Pola Pikir Kewirausahaan Penting Ditanamkan sebagai Kurikulum di Sekolah

Seperti yang kita ketahui bahwa pola pikir wirausaha erat kaitannya dengan pengambilan risiko, fleksibilitas dan juga keluar dari zona nyaman. Masalahnya, seringkali unsur-unsur tersebut menjadi masalah untuk diterapkan di sekolah. Sebagai contoh, seorang siswa dilarang menjadi orang yang fleksibel karena dia harus mematuhi aturan di sekolah. Selain itu, seorang anak juga sering dilarang untuk berpikir di luar zona nyamannya, karena setiap anak dituntut untuk mengikuti kurikulum yang ada.

Misalnya, seorang anak harus menjawab “Saya tidak tahu” di depan guru dan teman sekelasnya agar tidak mengeluarkan jawaban yang memalukan atau mengecilkan hati guru. Menurut Rachel Cottam, sebagai mantan guru sekolah menengah dan sekarang manajer tim pemasaran ZipBooks Startup, mengatakan bahwa “Anak-anak harus diajari keberanian untuk mencoba apa pun. Salah satunya mencoba menjawab pertanyaan yang tidak mereka ketahui, meskipun harus menjawab dengan jawaban yang di luar ekspektasi mereka atau di luar zona nyaman mereka. Mereka harus berani bereksperimen, kreatif dan mengambil resiko”.

Jadi, tugas guru adalah menanamkan pola pikir kewirausahaan ini seolah-olah sudah tertanam dalam kurikulum sekolah. Cobalah untuk mendorong siswa untuk berpikir jauh dan berani mencari tahu jawaban dari pertanyaan, meskipun jawabannya mungkin tidak benar.