Esai tentang satelit buatan

Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang berputar mengelilingi bumi dan planet-planet lain di tata surya. Ini berbeda dari satelit alami atau bulan, dan dari planet yang mengorbit, planet kerdil, dan bahkan asteroid. Satelit buatan digunakan untuk mempelajari Bumi, planet lain, membantu kita berkomunikasi, dan bahkan mengamati alam semesta yang jauh. Manusia juga bisa eksis di satelit, seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional dan pesawat ulang-alik.

Satelit buatan pertama adalah misi Soviet Sputnik 1, diluncurkan pada tahun 1957. Sejak itu, puluhan negara telah meluncurkan satelit, dengan lebih dari 3.000 saat ini mengelilingi Bumi. Ruang tersebut diperkirakan mengandung lebih dari 8.000 sampah; Satelit mati atau potongan-potongan puing mengambang di sekitar Bumi.

Satelit diluncurkan di berbagai orbit tergantung pada misi mereka. Salah satu yang paling umum adalah kelas geosynchronous. Di sinilah satelit membutuhkan waktu 24 jam untuk mengorbit Bumi; Dibutuhkan jumlah waktu yang sama bagi Bumi untuk berputar sekali pada porosnya. Ini menempatkan satelit di satu tempat di Bumi, yang membantu dalam komunikasi dan penyiaran televisi.

Orbit lainnya adalah orbit rendah Bumi, di mana satelit hanya dapat berada beberapa ratus kilometer di atas planet. Ini menempatkan satelit di luar atmosfer bumi, tetapi masih sangat dekat sehingga dapat melihat permukaan planet dari luar angkasa atau memfasilitasi komunikasi. Ini adalah ketinggian di mana pesawat ruang angkasa terbang, serta Teleskop Luar Angkasa Hubble.

Satelit buatan dapat memiliki banyak misi, termasuk penelitian ilmiah, pengamatan cuaca, dukungan logistik, navigasi, pencitraan bumi, dan komunikasi. Beberapa satelit melayani tujuan yang sama, sementara yang lain dirancang untuk melakukan banyak tugas pada saat yang bersamaan. Pada satelit, perangkat ini dikeraskan untuk bertahan dari radiasi dan ruang hampa udara.

Satelit tersebut diproduksi oleh berbagai perusahaan dirgantara, seperti Boeing atau Lockheed, dan kemudian dikirim ke fasilitas peluncuran seperti Cape Canaveral. Fasilitas peluncuran bisa sedekat mungkin dengan ekuator Bumi untuk memberikan kecepatan ekstra ke luar angkasa. Ini memungkinkan roket menggunakan lebih sedikit bahan bakar atau meluncurkan muatan yang lebih berat.

Ketinggian orbit satelit menentukan berapa lama ia akan tinggal di orbit. Satelit yang mengorbit rendah sebagian besar berada di atas atmosfer bumi, tetapi mereka masih dipengaruhi oleh atmosfer dan orbitnya akhirnya memburuk dan jatuh kembali ke atmosfer. Satelit lain yang mengorbit di orbit tinggi kemungkinan akan bertahan selama jutaan tahun.