Apa itu Model Distribusi?

Model distribusi, dalam pengartian sederhana merupakan metode yang digunakan perusahaan untuk mengirim produk dari titik asal ke titik penjualan akhir.

Model klasik mencakup setidaknya tiga pihak yang berbeda: produsen barang, distributor atau gudang, dan toko ritel, yang mewakili titik penjualan akhir.

Seiring berjalannya waktu, model distribusi dapat mengalami perubahan yang mengalihkan tanggung jawab pihak-pihak tersebut.

Model ini — juga disebut rantai pasokan dalam beberapa kasus — dapat menambah biaya atau masalah tambahan pada aktivitas bisnis normal.

Mengubah gaya atau metode distribusi dapat membantu perusahaan mencapai hasil yang lebih baik baik dalam profitabilitas maupun reputasi merek.

Banyak masalah dapat timbul dengan model distribusi, terlepas dari panjang, gaya, atau pihak yang terlibat dalam sistem tersebut.

Masalah utama dalam model ini adalah fakta sederhana bahwa masing-masing pihak bertindak demi kebaikannya sendiri.

Misalnya, pabrikan berfokus pada produksi barang dengan biaya serendah mungkin.

Biaya pengapalan atau distribusi juga harus ditekan seminimal mungkin agar perusahaan dapat mencapai profitabilitas maksimum.

Pedagang grosir atau distributor berusaha membuat produsen membayar harga tinggi untuk memindahkan barang ke pengecer karena perantara ini menginginkan keuntungan untuk aktivitasnya sendiri.

Biaya pengiriman harus disertakan dalam model distribusi.

Penggunaan model distribusi pendek biasanya lebih murah dan menghasilkan waktu henti yang lebih pendek ketika pengecer mengalami kehabisan stok.

Misalnya, produsen yang memproduksi barang dengan permintaan tinggi harus memiliki model distribusi yang dapat sering memasok pengecer untuk memaksimalkan penjualan.

Membayar premi untuk jenis layanan distribusi ini mungkin tidak menjadi masalah karena keuntungan dari penjualan produk yang banyak diminati mengimbangi biaya distribusi.

Dalam beberapa kasus, sebuah perusahaan besar mungkin dapat menciptakan layanan distribusinya sendiri dengan mengembangkan sebuah distributor yang dapat mengirim barang ke pengecer.

Model ini dapat menyebabkan perusahaan sering berinteraksi dengan pelanggan karena rantai pasok yang pendek.

Apakah Amazon benar-benar memberi Anda harga yang kompetitif? Plugin yang kurang dikenal ini mengungkapkan jawabannya.

Titik penjualan akhir adalah akhir dari model distribusi.

Pengecer juga penting dalam model distribusi untuk produsen.

Mengirim barang ke pengecer yang salah dapat mengakibatkan pelanggan tidak mau berbelanja di toko khusus ini untuk barang tertentu.

Misalnya, peritel kecil yang tidak memiliki banyak lokasi di wilayah regional tertentu berarti pelanggan harus berkendara lebih jauh untuk membeli barang.

Selain itu, menjual barang di pasar internasional membutuhkan penggunaan model distribusi yang tepat.

Menciptakan hubungan dengan mitra yang tepat dapat membantu perusahaan membangun ikatan yang kuat di pasar lokal.