Zero-Bound: Definisi, Tujuan, Cara Kerjanya, Contoh: Apa itu Zero-Bound?,Memahami Zero-Bound

Pengertian Zero-Bound?

Zero-bound adalah alat kebijakan moneter ekspansif di mana bank sentral menurunkan suku bunga jangka pendek menjadi nol, jika diperlukan, untuk merangsang ekonomi. Bank sentral yang dipaksa untuk memberlakukan kebijakan ini juga harus mengejar metode stimulus lain yang seringkali tidak konvensional untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Ringkasan:

  • Zero-bound adalah alat kebijakan moneter ekspansif di mana bank sentral menurunkan suku bunga jangka pendek menjadi nol, jika diperlukan, untuk merangsang ekonomi.
  • Bank sentral akan memanipulasi suku bunga untuk merangsang ekonomi yang stagnan atau meredam ekonomi yang terlalu panas.
  • Resesi Hebat memaksa beberapa bank sentral internasional untuk mendorong batas nol-terikat di bawah tingkat numerik dan menerapkan suku bunga negatif untuk memacu pertumbuhan dan pengeluaran.

Memahami Zero-Bound

Zero-bound mengacu pada level terendah di mana suku bunga dapat jatuh, dan logika menyatakan bahwa nol adalah level itu. Panah utama dalam getaran kebijakan moneter bank sentral adalah suku bunga.

Bank akan memanipulasi suku bunga untuk merangsang ekonomi yang stagnan atau meredam ekonomi yang terlalu panas. Jelas, ada batasan, terutama di ujung bawah kisaran.

Batas-nol adalah batas bawah di mana tarif dapat dipotong, tetapi tidak lebih jauh. Ketika level ini tercapai, dan ekonomi masih dalam performa buruk, maka bank sentral tidak bisa lagi memberikan stimulus melalui suku bunga.

Ekonom menggunakan istilah jebakan likuiditas untuk menggambarkan skenario ini. Ketika dihadapkan dengan jebakan likuiditas, prosedur alternatif untuk stimulus moneter seringkali diperlukan.

Kebijaksanaan konvensional adalah bahwa suku bunga tidak dapat bergerak ke wilayah negatif, artinya begitu suku bunga mencapai nol atau mendekati nol, misalnya 0,01%, kebijakan moneter harus diubah untuk terus menstabilkan atau merangsang perekonomian. Alat kebijakan moneter alternatif yang paling dikenal mungkin adalah pelonggaran kuantitatif (QE).

Di sinilah bank sentral terlibat dalam program pembelian aset skala besar, seringkali melibatkan treasury dan obligasi pemerintah lainnya. Hal ini tidak hanya akan menjaga suku bunga jangka pendek tetap rendah, tetapi juga akan menekan suku bunga jangka panjang, yang selanjutnya mendorong pinjaman.

Tarif Negatif

Sejak Resesi Hebat tahun 2008 dan 2009, beberapa bank sentral mendorong batas batas nol di bawah level numerik dan menerapkan suku bunga negatif. Ketika ekonomi global anjlok, bank sentral memangkas suku bunga untuk memacu pertumbuhan dan pengeluaran.

Namun, karena pemulihan tetap lambat, bank sentral mulai memasuki wilayah suku bunga negatif yang belum dipetakan. Swedia adalah negara pertama yang memasuki wilayah ini, ketika pada tahun 2009 Riksbank memangkas suku bunga repo menjadi 0,25%, yang mendorong suku bunga deposito menjadi -0,25%.

Sejak itu, Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Jepang (BOJ), dan segelintir lainnya mengikuti pada satu waktu atau yang lain. Ada contoh di mana tarif negatif telah diterapkan selama waktu normal.

Swiss adalah salah satu contohnya; sepanjang tahun 2010-an, target suku bunganya adalah -0,75%, yang dinaikkan menjadi -0,50% pada tahun 2021. Jepang juga telah mengadopsi kebijakan suku bunga negatif (NIRP), dengan target suku bunga -0,1%.

Contoh Suku Bunga Tanpa Batas dan Negatif di Swiss

Swiss National Bank (SNB) mempertahankan kebijakan suku bunga negatif. Meskipun ada contoh suku bunga negatif lainnya, contoh Swiss agak unik karena negara tersebut memilih untuk mempertahankan suku bunga sangat rendah (dan negatif) untuk mencegah mata uangnya naik terlalu signifikan.

Dalam contoh Swiss, suku bunga negatif hanya diterapkan pada saldo bank franc Swiss di atas ambang batas tertentu. Swiss dipandang sebagai tempat berlindung yang aman, dengan risiko politik dan inflasi yang rendah.

Contoh lain dari kebijakan suku bunga negatif dan terikat nol sering terjadi karena gejolak ekonomi, yang membutuhkan pemotongan suku bunga untuk merangsang ekonomi. Situasi Swiss tidak sesuai dengan skenario ini.

SNB telah mempertahankan bahwa ia harus mempertahankan suku bunga rendah untuk mencegah nilai mata uangnya yang sudah relatif tinggi menjadi lebih tinggi. Mata uang yang meningkat merugikan industri ekspor Swiss.

Oleh karena itu, SNB telah mengambil pendekatan dua arah untuk mengendalikan mata uang. Bank secara aktif terlibat dalam intervensi pasar mata uang untuk membantu membatasi franc Swiss yang kuat, dan juga mempertahankan suku bunga rendah atau negatif untuk menghalangi pembelian spekulatif yang kuat dari franc.

Dalam situasi ini, SNB pada akhirnya akan mengadopsi strategi zero-bound untuk bergerak kembali ke 0% ke atas. Namun, itu tidak akan terjadi sampai bank sentral merasa dapat menaikkan suku bunga tanpa menyebabkan kenaikan mata uang yang terlalu signifikan.