Apa itu Madrasah?

Kata Madrasah berasal dari bahasa Semit yang berarti belajar di suatu tempat. Dalam bahasa Arab dan dalam banyak bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa Arab, madrasah ( madrasah, madrasah atau madrasah ) mewakili institusi pembelajaran swasta, publik, sekuler, dan keagamaan yang mencakup sekolah dan universitas untuk siswa Muslim atau non-Muslim. Di negara-negara Islam, madrasah biasanya menyertakan beberapa kursus, seringkali dua, seperti hifz (menghafal seluruh Alquran) dan ‘Alim (bagi mereka yang ingin menjadi pemimpin Muslim). AN Alim mengajarkan tafsir Alquran, hukum Islam, ajaran Nabi Muhammad, logika dan sejarah Muslim. Namun, di negara-negara minoritas Muslim, termasuk barat, madrasah mengacu pada sistem pendidikan agama di mana siswa mempelajari konten Islam dalam bahasa Arab, termasuk Alquran, Hadis, sejarah Islam dan sastra Arab. Kebanyakan madrasah biasanya, tetapi tidak selalu, terkait dengan masjid.

Sejarah Awal Madrasah

Salah satu bukti pertama pendidikan madrasah berasal dari tahun 859 M di Maroko Jāmi’at al-Qarawīyīn (Universitas Al Quaraouiyine), salah satu universitas tertua. Penyebutan awal lainnya termasuk Mesir sekitar 959. Selama periode abad pertengahan (abad kesepuluh) di dunia Islam, maktab lebih rendah daripada madrasah dan sering diajarkan di masjid saja, sedangkan madrasah berarti pendidikan tinggi. Namun, integrasi ilmu sekuler, etika, musik dan studi filosofis di madrasah terjadi kemudian selama periode ini. Antara abad kesebelas dan keempat belas, kurikulum madrasah tumbuh dan menjadi lebih canggih, termasuk filsafat Islam dan disiplin ilmu kemudian seperti matematika, geografi, astronomi dan astrologi. Selama Kekaisaran Ottoman, sistem pendidikan Madrid mengintegrasikan pendidikan spiritual, intelektual, tertulis dan lisan. Penggunaannya luas sampai-sampai mengubah gereja menjadi madrasah untuk mengajarkan hadits dan kedokteran tingkat tinggi saat itu.

Pentingnya Madrasah Menurut Islam

Cendekiawan Muslim percaya bahwa instruksi madrasah berlabuh pada ayat Alquran di mana nabi Muhammad mengatakan bahwa ” Tuhan, beri aku pengetahuan ” Dan dalam ayat lain di mana dia berkata ” barangsiapa meninggalkan rumah untuk mencari ilmu berjalan dengan Tuhan ,” Dan “ mencari ilmu dari buaian sampai liang lahat” . Apalagi peribahasa Arab abadi “ tinta ulama lebih berharga daripada darah para syuhada ”, ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi umat Islam pertama. Percaya bahwa Nabi Muhammad mengajarkan dan menyebarkan rahmat, madrasah mengajarkan para nabi hadits bahwa manusia adalah manusia yang lebih baik dan mengabdi untuk kemajuan umat manusia. Dari teks-teks ini, jelas bagaimana dan mengapa pendidikan madrasah itu dan tetap penting bagi Islam.

Madrasah dan bantuan kemanusiaan

Di dunia di mana sistem pendidikan Barat menyebar dengan cepat, bahkan negara-negara mayoritas Muslim pun mengadopsi sistem tersebut. Sementara elit dan kelas menengah negara-negara ini terus bermigrasi ke kurikulum pendidikan Barat, madrasah dibiarkan bertindak sebagai sistem kemanusiaan bagi siswa miskin. Orang tua miskin mendaftarkan anak-anak di madrasah yang tidak membutuhkan banyak uang untuk menjalankan dan di mana mereka menerima pendidikan gratis di samping makan dan dalam beberapa kasus, tempat tinggal. Seringkali, guru juga melayani secara sukarela atau dengan gaji rendah.

Penggunaan Kata Madrasah yang tidak tepat

Dalam sejarah baru-baru ini, dunia telah secara agresif kebarat-baratan dan madrasah telah menemukan diri mereka dalam posisi yang canggung dalam mencoba mempertahankan pendidikan Islam. Karena konflik ideologi ini, beberapa madrasah membantu menyebarkan sentimen anti-Barat dan memelihara gerakan radikal seperti Ikhwanul Muslimin, Jamaat-Islami dan Nahdatul Ulama yang lulusannya termasuk Ayatollah Iran, pemimpin Mujahiddin dan pemimpin Taliban. Dengan berkembangnya stigma dan radikalisasi Islam, kata madrasah kemudian digunakan dalam konteks negatif, terutama di dunia non-Islam pasca 11 September. Muslim radikal telah menggunakan beberapa madrasah untuk benar-benar memabukkan siswa dengan informasi yang menyimpang tentang jihad, oleh karena itu, siswa tumbuh dan menyebarkan kebencian terhadap agama dan entitas lain. Situasi ini terutama terjadi di banyak negara seperti Somalia, Yaman, dan Kenya.