Apa Hubungan antara Perilaku Konsumen dan Motivasi?

Perilaku konsumen dan motivasi terhubung dalam berbagai cara, yang paling jelas, dalam pengartian sederhana merupakan fakta bahwa perilaku konsumen terutama ditentukan oleh motivasi.

Ketika konsumen membelanjakan uang untuk barang atau jasa, ada sesuatu yang memotivasi mereka untuk melakukannya.

Ini bisa menjadi keinginan atau kebutuhan yang sudah ada, atau bisa juga karena periklanan yang efektif.

Apa pun pembeliannya, perilaku konsumen dan motivasi selalu terkait, karena selalu ada motivasi untuk membeli sesuatu.

Bahkan dengan barang atau jasa yang belum tentu diinginkan pelanggan, masih ada motivasi untuk membeli.

Konsumen membayar tagihan listrik mereka untuk menghindari duduk dalam kegelapan.

Konsumen juga membeli pakaian, kosmetik, mobil baru, atau rumah karena mereka termotivasi untuk melakukannya.

Advertising menyiapkan barang-barang tertentu seperti mobil mewah sebagai simbol status.

Terkadang perilaku dan motivasi konsumen bersifat praktis.

Ada beberapa barang yang orang beli apa pun yang terjadi karena itu adalah kebutuhan dasar.

Makanan, air, listrik, gas, dan pakaian dibutuhkan untuk kehidupan normal sehari-hari.

Dalam kasus ini, motivasi untuk membeli berasal dari keinginan manusia untuk hidup dan merasa nyaman.

Mereka dibeli tanpa banyak pertimbangan dan pertimbangan karena tidak ada pilihan lain.

Apakah Amazon benar-benar memberi Anda harga yang kompetitif? Plugin yang kurang dikenal ini mengungkapkan jawabannya.

dapat menjadi motivator yang kuat untuk belanja konsumen.

Di lain waktu, perilaku dan motivasi konsumen jauh lebih rumit dan bersifat pribadi.

Sementara banyak orang ingin membeli mobil di beberapa titik, jenis mobil ditentukan oleh motivasi yang lebih pribadi.

Orang tua dengan tiga anak mungkin ingin membeli minivan karena praktis, aman, dan hemat bahan bakar.

Seorang remaja mungkin menginginkan mobil sport merah mengkilap.

Faktor sosiologis seperti faktor usia dan jenis kelamin menjadi motivasi konsumen.

Motivasi-motivasi ini biasanya lebih dari sekadar menemukan penawaran bagus atau menemukan sesuatu yang akan melakukan pekerjaan dengan cukup memadai.

Periklanan dirancang untuk membuat konsumen mendambakan suatu produk.

Itu mengatur barang-barang tertentu sebagai simbol status dan memunculkan perasaan tertentu di benak konsumen untuk mempengaruhi mereka saat membuat keputusan.

Corporate branding juga berperan, karena berbagai perusahaan berusaha untuk menjadikan diri mereka sebagai merek pilihan untuk perasaan, kebutuhan, atau layanan tertentu.

Fokus pada citra diri dapat mendorong konsumen untuk membeli mobil yang sarat fitur terkini.

Contohnya adalah mobil sport yang disebutkan di atas.

Remaja muda mungkin ingin membeli mobil bukan hanya karena dia menyukai warnanya atau karena harganya yang tepat, tetapi karena itu memposisikannya dengan status tertentu.

Remaja laki-laki yang mengendarai mobil sport dapat digambarkan dalam iklan dan media sebagai orang yang keren, populer, dan menarik.

Mesin yang kuat dari sebagian besar mobil sport juga berfungsi untuk menunjukkan rasa kekuatan anak laki-laki itu sendiri dan kemandirian yang tumbuh sebagai orang dewasa yang baru tumbuh.

Dalam beberapa kasus, konsumen mungkin membeli barang karena memberikan kesenangan atau makna daripada memenuhi kebutuhan.

Ide-ide ini tidak hanya berkembang secara spontan di benak konsumen, tetapi ditempatkan di sana dari waktu ke waktu melalui periklanan yang efektif dan melalui film dan media lainnya.

Perusahaan pemasaran dan periklanan ahli dalam memainkan perilaku dan motivasi konsumen, dan mereka menggunakan ini untuk keuntungan mereka saat memposisikan merek di pasar.

Adalah tugas mereka untuk menciptakan keinginan pada konsumen sehingga mereka akan termotivasi untuk membeli.