Apa itu Perilaku Konsumen?

Perilaku konsumen terdiri dari tindakan yang diambil konsumen sehubungan dengan pengambilan keputusan tentang pembelian berbagai barang dan jasa.

Sebuah studi tentang fenomena ini sering kali berfokus pada faktor psikologis dan faktor lain yang memotivasi orang untuk membeli produk atau menolaknya demi pilihan lain.

Untuk membuat kampanye pemasaran yang sukses, perlu memahami faktor-faktor ini dan memanfaatkan perilaku tersebut dengan cara yang memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian.

Salah satu elemen kunci yang mempengaruhi perilaku konsumen, dalam pengartian sederhana merupakan citra diri konsumen.

Orang yang mendambakan kekaguman agar merasa nyaman dengan dirinya sendiri akan sering berusaha keras untuk menerima validasi dari orang lain.

Ini akan sering membuat mereka membeli pakaian trendi terbaru dan mobil terbaru yang sarat dengan tambahan, dan terlihat di tempat yang tepat bisa menjadi sangat penting.

Sebaliknya, orang-orang yang kurang peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain cenderung berfokus pada melakukan pembelian yang mereka anggap praktis dan mampu memberikan kenyamanan dan layanan yang mereka butuhkan.

Brand loyalty merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

Faktor budaya juga dapat berperan dalam membentuk perilaku konsumen.

Misalnya, tawar-menawar dengan pemilik toko mengenai harga suatu barang adalah praktik umum di banyak tempat di seluruh dunia.

Dalam beberapa budaya, tawar-menawar harga sebelum membeli dianggap sebagai bagian penting dari proses.

Di tempat lain, gagasan mencoba tawar-menawar dengan pemilik toko dianggap tidak pantas, bahkan tidak sopan.

Orang yang melakukan perjalanan sering menyesuaikan perilaku konsumen mereka agar sesuai dengan standar lokal, dan dengan demikian dianggap sebagai bagian dari norma sosial.

Apakah Amazon benar-benar memberi Anda harga yang kompetitif? Plugin yang kurang dikenal ini mengungkapkan jawabannya.

Anggaran rumah tangga dan ekonomi saat ini memainkan peran besar dalam perilaku konsumen.

Tekanan sosial merupakan faktor terkait yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap perilaku konsumen.

Konsumen mungkin termotivasi untuk membeli merek tertentu karena orang yang mereka kagumi telah membeli produk yang sama.

Keinginan untuk masuk ke dalam lingkaran sosial dapat memengaruhi pemilihan pakaian, makanan, jenis rumah dan lingkungan, dan hampir semua keputusan pembelian lainnya.

Dengan tekanan sosial, fokusnya bukan untuk menonjol dan dikagumi, tetapi untuk masuk ke dalam kelompok pilihan, dan diakui sebagai bagian dari kelompok itu.

Perilaku konsumen mungkin dimotivasi oleh tekanan teman sebaya.

Pendidikan juga berperan besar dalam menentukan perilaku konsumen.

Hal ini berkaitan baik dengan pendidikan formal maupun pembelajaran secara umum.

Ketika orang menjadi lebih tahu tentang pilihan pembelian mereka, produk yang dulunya diinginkan dapat disingkirkan demi produk lain yang dianggap lebih menarik oleh konsumen dalam beberapa hal.

Misalnya, seorang konsumen mungkin sangat senang dengan merek sup kalengan tertentu sampai dia mengetahui bahwa produk tersebut mengandung natrium.

Pada saat itu, konsumen menemukan dan mulai menyukai merek yang mengandung natrium dalam jumlah lebih rendah, sambil tetap memuaskan keinginan konsumen akan sup yang enak.

Fokus pada citra diri dapat mendorong konsumen untuk membeli mobil yang sarat fitur terkini.

Perilaku konsumen dipelajari baik dari segi sektor populasi maupun individu.

Dengan memahami apa yang dapat memengaruhi kebiasaan membeli, bisnis dapat menciptakan produk yang cenderung menarik banyak konsumen, dan mengiklankannya dengan cara yang menarik perhatian pasar sasaran.

Proses mengevaluasi perilaku konsumen ini terus berlangsung, karena selera dan kebutuhan konsumen berubah seiring waktu.

Untuk alasan ini, perusahaan selalu mengevaluasi keberhasilan upaya mereka saat ini, dan menerapkan perubahan bila diperlukan untuk mempertahankan keberhasilan tersebut.