Apa itu Teori Hierarki Efek dan Tahapannya?: Menghancurkan Teori Hierarki Efek,Tahapan Teori Efek Hierarki

Teori hirarki efek adalah model bagaimana iklan memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli produk atau layanan. Hierarki mewakili kemajuan pembelajaran dan pengambilan keputusan pengalaman konsumen sebagai hasil dari periklanan.

Model hirarki efek digunakan untuk menyusun serangkaian tujuan pesan iklan yang terstruktur untuk produk tertentu, untuk membangun setiap tujuan berturut-turut hingga akhirnya penjualan tercapai. Tujuan kampanye adalah (dalam urutan penyampaian): kesadaran, pengetahuan, kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian.

Menghancurkan Teori Hierarki Efek

Teori hierarki efek adalah strategi periklanan tingkat lanjut yang mendekati penjualan barang melalui pesan iklan persuasif yang dikembangkan dengan baik yang dirancang untuk membangun kesadaran merek dari waktu ke waktu. Sementara pembelian langsung lebih disukai, perusahaan yang menggunakan strategi ini mengharapkan konsumen membutuhkan proses pengambilan keputusan yang lebih lama.

Tujuan pengiklan adalah memandu pelanggan potensial melalui keenam tahap hierarki. Perilaku yang diasosiasikan dengan teori hirarki efek dapat diringkas menjadi “berpikir”, “merasa”, dan “melakukan”, atau perilaku kognitif, afektif, dan konatif.

Model hirarki efek diciptakan oleh Robert J. Lavidge dan Gary A.

Steiner dalam artikel mereka tahun 1961, Model Pengukuran Prediktif Efektivitas Periklanan .

Tahapan Teori Efek Hierarki

  • Tahap kesadaran dan pengetahuan (atau kognitif) adalah ketika konsumen diberi tahu tentang suatu produk atau layanan, dan bagaimana mereka memproses informasi yang telah diberikan kepada mereka. Bagi pengiklan, sangat penting untuk memasukkan informasi merek utama dalam tahap ini dengan cara yang berguna dan mudah dipahami yang mendorong calon pelanggan untuk mempelajari lebih lanjut dan menjalin hubungan dengan suatu produk.
  • Tahap kesukaan dan preferensi (atau afektif) adalah ketika pelanggan membentuk perasaan tentang suatu merek, jadi ini bukan saatnya pengiklan harus fokus pada produk, atribut positifnya, atau kemampuan teknisnya.

    Sebaliknya, pengiklan harus berusaha menarik nilai, emosi, harga diri, atau gaya hidup konsumen.

  • Tahap keyakinan dan pembelian (atau konatif) berfokus pada tindakan. Itu adalah saat pengiklan mencoba memaksa pelanggan potensial untuk bertindak berdasarkan informasi yang telah mereka pelajari dan hubungan emosional yang telah mereka bentuk dengan merek dengan menyelesaikan pembelian.

    Ini mungkin melibatkan konversi keraguan tentang suatu produk atau layanan menjadi suatu tindakan. Pada tahap ini, pengiklan harus berusaha meyakinkan calon pelanggan bahwa mereka membutuhkan produk atau layanan, mungkin dengan menawarkan test drive atau contoh barang.

    Pengiklan juga harus membangun tingkat kepercayaan dengan mereka dengan berfokus pada kualitas, kegunaan, dan popularitas produk atau layanan.