5 MANAJEMEN KRISIS UNTUK MENGUBAHNYA MENJADI PELUANG

Setiap hari, kita sebagai karyawan, pimpinan, pelaku bisnis atau pengusaha selalu berhadapan dengan berbagai masalah. Baik masalah yang bisa diprediksi maupun masalah yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Beberapa masalah yang sering kita hadapi adalah terjebak macet padahal ada rapat kerja di pagi hari, berjuang untuk bisa membayar gaji karyawan, bertemu klien yang menyebalkan , mendapatkan karyawan yang membocorkan rahasia perusahaan, dan lain sebagainya.

Setiap orang perlu memiliki manajemen krisis yang baik. Manajemen krisis dapat membantu kita untuk menghadapi dan menyelesaikan semua masalah yang ada. Setidaknya, manajemen krisis dapat membantu kita menjadi individu yang berani mengambil risiko. Bukan menjadi pribadi yang menjauhi setiap masalah yang datang, karena pada kenyataannya kita memang tidak bisa menghindari masalah yang hadir dalam hidup kita.

Masalah ada untuk diselesaikan, bukan untuk dihindari. Jika kita menunda penyelesaian suatu masalah , semakin lama kita menundanya, maka akan semakin rumit masalahnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 manajemen krisis yang sangat penting, dan akan membantu kita mengubah krisis menjadi peluang.

Terlebih lagi, salah satu kriteria orang sukses adalah selalu melihat masalah sebagai peluang emas. Jadi bagi rekan-rekan Career Advice yang ingin menjadi orang sukses, mari mulai dari sekarang kita ubah krisis menjadi peluang. Menurut website pengusaha, ada 5 manajemen krisis yang kita butuhkan dalam hal ini, yaitu sebagai berikut.

1. Menjaga Pikiran Anda Tetap Tenang.

Ini mungkin cara yang sangat klasik dan sudah pernah dibahas oleh banyak orang sebelumnya. Namun pada kenyataannya, metode ini adalah manajemen krisis yang paling penting.

Untuk dapat menghadapi masalah, baik yang berhubungan dengan kehidupan maupun pekerjaan di kantor. Pikiran yang tenang dan jernih sangat diperlukan. Tanpa pikiran yang tenang, kita tidak dapat berpikir dengan baik. Efeknya, kita akan membuat keputusan yang tidak tepat, bahkan mungkin berbahaya bagi diri sendiri dan banyak orang.

Ketika masalah datang, cobalah untuk langsung membayangkan bahwa masalahnya adalah “makanan enak” yang perlu kita makan. Untuk menikmati makanan, kita perlu memakannya dengan pisau, garpu dan sendok sebagai alat yang tepat untuk memakan makanan lezat yang kita miliki.

Nah, pikiran yang tenang akan membantu kita untuk memikirkan alat atau strategi apa saja yang bisa kita gunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Apakah kita harus bertemu dengan klien untuk mengadakan rapat kerja? Apakah kita harus mengadakan pelatihan khusus untuk karyawan? Dan seterusnya.

Intinya ketika masalah datang, segera ambil tindakan agar pikiran kita tetap tenang . Selebihnya, biarkan pikiran kita memikirkan baik-baik solusi yang tepat untuk setiap masalah yang ada.

2. Membuang Pikiran Negatif.

Apa yang kita pikirkan, itulah hasil yang akan kita dapatkan. Jika kita selalu berpikir negatif saat menghadapi krisis, maka alam bawah sadar kita akan membuat usaha kita sia-sia. Hasil? kita tidak dapat menyelesaikan konflik dengan baik.

Sebaliknya jika kita berusaha untuk selalu berpikir positif. Meski dunia seakan tidak mendukung pikiran positif kita, namun rasa optimis akan lahir dalam diri kita. Sehingga sesulit apapun masalahnya, kita selalu memiliki kemampuan untuk menyelesaikannya dengan baik dan tepat.

3. Mengabaikan Aturan yang Ada.

Percaya atau tidak, ada kalanya kita perlu mengabaikan peraturan yang ada. Namun, ini tidak berarti bahwa aturan dibuat untuk dilanggar! Alasannya karena peraturan yang ada di sekitar kita seringkali tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, manajemen krisis terlihat sangat datar. Bahkan, kita bisa lebih inovatif dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap krisis yang ada dalam hidup kita.

Dengan kata lain, ada kalanya kita perlu mengambil tindakan yang cukup berani dan mengabaikan atau pura-pura tidak tahu aturan yang sudah ketinggalan zaman, hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan yang kita harapkan. Yang terpenting masalah bisa diselesaikan dengan baik tanpa merugikan orang lain.

4. Mencoba Berpikir Berbeda.

Berani mengabaikan aturan kuno adalah langkah awal untuk bisa berpikir kreatif dan inovatif dalam menghadapi krisis. Logikanya, jika kita masih tidak berani keluar dari kotak, selamanya kita akan terjebak di dalam kotak. Dan, selamanya kita juga akan menghadapi krisis dengan aturan dan ide lama yang sebenarnya sudah tidak relevan lagi dengan krisis yang kita hadapi. Terlebih lagi, bisnis selalu mengalami perubahan signifikan dari waktu ke waktu.

Jadi, kita dituntut untuk terus bergerak mengikuti perkembangan zaman agar tidak terbelakang. Begitu juga dengan menyelesaikan krisis, diperlukan pemikiran yang kreatif dan brilian untuk menyelesaikan krisis saat ini.

5. Mencintai Nasib yang Kita Miliki.

Terkadang, kita suka membandingkan krisis atau masalah yang kita hadapi dengan krisis yang dihadapi orang lain. Padahal, setiap orang sudah memiliki tantangan dan masalah dalam hidupnya. Untuk memiliki manajemen krisis yang baik, kita perlu mengesampingkan nasib atau nasib orang lain.

Cukup fokus pada apa yang kita hadapi sekarang dan cintai apapun takdir yang kita miliki sekarang. Dengan menerima kenyataan yang kita hadapi sekarang, kita akan lebih mudah berpikir dalam menghadapi segala krisis yang ada.