui” atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.

Contoh Senyawa Polar :

  • Alkhol, HCI, PC13, H2O, N2O5.
  • H2O, HCL, HF, HI dan HBr

Apa itu Senyawa Non Polar

Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.

Ciri-Ciri Senyawa Non Polar

  • Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain.
  • Tidak memiliki kutub + dan kutub – akibat meratanya distribusi elektron.

Tidak memiliki pasangan eletron bebas “bila bentuk molekul diketahui” atau keelektronegarifannnya sama.

Contoh Senyawa Non Polar :

  • C12, PC15, H2, N2.
  • O2, CO2,CH4 dan Cl2

Ukuran Kuantitatif Titik Didih Senyawa Kovalen

Dalam hal ini untuk senyawa polar titik didihnya lebih tinggi dari pada senyawa non polar seperti yaitu:

  • Urutan titik didih, ikatan hidrogen > dipol-dipol > non polar-non polar atau ikatan hidrogen > van der waals > gaya london.
  • Bila sama-sama polar/non polar, yang Mr besar titik didihnya lebih besar.

Untuk senyawa karbon Mr sama, rantai C memanjang titik didih > rantai bercabang “bulat”.

Polarisasi Ikatan Kovalen

Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.

Contoh 1 : Molekul HCl

Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.

Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).

Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.

Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

Contoh 2 :

Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.

Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.

Contoh 3 :

Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan elektron tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama kuat ke semua atom (tidak terbentuk kutub).

Sifat – Sifat Senyawa Kovalen

Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau.

Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum, senyawa polar larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Air merupakan pelarut universal yang bersifat polar.

Oleh karena itu, air akan melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat polar, dan sebaliknya, tidak melarutkan senyawa nonpolar. Berdasarkan sifat pelarut air tersebut, maka kita dapat mengetahui kepolaran suatu senyawa dengan menguji kelarutannya dalam air.

Perbedaan Senyawa Polar Dengan Non Polar

Ada beberapa perbedaan senyawa polar dengan non polar yang diantaranya yaitu:

Senyawa Polar

  • Dapat larut dalam air.
  • Memiliki pasangan eketron bebas “bentuk tidak simteris”.
  • Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5.

Contoh: NH3, PCI3, H2O, HCI, HBr, SO3, N2O5, CI2O5.

Senyawa Non Polar

  • Tidak dapat larut dalam air.
  • Tidakn memiliki pasangan elektron bebas “bentuk simteris”.
  • Berakhir genap.

Contoh: F2, CI2, Br2, I2, O2, H2, N2, CH4, SF6, PCI5, BCI3.

Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang permanen ( dipol permanent ) Jadi antar molekul polar terjadi gaya tarik dipol permanent.

Senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang kecil, bahkan untuk senyawa biner dwiatom ( seperti O2,H2) perbedaan keelektronegatifannya = 0.

Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya tarik dipol sesaat   ( gaya dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti atom salah satu atom menginduksi elektron atom lain sehingga terjadilah kutub kutub yang sifatnya sesaat.

 

Post terkait

Unsur, Senyawa, dan Molekul: Bahan Penyusun Materi

Molekul dan Senyawa: Pengertian dan Perbedaan

Perbedaan Molekul dan Atom dalam IPA

Perbedaan Massa Molar dan Massa Molekul dalam IPA

pengertian atom dan molekul, Perbedaan, dan Contoh

Related Posts