Apa itu Terorisme Kesepian?

Terorisme serigala tunggal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh satu penulis. Orang ini bertindak secara independen dan tanpa bantuan organisasi eksternal. Namun, seorang teroris serigala tunggal dapat mengikuti ideologi organisasi atau kelompok tertentu dan dapat melakukan tindakan teror untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kelompok tersebut. Perencanaan dan metode yang digunakan oleh teroris tunggal bersifat independen. Bahkan jika individu percaya pada misi atau tujuan organisasi yang lebih besar, mereka mungkin tidak pernah memiliki kontak dengan kelompok. Dengan cara ini, mereka tetap berada di luar deteksi penegak hukum dan tidak dapat dengan mudah dipantau, yang membuat mereka sulit untuk dihentikan.

Sejarah istilah: Terorisme Serigala Tunggal

Istilah “serigala tunggal” telah digunakan sejak abad ke-19 untuk menggambarkan satu-satunya orang yang menjauh dari kawanannya. Istilah ini telah digunakan dalam film dan novel detektif setidaknya sejak tahun 1914. Seorang pria yang menyebut dirinya “Lone Wolf” disiksa dan ketakutan di Boston di Amerika Serikat pada tahun 1925. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang asing dari masyarakat; mereka yang tidak pernah menjadi milik.

Istilah “serigala tunggal” telah dikaitkan dengan terorisme sejak tahun 1980-an. Louis Beam, anggota KKK dan Bangsa Arya, menulis sebuah artikel untuk para pengikutnya, mendorong revolusi tanpa pemimpin. Dia percaya bahwa revolusi melawan pemerintah AS akan lebih berhasil jika dilakukan oleh individu-individu independen.

Ide ini terus dipromosikan pada tahun 1990 oleh Tom Metzger dan Alex Curtis. Kedua individu ini, yang dikenal sebagai supremasi kulit putih di Amerika Serikat, mengikuti rekomendasi Louis Beam dan mendorong supremasi kulit putih lainnya untuk melakukan tindakan kekerasan secara independen agar tidak putus asa oleh penegak hukum. FBI dan Departemen Kepolisian San Diego memulai penyelidikan terhadap Alex Curtis, menyebutnya “Operasi Lone Wolf.”

Saat ini istilah tersebut digunakan oleh media, politisi, lembaga penegak hukum dan masyarakat umum.

Terorisme serigala tunggal

Terorisme serigala tunggal diadopsi oleh al Qaeda setelah 11 September 2001, ketika pasukan militer AS menyerang pangkalan operasionalnya di Afghanistan. Para pemimpin Al Qaeda mendesak pengikut mereka untuk mengambil bagian dalam aksi kekerasan independen terhadap musuh yang mereka anggap musuh kapan saja. Bertahun-tahun kemudian, anggota Negara Islam Irak dan Suriah, juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Levant (ISIS dan ISIL), mengikutinya, mendorong pengikutnya untuk mengambil bagian dalam aksi terorisme soliter dan serigala.

Penerapan taktik terorisme serigala tunggal ini secara efektif mengubah fakta terorisme. Di mana tindakan teroris pernah dikaitkan dengan peristiwa besar yang diatur yang dipimpin oleh rantai komando yang panjang, tindakan teroris sekarang semakin didorong oleh sel atau individu yang otonom.

Faktanya, statistik menunjukkan bahwa di seluruh Amerika Utara dan Eropa Barat, terorisme serigala soliter yang terkait dengan Islam radikal meningkat antara tahun 1990 dan 2013. Peningkatan ini ditemukan dalam jumlah negara yang menjadi sasaran, dalam satu rangkaian yang terluka dan tewas dan dalam berbagai serangan terhadap tentara.

Terorisme soliter dan kesehatan mental

Pakar kesehatan mental percaya bahwa teroris serigala penyendiri cenderung memiliki kelainan psikologis yang disebabkan oleh keluhan pribadi atau politik. Ketidakstabilan mental mereka mungkin menjadi faktor utama yang membuatnya sulit untuk beradaptasi atau menjadi bagian dari masyarakat sehari-hari. Penolakan ini dapat mendorong mereka ke arah kelompok ideologis radikal atau ekstrim dan penyebabnya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa teroris serigala tunggal 13,5 kali lebih mungkin memiliki penyakit mental daripada teroris yang bekerja dalam kelompok besar.