Definisi Bangsa Pemberi Kredit: Apa itu Bangsa Kreditur?,Memahami Bangsa Kreditur

Pengertian Bangsa Kreditur?

Suatu negara kreditur memiliki posisi investasi internasional bersih (NIIP) positif setelah merekonsiliasi semua transaksi keuangan yang diselesaikan antara negara tersebut dan seluruh dunia. Sederhananya, ia memiliki surplus neraca pembayaran kumulatif.

Ringkasan:

  • Negara kreditur adalah negara yang meminjamkan lebih banyak uang kepada dunia daripada yang mereka pinjam darinya.
  • Menjadi negara kreditor memberi suatu negara kekuatan dan pengaruh, terutama ketika menegosiasikan perjanjian perdagangan dengan negara debitur.
  • Status sebagai negara kreditor dapat berubah seiring waktu dengan pasang surut ekonomi domestik dan global.

Memahami Bangsa Kreditur

Negara kreditur telah menginvestasikan lebih banyak sumber daya di negara lain daripada yang diinvestasikan oleh negara lain di dunia. Untuk menentukan apakah suatu negara adalah negara kreditor, seseorang harus memperhitungkan saldo utang negara secara keseluruhan saat menghitung neraca pembayaran.

Negara kreditor terkadang dapat kehilangan statusnya dan menjadi negara debitur. Ini terjadi di Amerika Serikat pada 1980-an ketika neraca pembayarannya menjadi negatif.

Statistik neraca pembayaran yang disusun oleh Dana Moneter Internasional telah diunggah ke dalam basis data online yang berguna yang dapat diakses melalui situs web IMF. Selain angka neraca pembayaran negara, basis data juga mencakup posisi investasi internasional bersih suatu negara.

NIIP terdiri dari selisih antara aset asing yang dimiliki penduduk domestik dan aset domestik yang dimiliki oleh entitas asing. Seperti disebutkan, status negara kreditor dapat diperoleh atau hilang karena perubahan ekonomi domestik suatu negara dan ekonomi global secara keseluruhan.

Di zona euro, mulai tahun 2020, Jerman dan Belanda telah menjadi negara kreditor utama karena mereka mempertahankan NIIP positif selama bertahun-tahun. Di Asia, China, Jepang, Singapura, dan Taiwan adalah negara utama dengan NIIP positif, lebih banyak berinvestasi di negara lain.

China, Jepang, Singapura, dan Taiwan semuanya telah meningkatkan posisi investasi internasional mereka, dengan China khususnya membeli obligasi Treasury AS dalam jumlah besar. Jepang adalah negara kreditor terbesar dalam hal saldo NIIP-nya, dan telah demikian selama bertahun-tahun.

Di Amerika Utara, hanya Kanada yang menjadi negara kreditor. Investor mengawasi angka NIIP saat mengukur kelayakan kredit suatu negara dan bisnisnya.

Pada akhirnya, persyaratan perdagangan akan ditentukan oleh negara-negara dengan modal untuk dipinjamkan, dan negara-negara pengutang akan menjadi pihak yang harus membayar tagihannya. Untuk investor sehari-hari, NIIP suatu negara menjanjikan untuk menjadi indikator utama tanggung jawab fiskal suatu negara secara keseluruhan.

Diversifikasi kepemilikan di negara kreditur dan debitur dapat membantu menyebarkan risiko portofolio dari waktu ke waktu.

Amerika Serikat: Bukan Lagi Bangsa Kreditor

Amerika Serikat saat ini adalah negara yang paling berhutang, menurut NIIP-nya. Ini berarti nilai aset yang dimiliki di dalam negeri lebih kecil dari kewajibannya kepada investor asing.

AS menjadi negara pengutang pada tahun 1985 untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia I. Namun, status suatu negara sebagai negara pengutang tidak serta merta menunjukkan kekuatan perekonomian negara tersebut.

Pada saat perubahan status, analis memperingatkan agar tidak menyamakan Amerika Serikat dengan negara pengutang besar lainnya, seperti Brasil dan Meksiko, karena ekonomi Amerika jauh lebih kuat. Analis juga menyarankan AS harus mengirim lebih banyak uang yang diperolehnya ke luar negeri daripada yang diterima kembali dari investasi di luar negeri.

Ini belum terjadi dengan cara yang berarti, jadi AS tetap berhutang ke seluruh dunia. Hal ini sering dikaitkan dengan konsumsi berlebihan orang Amerika dengan seluruh dunia yang menyediakan pembiayaan dan produk.

Menariknya, krisis keuangan yang dimulai pada tahun 2008 tampaknya membengkokkan kurva kembali ke keseimbangan, tetapi kemudian tren NIIP negatif terbentuk kembali, dari negatif $2,5 triliun pada tahun 2010 menjadi negatif $14 triliun pada tahun 2020. Sebaliknya, China, ekonomi terbesar kedua di dunia, telah memperluas posisinya sebagai negara kreditur dari $1,5 triliun menjadi $2,2 triliun dari tahun 2010 hingga 2020.

Dua negara kreditur teratas, pada tahun 2020, adalah Jepang dan Jerman. Yang pertama memiliki NIIP sebesar $3,4 triliun sedangkan yang terakhir membukukan angka $2,5 triliun.