Uang Sah: Apa itu Uang yang Sah?,Pengertian Uang Yang Sah

Pengertian Uang yang Sah?

Uang yang sah adalah segala bentuk mata uang yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat dan bukan Sistem Federal Reserve. Ini termasuk koin emas dan perak, catatan Treasury, dan obligasi Treasury.

Uang yang sah berbeda dengan uang fiat, di mana pemerintah memberikan nilai meskipun tidak memiliki nilai intrinsiknya sendiri dan tidak didukung oleh cadangan. Uang fiat termasuk alat pembayaran yang sah seperti uang kertas, cek, wesel, dan uang kertas.

Uang yang sah juga dikenal sebagai “specie”, yang berarti “dalam bentuk sebenarnya”.

Ringkasan:

  • Uang yang sah adalah mata uang yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat, seperti koin emas dan perak, catatan Departemen Keuangan, dan obligasi Departemen Keuangan.
  • Uang fiat, yang terdiri dari uang kertas dan cek, bukanlah uang yang sah tetapi dianggap sebagai alat pembayaran yang sah.
  • Perbedaannya muncul dari Konstitusi AS, yang menentukan emas dan perak sebagai bentuk legal dari tender untuk utang, karenanya interpretasi bervariasi sejak bentuk pembayaran baru mulai beredar.
  • Undang-Undang Federal Reserve tahun 1913 memberikan hak kepada Federal Reserve untuk menerbitkan Catatan Federal Reserve, yang didukung oleh pemerintah AS dan ditebus dengan uang yang sah, tetapi tidak menentukan apa yang dimaksud dengan uang yang sah.
  • Pada tahun 1933 Kongres mengubah Undang-Undang Federal Reserve untuk memasukkan semua koin dan mata uang AS sebagai alat pembayaran yang sah, untuk menghindari kebingungan tentang jenis uang apa yang diizinkan secara hukum.

Pengertian Uang Yang Sah

Anehnya, uang dolar yang kita bawa di dompet kita tidak dianggap sebagai uang halal. Notasi di bagian bawah uang dolar AS berbunyi “Legal Tender for All Debts, Public and Private,” dan dikeluarkan oleh Federal Reserve AS, bukan Departemen Keuangan AS.

Alat pembayaran yang sah dapat ditukar dengan jumlah yang setara dengan uang sah, tetapi efek makro seperti inflasi dapat mengubah nilai uang fiat. Uang yang sah dikatakan sebagai bentuk kepemilikan yang paling langsung, tetapi untuk tujuan kepraktisan, ia tidak banyak digunakan dalam transaksi langsung antar pihak.

Sejarah Uang Halal

Undang-undang Federal Reserve tahun 1913, yang membentuk Sistem Federal Reserve dan memberinya wewenang untuk menerbitkan catatan Federal Reserve, menyatakan bahwa “[Catatan Federal Reserve] akan menjadi kewajiban Amerika Serikat dan akan diterima oleh semua bank nasional dan anggota dan Federal Reserve. bank dan untuk semua pajak, bea cukai, dan iuran publik lainnya.

Mereka akan ditebus dengan uang yang sah sesuai permintaan di Departemen Keuangan Amerika Serikat, di kota Washington, District of Columbia, atau di bank Federal Reserve mana pun.”

Namun, Undang-undang tersebut tidak secara eksplisit mendefinisikan apa yang dimaksud dengan uang halal. Karena beberapa mata uang yang dapat digunakan oleh asosiasi perbankan nasional sebagai “cadangan uang yang sah” tidak dianggap sebagai alat pembayaran yang sah, Kongres mengamandemen Undang-Undang Federal Reserve pada tahun 1933 untuk memasukkan semua koin dan mata uang AS sebagai alat pembayaran yang sah untuk semua tujuan.

Amandemen 1933 memperluas kekuatan legal tender untuk semua jenis uang, menimbulkan perselisihan tentang apakah uang kertas dan cadangan bank Federal Reserve adalah uang yang sah. Sementara beberapa berpendapat bahwa uang kertas Federal Reserve adalah uang yang sah, yang lain cenderung tidak setuju.

Kebingungan Atas Uang Yang Halal

Karena Konstitusi AS menyatakan “tidak ada negara bagian yang boleh menjadikan apa pun selain koin emas dan perak sebagai tender pembayaran utang”, beberapa orang percaya bahwa ini adalah definisi uang yang sah dan, dengan demikian, media pembayaran apa pun selain emas atau perak tidak dianggap. uang yang sah.

Sebenarnya, arti utama uang halal adalah alat pembayaran yang sah, tetapi interpretasi yang lebih luas sering diterapkan dalam konteks tertentu. Karena tidak ada definisi hukum tentang uang halal yang pernah diberikan, istilah tersebut menimbulkan banyak kebingungan, terutama dalam aspek hukum.

Untuk semua maksud dan tujuan, uang yang sah harus berarti alat pembayaran yang sah tetapi tidak selalu demikian. Hal ini menimbulkan banyak kebingungan bagi mahasiswa hukum dan perbankan.

Para profesional percaya bahwa Kongres harus mengeluarkan undang-undang sederhana yang menyatakan apa itu uang yang sah, memastikan itu mencakup semua bentuk mata uang AS, terutama karena penggunaan emas dan perak tidak lagi menjadi kejadian biasa. Uang halal terpisah dari klasifikasi uang yang dipecah menjadi M0, M1, M2, dan M3.

Klasifikasi tersebut menggabungkan semua uang yang digunakan dalam ekonomi AS.