Apa Itu Analisis Ekonomi Makro?

Analisis ekonomi makro mengacu pada proses pemanfaatan faktor dan prinsip ekonomi makro dalam analisis ekonomi.

Faktor ekonomi makro meliputi faktor-faktor seperti pengangguran, inflasi, kebijakan pemerintah, Produk Domestik Bruto (PDB) dan suku bunga.

Faktor-faktor tersebut memungkinkan para ekonom dan analis keuangan untuk membuat penilaian yang terinformasi tentang keadaan ekonomi suatu negara.

Analisis ini memungkinkan para ekonom untuk membuat prediksi atau peramalan yang akurat tentang masa depan ekonomi dalam kaitannya dengan statistik masa lalu dan sekarang.

Selama proses analisis ekonomi makro, tren ekonomi dipelajari untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda inflasi.

Inflasi yang tidak terkelola yang dibiarkan lepas kendali merugikan perekonomian negara mana pun.

Inflasi dapat dibagi menjadi inflasi yang diantisipasi dan yang tidak diantisipasi.

Selama analisis ekonomi makro, tren ekonomi memungkinkan para ekonom untuk memprediksi apakah ada kemungkinan inflasi di masa depan.

Jika demikian, bisnis dan bahkan pemerintah dapat mengambil tindakan proaktif untuk mengurangi dampak inflasi.

Ketika inflasi tidak dapat diantisipasi, tindakan perlindungan semacam itu tidak akan diambil, membuat bisnis rentan terhadap dampaknya.

membantu para ekonom membuat prediksi tentang arah ekonomi.

Proses analisis ekonomi makro mencakup studi tentang kebijakan pemerintah yang berdampak pada perekonomian.

Ketika pemerintah memiliki terlalu banyak kebijakan ekonomi yang tidak ramah, hal ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi dengan menakut-nakuti investor dan membuat iklim ekonomi tidak ramah bagi bisnis lokal.

Kebijakan ekonomi yang tidak ramah seperti itu termasuk pajak dan bea masuk yang berlebihan.

PDB juga relevan selama analisis makroekonomi, karena juga merupakan indikator keadaan ekonomi.

Apakah Amazon benar-benar memberi Anda harga yang kompetitif? Plugin yang kurang dikenal ini mengungkapkan jawabannya.

Ketika PDB stabil, ini dapat dilihat sebagai faktor positif jika berada pada tingkat yang diinginkan.

Ketika PDB turun ke tingkat yang rendah, ini dapat dilihat sebagai indikator bahwa permintaan barang dan jasa tidak cukup.

Di sisi lain, PDB yang terlalu tinggi merupakan pertanda buruk, yang berarti pasar terlalu panas dan mungkin akan segera ambruk.

Jika demikian, pemerintah dapat memutuskan untuk melakukan intervensi dengan memanipulasi ekonomi melalui mekanisme yang mencakup suku bunga.

Jika tingkat bunga tinggi, hal itu dapat membuat konsumen enggan membelanjakan uang dan mendorong mereka untuk menabung lebih banyak.

Strategi seperti itu juga akan menurunkan PDB tinggi yang disebabkan oleh belanja konsumen yang berlebihan.

Sebaliknya, dalam pengartian sederhana merupakan kasus ketika tingkat bunga rendah.

Lebih banyak konsumen akan didorong untuk meminjam lebih banyak dari pemberi pinjaman untuk membiayai pembelian mereka.

Langkah ini sekali lagi akan meningkatkan belanja konsumen dan mendorong PDB naik.