Liberalisasi Perdagangan: Definisi, Cara Kerja, dan Contoh: Apa Itu Liberalisasi Perdagangan?,Memahami Liberalisasi Perdagangan

Pengertian Liberalisasi Perdagangan?

Liberalisasi perdagangan adalah penghapusan atau pengurangan pembatasan atau hambatan pertukaran bebas barang antar negara. Hambatan ini termasuk tarif, seperti bea dan biaya tambahan, dan hambatan nontarif, seperti aturan perizinan dan kuota.

Ekonom sering melihat pelonggaran atau penghapusan pembatasan ini sebagai langkah untuk mempromosikan perdagangan bebas.

Ringkasan:

  • Liberalisasi perdagangan menghilangkan atau mengurangi hambatan perdagangan antar negara, seperti tarif dan kuota.
  • Memiliki lebih sedikit hambatan perdagangan mengurangi biaya barang yang dijual di negara pengimpor.
  • Liberalisasi perdagangan dapat menguntungkan ekonomi yang lebih kuat tetapi menempatkan ekonomi yang lebih lemah pada kerugian yang lebih besar.

1:28

Liberalisasi Perdagangan

Memahami Liberalisasi Perdagangan

Liberalisasi perdagangan adalah topik yang kontroversial. Pengkritik liberalisasi perdagangan mengklaim bahwa kebijakan tersebut dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan karena barang yang lebih murah akan membanjiri pasar domestik negara tersebut.

Kritikus juga menyarankan bahwa barang bisa berkualitas rendah dan kurang aman dibandingkan produk domestik pesaing yang mungkin telah menjalani pemeriksaan keamanan dan kualitas yang lebih ketat. Namun, para pendukung liberalisasi perdagangan mengklaim bahwa hal itu pada akhirnya menurunkan biaya konsumen, meningkatkan efisiensi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Proteksionisme, kebalikan dari liberalisasi perdagangan, dicirikan oleh hambatan yang ketat dan regulasi pasar. Hasil dari liberalisasi perdagangan dan integrasi yang dihasilkan antar negara dikenal sebagai globalisasi.

Keuntungan dan Kerugian Liberalisasi Perdagangan

Liberalisasi perdagangan mempromosikan perdagangan bebas, yang memungkinkan negara untuk memperdagangkan barang tanpa hambatan peraturan atau biaya terkait. Pengurangan peraturan ini mengurangi biaya bagi negara-negara yang berdagang dengan negara lain dan pada akhirnya dapat mengakibatkan harga konsumen yang lebih rendah karena impor dikenakan biaya yang lebih rendah dan persaingan cenderung meningkat.

Persaingan yang meningkat dari luar negeri sebagai akibat dari liberalisasi perdagangan menciptakan insentif untuk efisiensi yang lebih besar dan produksi yang lebih murah oleh perusahaan domestik. Persaingan ini juga dapat memacu suatu negara untuk mengalihkan sumber daya ke industri di mana ia mungkin memiliki keunggulan kompetitif.

Misalnya, liberalisasi perdagangan telah mendorong Inggris Raya untuk berkonsentrasi pada sektor jasanya daripada manufaktur. Namun, liberalisasi perdagangan dapat berdampak negatif pada bisnis tertentu dalam suatu negara karena persaingan yang lebih besar dari produsen asing dan dapat mengakibatkan berkurangnya dukungan lokal untuk industri tersebut.

Mungkin juga ada risiko finansial dan sosial jika produk atau bahan mentah berasal dari negara dengan standar lingkungan yang lebih rendah. Liberalisasi perdagangan dapat menimbulkan ancaman bagi negara atau ekonomi berkembang karena mereka dipaksa untuk bersaing di pasar yang sama dengan ekonomi atau negara yang lebih kuat.

Tantangan ini dapat melumpuhkan industri lokal yang sudah mapan atau mengakibatkan kegagalan industri yang baru berkembang di sana. Negara-negara dengan sistem pendidikan maju cenderung cepat beradaptasi dengan ekonomi perdagangan bebas karena mereka memiliki pasar tenaga kerja yang dapat menyesuaikan diri dengan permintaan yang berubah dan fasilitas produksi yang dapat mengalihkan fokus mereka ke barang-barang yang lebih diminati.

Negara-negara dengan standar pendidikan yang lebih rendah mungkin kesulitan beradaptasi dengan perubahan lingkungan ekonomi. Kritik percaya bahwa liberalisasi perdagangan biaya pekerjaan dan menekan upah.

Para pendukung percaya itu memacu persaingan dan pertumbuhan.

Contoh Liberalisasi Perdagangan

Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) ditandatangani pada 17 Desember 1992 oleh Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Ini mulai berlaku pada 1 Januari 1994.

Perjanjian tersebut menghapus tarif atas produk yang diperdagangkan di antara ketiga negara tersebut. Salah satu tujuan NAFTA adalah untuk mengintegrasikan Meksiko dengan ekonomi Amerika Serikat dan Kanada yang sangat maju, sebagian karena Meksiko dianggap sebagai pasar baru yang menguntungkan bagi Kanada dan Amerika Serikat.

Ketiga pemerintah juga berharap kesepakatan perdagangan akan meningkatkan perekonomian Meksiko. Seiring waktu, perdagangan regional meningkat tiga kali lipat, dan investasi lintas batas meningkat di antara negara-negara tersebut.

Namun, Mantan Presiden Donald J. Trump menganggap perjanjian itu merugikan pekerjaan dan manufaktur AS.

Pada 30 September 2018, pemerintahan Trump menyelesaikan negosiasi pada pakta yang diperbarui, Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA), yang mulai berlaku pada 1 Juli 2020. Sebagian besar ekonom setuju bahwa NAFTA bermanfaat bagi ekonomi Kanada dan AS.

Menurut laporan Dewan Hubungan Luar Negeri, perdagangan regional meningkat dari $290 miliar pada tahun 1993 menjadi lebih dari $1,1 triliun pada tahun 2016, dan saham investasi asing langsung (FDI) AS di Meksiko meningkat dari $15 miliar menjadi lebih dari $100 miliar. Namun, para ekonom juga mengatakan bahwa faktor lain mungkin juga berkontribusi pada hasil ini, seperti perubahan teknologi dan perdagangan yang diperpanjang dengan China.

Kritikus NAFTA berpendapat bahwa perjanjian tersebut menyebabkan hilangnya pekerjaan dan stagnasi upah di Amerika Serikat karena perusahaan memindahkan produksinya ke Meksiko untuk memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Masih harus dilihat bagaimana USMCA akan mempengaruhi faktor-faktor ini.