Gambaran Umum tentang Vaksin COVID-19 AstraZeneca-Oxford

Sementara beberapa pembuat vaksin menggunakan pendekatan baru untuk melawan COVID-19, yang lain beralih ke metode yang lebih mapan untuk mengakhiri pandemi.

AstraZeneca dan Universitas Oxford sedang mengerjakan vaksin berbasis adenovirus, yang secara resmi bernama ChAdO x1 nCoV-19 (AZD1222). Vaksin tersebut adalah vaksin vektor virus. Ini berarti ia menggunakan adenovirus yang dimodifikasi — virus yang menyebabkan flu biasa — untuk mengirimkan materi genetik dari virus SARS-CoV-2.

Para ilmuwan dapat mengembangkan vaksin dengan cepat karena teknologi vaksin ini telah ada selama beberapa dekade.

Oxford telah mempelajari vaksin berbasis adenovirus untuk beberapa penyakit lain seperti virus Zika ketika COVID-19 muncul. Peneliti menggunakan adenovirus simpanse yang dilemahkan untuk mengembangkan vaksin. Uji coba Fase 1 dimulai pada April 2020, dengan lebih dari 1.000 vaksinasi diberikan di Inggris Raya.

Hasil uji klinis awal diterbitkan pada awal Desember dan menyelidiki seberapa baik vaksin tersebut bekerja pada lebih dari 11.000 orang di atas usia 18 tahun yang terdaftar di empat kelompok uji coba di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.

Ada beberapa kontroversi seputar vaksin ini, antara lain:

  • Perbedaan dosis pada beberapa kelompok studi
  • Komplikasi yang tidak dapat dijelaskan mendorong Food and Drug Administration (FDA) untuk menghentikan uji coba AS (namun, FDA memulai kembali uji coba setelah meninjau data keamanan)
  • Hubungan potensial dengan pembekuan darah mengakibatkan sekitar selusin negara Eropa yang telah mengizinkan vaksin untuk menghentikan sementara vaksinasi

Setelah ditinjau, European Medicines Agency (EMA) mengumumkan pada 18 Maret 2021 bahwa mereka tidak menemukan peningkatan risiko pembekuan darah secara keseluruhan. Namun, itu menemukan kemungkinan hubungan dengan jenis bekuan darah yang sangat langka.

EMA menyimpulkan bahwa manfaat vaksin masih lebih besar daripada risiko efek samping yang mungkin terjadi, apalagi mengingat COVID-19 juga dapat menyebabkan pembekuan darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengeluarkan pernyataan yang mendesak negara-negara untuk melanjutkan vaksinasi.

Belum ada dengar pendapat tentang otorisasi penggunaan darurat oleh FDA.

Artikel ini menjelaskan cara kerja vaksin AstraZeneca-Oxford, keefektifannya, ketersediaannya, efek sampingnya, dan siapa yang berhak menerima vaksin tersebut.

Oleh Rachael Zimlich, BSN, RN
Rachael adalah penulis kesehatan lepas dan perawat perawatan kritis yang berbasis di dekat Cleveland, Ohio.

Lihat Proses Editorial Kami Temui Dewan Pakar Medis Kami Bagikan Umpan Balik Apakah halaman ini membantu? Terima kasih atas umpan balik Anda! Apa tanggapan Anda? Lainnya Bermanfaat Laporkan Kesalahan