Perbedaan Antara Translasi Prokariotik Dan Eukariotik

Berikut adalah tabel yang merinci perbedaan antara translasi prokariotik dan translasi eukariotik, dua proses penting dalam sintesis protein yang terjadi di dalam sel. Tabel ini mencakup berbagai aspek seperti definisi, lokasi, komponen yang terlibat, proses, regulasi, dan contoh.

Aspek Translasi Prokariotik Translasi Eukariotik
Definisi Translasi prokariotik adalah proses sintesis protein yang terjadi di dalam sel prokariotik, di mana mRNA diterjemahkan menjadi rantai polipeptida. Translasi eukariotik adalah proses sintesis protein yang terjadi di dalam sel eukariotik, di mana mRNA diterjemahkan menjadi rantai polipeptida dengan lebih banyak kompleksitas.
Lokasi – Terjadi di sitoplasma, karena prokariotik tidak memiliki organel terikat membran.
– Proses translasi dapat terjadi bersamaan dengan transkripsi.
– Terjadi di sitoplasma, tetapi juga dapat terjadi di retikulum endoplasma kasar (RER) jika protein yang disintesis akan diekspor.
– Transkripsi dan translasi terpisah secara spatial dan temporal.
Komponen yang Terlibat – Ribosom prokariotik (70S) yang terdiri dari subunit kecil (30S) dan subunit besar (50S).
– mRNA, tRNA, dan faktor inisiasi, elongasi, dan terminasi.
– Ribosom eukariotik (80S) yang terdiri dari subunit kecil (40S) dan subunit besar (60S).
– mRNA, tRNA, dan faktor inisiasi, elongasi, dan terminasi yang lebih kompleks.
Proses 1. Inisiasi: mRNA berikatan dengan ribosom 30S, dan tRNA yang membawa asam amino pertama (fMet) berikatan dengan kodon awal. <br> 2. Elongasi: tRNA baru masuk ke ribosom, dan asam amino ditambahkan ke rantai polipeptida. <br> 3. Terminasi: Proses berakhir ketika ribosom mencapai kodon stop, dan polipeptida dilepaskan. 1. Inisiasi: mRNA berikatan dengan ribosom 40S, dan tRNA yang membawa asam amino pertama (Met) berikatan dengan kodon awal. <br> 2. Elongasi: tRNA baru masuk ke ribosom, dan asam amino ditambahkan ke rantai polipeptida. <br> 3. Terminasi: Proses berakhir ketika ribosom mencapai kodon stop, dan polipeptida dilepaskan.
Regulasi – Regulasi translasi lebih sederhana dan sering kali melibatkan pengaturan jumlah mRNA yang tersedia.
– Faktor-faktor seperti suhu dan konsentrasi nutrisi dapat mempengaruhi laju translasi.
– Regulasi translasi lebih kompleks dan melibatkan berbagai faktor, termasuk modifikasi pasca-transkripsi, pengikatan protein regulator, dan pengaruh sinyal seluler.
– Proses ini dapat dipengaruhi oleh berbagai jalur sinyal dan kondisi sel.
Penggunaan Energi – Proses translasi prokariotik relatif lebih efisien dalam penggunaan energi.
– Memerlukan ATP dan GTP untuk sintesis protein.
– Proses translasi eukariotik memerlukan lebih banyak energi karena kompleksitas tambahan.
– Memerlukan ATP dan GTP untuk sintesis protein, serta energi tambahan untuk modifikasi pasca-translasi.
Contoh – Sintesis protein pada bakteri seperti Escherichia coli.
– Proses translasi pada organisme prokariotik lainnya.
– Sintesis protein pada sel hewan, tumbuhan, dan jamur.
– Proses translasi pada organisme eukariotik lainnya, seperti ragi dan protozoa.
Faktor Inisiasi – Memiliki faktor inisiasi yang lebih sedikit dan lebih sederhana.
– Faktor inisiasi seperti IF-1, IF-2, dan IF-3.
– Memiliki faktor inisiasi yang lebih banyak dan lebih kompleks.
– Faktor inisiasi seperti eIFs (eukaryotic initiation factors) yang berperan dalam pengikatan mRNA dan ribosom.

Tabel di atas memberikan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai perbedaan antara translasi prokariotik dan translasi eukariotik. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih menghargai kompleksitas proses sintesis protein dalam berbagai jenis sel dan bagaimana faktor-faktor yang terlibat mempengaruhi hasil akhir dari proses tersebut. Keduanya merupakan bagian penting dari biologi sel dan memiliki implikasi yang signifikan dalam penelitian dan aplikasi bioteknologi.

 

  • Perbedaan Antara Fragmen Okazaki Dan Lagging Strand
  • Perbedaan Antara DNA Prokariotik Dan Eukariotik
  • Perbedaan Antara Transkripsi Prokariotik Dan Eukariotik