Pengertian Rumusan Masalah dan Fungsinya dalam Penelitian

Rumusan masalah adalah suatu pernyataan atau pertanyaan yang disusun secara sistematis dan logis untuk menggambarkan fokus utama dari suatu penelitian atau karya ilmiah. Dalam konteks penelitian, rumusan masalah berfungsi sebagai kompas yang mengarahkan peneliti untuk tetap berada dalam jalur tujuan yang jelas dan terukur. Tanpa rumusan masalah yang tepat, penelitian cenderung menjadi kabur, terlalu luas, atau kehilangan fokus.

Secara umum, rumusan masalah dapat disusun dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan, namun lebih sering digunakan dalam bentuk pertanyaan karena menuntun kepada proses pencarian jawaban melalui metode ilmiah. Rumusan masalah merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari latar belakang penelitian karena keduanya saling berkaitan erat.

Fungsi dan Tujuan Rumusan Masalah

Fungsi utama rumusan masalah adalah sebagai pengarah penelitian. Dengan adanya rumusan masalah, peneliti memiliki kerangka kerja yang jelas, sehingga data yang dikumpulkan serta analisis yang dilakukan benar-benar relevan dengan tujuan penelitian. Rumusan masalah juga membantu dalam menyusun tujuan penelitian, menentukan variabel, merancang instrumen penelitian, serta mengarahkan penulisan laporan hasil penelitian.

Tujuan lainnya adalah untuk menghindari terjadinya penyimpangan selama proses penelitian. Tanpa rumusan masalah yang kuat, peneliti bisa saja tergoda untuk memperluas cakupan penelitian di luar batas yang seharusnya, sehingga hasilnya menjadi tidak efektif atau bahkan tidak relevan.

Contoh:
Misalnya, seorang mahasiswa ingin meneliti tentang “pengaruh penggunaan media sosial terhadap prestasi belajar siswa SMA.” Jika tidak ada rumusan masalah yang jelas, maka ia bisa saja meluas ke topik-topik lain seperti psikologi siswa, hubungan sosial, atau gaya hidup remaja, yang pada akhirnya menjauh dari fokus utama.

Namun, jika dirumuskan dengan tepat, misalnya:

  • “Bagaimana pengaruh durasi penggunaan media sosial terhadap nilai rata-rata siswa SMA?”
  • “Apakah jenis media sosial tertentu memiliki dampak berbeda terhadap prestasi akademik siswa?”

Dengan pertanyaan seperti itu, maka penelitian menjadi lebih terarah dan spesifik.

Karakteristik Rumusan Masalah yang Baik

Rumusan masalah yang baik memiliki beberapa ciri penting yang harus dipenuhi agar dapat digunakan secara efektif dalam proses penelitian. Karakteristik tersebut meliputi:

  1. Spesifik dan Jelas
    Rumusan masalah harus mengarah pada hal tertentu yang bisa diukur atau dianalisis. Hindari kata-kata yang ambigu atau terlalu umum.

Contoh:
Kurang tepat: “Bagaimana peran teknologi di sekolah?”
Lebih tepat: “Bagaimana penggunaan aplikasi pembelajaran daring mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1?”

  1. Dapat Diteliti Secara Ilmiah
    Masalah yang dirumuskan harus bisa dianalisis dengan pendekatan ilmiah, bukan sekadar opini atau asumsi yang tidak dapat diuji.

Contoh:
Kurang tepat: “Mengapa siswa lebih suka guru yang lucu?”
Lebih tepat: “Apakah gaya mengajar guru berpengaruh terhadap partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelas?”

  1. Relevan dengan Topik Penelitian
    Rumusan masalah harus mencerminkan topik dan tujuan utama dari penelitian. Jangan sampai rumusan masalah dan pembahasan tidak saling berhubungan.
  2. Mengandung Unsur Pertanyaan Penelitian
    Dalam bentuk yang paling ideal, rumusan masalah ditulis sebagai pertanyaan yang jawabannya bisa diperoleh melalui pengumpulan data.
  3. Berorientasi pada Pemecahan Masalah
    Tujuan dari penelitian adalah untuk menjawab atau menjelaskan suatu fenomena. Oleh karena itu, rumusan masalah harus mengarah pada upaya pemecahan dari isu atau pertanyaan yang diajukan.

Jenis-Jenis Rumusan Masalah

Rumusan masalah bisa dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk dan tujuan dari penelitian:

  1. Rumusan Masalah Deskriptif

Digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu fenomena atau keadaan tertentu tanpa membandingkan atau menguji hubungan antarvariabel.

Contoh:

  • “Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di Rumah Sakit X?”
  1. Rumusan Masalah Komparatif

Digunakan untuk membandingkan dua atau lebih fenomena atau kelompok.

Contoh:

  • “Apakah ada perbedaan motivasi belajar antara siswa yang menggunakan metode diskusi dan yang menggunakan metode ceramah?”
  1. Rumusan Masalah Asosiatif (Korelasional atau Kausal)

Digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Contoh:

  • “Apakah terdapat pengaruh antara intensitas belajar di rumah dengan nilai ujian matematika siswa kelas XI?”

Jenis rumusan masalah ini sering digunakan dalam penelitian eksperimental atau kuantitatif yang membutuhkan pengujian hipotesis.

Langkah-Langkah Menyusun Rumusan Masalah

Menyusun rumusan masalah membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang topik penelitian. Berikut langkah-langkah umum yang biasa dilakukan:

  1. Identifikasi Masalah Utama
    Lakukan pengamatan atau kajian literatur untuk mengetahui permasalahan yang benar-benar relevan dan menarik untuk diteliti.
  2. Tentukan Fokus dan Batasan
    Tentukan batasan agar tidak terlalu luas. Semakin spesifik rumusan masalah, semakin mudah pula penelitian dilaksanakan.
  3. Tentukan Variabel dan Hubungan yang Ingin Diketahui
    Rumusan masalah yang baik menyebutkan variabel yang akan diteliti serta arah hubungan antarvariabel (jika ada).
  4. Rumuskan dalam Bentuk Pertanyaan Penelitian
    Susun dalam bentuk kalimat tanya agar dapat dijawab melalui proses penelitian yang terukur.

Contoh proses:
Topik: Pengaruh penggunaan gadget terhadap tidur remaja
→ Identifikasi masalah: Banyak remaja sulit tidur karena terlalu sering bermain gadget
→ Rumusan masalah: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan gadget sebelum tidur terhadap kualitas tidur siswa SMA?”

Kesimpulan

Rumusan masalah adalah bagian penting dari proses penelitian yang menentukan arah, ruang lingkup, dan fokus dari seluruh kegiatan ilmiah. Tanpa rumusan masalah yang tepat, penelitian akan kehilangan arah dan bisa berakhir tanpa hasil yang bermakna.

Dalam praktiknya, rumusan masalah disusun dengan memperhatikan kejelasan, kelayakan untuk diteliti secara ilmiah, serta keterkaitan dengan tujuan penelitian. Rumusan masalah bisa bersifat deskriptif, komparatif, atau asosiatif, tergantung pada jenis penelitian yang dilakukan.

Dengan rumusan masalah yang kuat dan jelas, peneliti akan lebih mudah dalam menentukan metode, menyusun instrumen, serta menganalisis data untuk mencapai tujuan akhir dari penelitiannya.

 

  • Perbedaan Antara Tesis Dan Disertasi