Rasio keuangan utama untuk menganalisis industri perhotelan – (Keuangan)

Industri perhotelan adalah bidang besar dalam industri jasa yang mencakup bidang yang lebih kecil seperti hotel dan penginapan, perencanaan acara, taman hiburan, transportasi, jalur pelayaran, dan bidang lain dalam industri pariwisata.

Dengan industri perhotelan yang bersifat umum, sangat penting untuk menentukan serangkaian rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menganalisis perusahaan di seluruh industri, apa pun operasinya. Industri perhotelan memiliki banyak aset tetap dan berwujud, dan oleh karena itu memerlukan serangkaian rasio keuangan yang sangat spesifik untuk menganalisis industri dan kinerja masing-masing perusahaan secara akurat. Berikut ini adalah rasio keuangan utama yang dapat digunakan untuk menganalisis perusahaan dalam industri perhotelan.

Apa Rasio keuangan utama untuk menganalisis industri perhotelan?

  • Industri perhotelan meliputi hotel, acara, tujuan wisata, dan jalur pelayaran, antara lain.
  • Karena sektor ini mencakup begitu banyak sub-sektor yang berbeda, sulit untuk membandingkan perusahaan dalam sektor perhotelan.
  • Beberapa rasio keuangan yang membantu dapat digunakan untuk mencapai perbandingan apel-ke-apel.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas memberikan informasi kepada pemangku kepentingan mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Industri perhotelan membutuhkan modal kerja yang tinggi dan memiliki banyak kewajiban keuangan jangka pendek yang harus dipenuhi, menjadikan rasio likuiditas sebagai bagian integral dari analisis industri.

Rasio lancar = (aset lancar / kewajiban lancar)

Rasio lancar adalah ukuran likuiditas yang menunjukkan bagaimana perusahaan dapat memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya dengan aset jangka pendek yang ada. Aset yang dianggap jangka pendek adalah segala sesuatu seperti persediaan dan tidak termasuk aset jangka panjang seperti properti, pabrik, dan peralatan.

Untuk industri perhotelan, perusahaan memiliki banyak kewajiban lancar berupa gaji dan upah, sewa peralatan jangka pendek, dan kewajiban jangka pendek lainnya. Selain itu, ini adalah industri siklis, sehingga perusahaan harus memiliki aset lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban lancar, bahkan dalam penurunan ekonomi. Pemangku kepentingan ingin melihat rasio lancar yang tinggi di atas satu untuk menentukan perusahaan dalam industri perhotelan yang kuat.

2. Rasio Leverage Keuangan

Keuangan rasio leverage memberikan pemangku kepentingan pemahaman tentang solvabilitas jangka panjang dari sebuah perusahaan di industri perhotelan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang jangka panjangnya.

Rasio hutang = (total hutang / total aset)

Perusahaan dalam industri perhotelan memiliki banyak kewajiban jangka panjang berupa hutang, bersama dengan kewajiban lancar. Hutang ini digunakan untuk membiayai properti besar seperti hotel atau armada bus besar untuk perusahaan transportasi. Banyak aset jangka panjang dibutuhkan untuk berhasil menjalankan perusahaan perhotelan, dan oleh karena itu pembiayaan hutang jangka panjang biasanya juga dibutuhkan.

Rasio hutang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang jangka panjangnya. Untuk perusahaan dalam industri perhotelan, penting untuk memiliki rasio utang yang rendah, yang berarti aset jangka panjang jauh lebih besar daripada utang yang digunakan untuk membelinya.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, pada tingkat laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Untuk perusahaan di industri perhotelan, miliaran dolar dihasilkan, dan banyak perusahaan sudah lama berdiri, yang berarti margin keuntungan yang tinggi harus dihasilkan di semua tingkatan.

Margin laba kotor = ((penjualan – harga pokok penjualan) / penjualan)

Margin laba kotor mengukur laba kotor perusahaan yang diperoleh dari pendapatan yang dihasilkannya. Untuk perusahaan di industri perhotelan, sebagian besar biaya berasal dari operasi dan bukan harga pokok penjualan, dan margin laba kotor harus tinggi untuk bisnis yang beroperasi dalam industri perhotelan.

Margin laba bersih = (laba bersih) / (total penjualan)

Margin laba bersih mirip dengan margin laba kotor kecuali bahwa itu mengukur jumlah laba bersih yang diperoleh dari pendapatan yang dihasilkan perusahaan. Untuk perusahaan di industri perhotelan, keuntungan sebenarnya tidak terlalu tinggi, karena ada biaya operasional terkait yang tinggi untuk menjalankan perusahaan di industri ini. Namun, pemangku kepentingan harus selalu melihat margin laba bersih perusahaan dan membandingkannya dengan rata-rata industri untuk memastikannya memenuhi atau melebihi tolok ukur.

Artikel terkait

  1. Rasio saat ini
  2. Laba Kotor vs. Penghasilan Bersih: Apa Perbedaannya?
  3. Aset lancar
  4. Rasio Likuiditas
  5. Kewajiban
  6. KEWAJIBAN SAAT INI
  7. Laba kotor
  8. Rasio Solvabilitas vs. Rasio Likuiditas: Apa Perbedaannya?
  9. Margin Laba Bersih
  10. Analisis Investasi Secara Cepat Dengan Rasio