Apa Analisis Percakapan Dalam Linguistik: Panduan Utama Untuk Analisis Percakapan

Conversation Analysis (CA) merupakan kajian yang paling menarik dalam ilmu komunikasi. Ini juga disebut metodologi etno, di mana kita mempelajari bagaimana orang mengatur atau mengelola pembicaraan mereka sehari-hari.

Teori analisis linguistik berfokus pada interaksi sosial, seperti rentang gerak komunikator dan bagaimana mereka mengatur dan mengatur urutan diskusi.

Hal ini ditandai dengan pengamat yang cermat. Peneliti menganalisis pembicaraan dan memeriksa apa yang tampaknya dilakukan pembicara ketika mereka berkomunikasi. Dia harus memperhatikan setiap bagian percakapan, dan setiap tindakan yang dilakukan dalam percakapan.

Peserta melakukan banyak hal sekaligus seperti bertanya dan menjawab pertanyaan, mengatur giliran berbicara dan kegiatan untuk melindungi wajah. Yang paling penting adalah mengetahui bagaimana semuanya dilakukan dengan menggunakan bahasa. Ini adalah pengalaman yang luar biasa, untuk mengetahui jenis kata dan bahasa apa yang digunakan oleh kedua belah pihak.

Harus ada urutan dan komunikasi sistematis yang dibangun oleh peserta selama percakapan.

Analisis ini memberikan perhatian pada beberapa topik,

  • Kepada siapa pembicara berbicara.
  • Apakah mereka mengikuti aturan dan regulasi percakapan?
  • Putar untuk berbicara, diam, jeda (gap), Tumpang tindih, pagar adalah bagian dari percakapan.

Panduan Utama Untuk Analisis Percakapan

STRATEGI

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan percakapan yang runtut agar proses komunikasi dapat berjalan efektif.

Yang pertama adalah prinsip kerjasama yang mengharuskan peserta untuk berkontribusi dalam percakapan percakapan yang bernilai. Kerjasama dalam percakapan dapat dicapai melalui empat kaidah, yaitu:

  1. Kata-kata tindakan
  2. Kata-kata berkualitas
  3. Kata-kata yang relevan
  4. Berperilaku kata-kata

Kedua, percakapan yang koheren dapat dicapai dengan memastikan bahwa setiap tindakan adalah hasil dari tanggapan yang sesuai dengan tindakan sebelumnya.

Ketiga, peserta harus sadar, bahwa percakapan adalah tindakan praktis untuk mencapai tujuan percakapan. Terjadinya percakapan yang runtut bergantung pada proses berpikir yang cermat dari pihak komunikator untuk mencapai suatu tujuan.

Keempat, mengelola perbedaan pendapat sehingga perbedaan dapat dikurangi dan kesepakatan dapat dicapai secepat mungkin.