Aktivasi Molekuler: Pengaruh Aktivasi Molekuler

Analisis Bio-Fisik – Ultraviolet

Prosedur dan pengaruh aktivasi molekuler secara signifikan meningkatkan kapasitas antioksidan dan aktivitas biologis antioksidan teraktivasi. Demikian pula, waktu aktivasi yang diperlukan untuk mengoptimalkan kapasitas antioksidan suatu molekul bervariasi antara beberapa detik dan beberapa jam. Tergantung pada struktur masing-masing senyawa.

Hasilnya lebih relevan di beberapa molekul dari pada orang lain. Tetapi proses ini tidak dapat diubah dan di semua senyawa diperlakukan peningkatan kapasitas antioksidan adalah termostabil dan tidak hilang dari waktu ke waktu.

Analisis yang dilakukan untuk menentukan kemungkinan perubahan struktural antara ekstrak alfalfa yang diaktifkan dan yang tidak diaktifkan menghasilkan kesimpulan berikut:

  • Spektrum UV dari kedua ekstrak sangat mirip.
  • Tidak ada puncak yang muncul atau menghilang.
  • Perbedaan spektrum diamati pada 190 nm, yang menunjukkan peningkatan penyerapan cahaya produk setelah aktivasi.

Baca Juga: Aktivasi Molekuler: Analisis Bio-Fisik – Ultraviolet

Studi Spektroskopi UV

Memberikan kontribusi stres oksidatif pada degradasi sistem kekebalan tubuh saat bekerja pada replikasi virus dalam sel yang terinfeksi. Selain itu, mekanisme ini menginduksi sebuah oksidatif meledak di macrogaphs dan neutrofil. Menurunnya kadar diinduksi superoksida dismutase (enzim anti radikal bebas). Sedangkan peningkatan sitokin tergantung pada stres oksidatif. Ini juga dapat meningkatkan dan menyebabkan diprogram kematian limfosit.

Sediaan VIUSID, terdiri dari antioksidan teraktivasi spesifik. Hal ini dirancang untuk mengurangi radikal bebas dan stres oksidatif tersebut disebabkan oleh efek destruktif dari virus. Spesifik diaktifkan antioksidan dari VIUSID bertindak sebagai inhibitor oksidatif. Memblokir tidak hanya stres oksidatif, tetapi juga degradasi sistem kekebalan tubuh dan replikasi virus.