IPA

Perbedaan Kimia Organik dan Kimia Anorganik dalam IPA

Kimia organik dan kimia anorganik adalah dua cabang utama kimia yang mempelajari sifat, struktur, dan reaksi zat kimia. Berikut adalah perbedaan antara kimia organik dan kimia anorganik:

  1. Definisi:
    • Kimia Organik: Kimia organik mempelajari senyawa kimia yang mengandung karbon, terutama senyawa hidrokarbon dan senyawa-senyawa yang terkait dengan hidrokarbon. Senyawa organik juga dapat mengandung unsur-unsur seperti nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor.
    • Kimia Anorganik: Kimia anorganik mempelajari senyawa kimia yang tidak mengandung karbon-hidrogen ikatan (C-H), seperti logam, garam, mineral, dan asam-basa.
  2. Karbon-Hidrogen Ikatan:
    • Kimia Organik: Senyawa organik selalu mengandung ikatan karbon-hidrogen (C-H).
    • Kimia Anorganik: Senyawa anorganik tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen (C-H).
  3. Sumber Senyawa:
    • Kimia Organik: Senyawa organik ditemukan di alam dalam bentuk makhluk hidup atau dapat disintesis dalam laboratorium.
    • Kimia Anorganik: Senyawa anorganik dapat ditemukan di alam dalam bentuk mineral atau dapat dihasilkan secara sintetis.
  4. Sifat Fisik:
    • Kimia Organik: Senyawa organik cenderung memiliki titik lebur dan titik didih yang lebih rendah daripada senyawa anorganik sebanding. Senyawa organik juga seringkali kurang larut dalam air.
    • Kimia Anorganik: Senyawa anorganik cenderung memiliki titik lebur dan titik didih yang lebih tinggi daripada senyawa organik sebanding. Banyak senyawa anorganik larut dalam air.
  5. Sumber Energi:
    • Kimia Organik: Senyawa organik sering berperan sebagai sumber energi dalam makhluk hidup. Contoh termasuk karbohidrat, lipid, dan protein.
    • Kimia Anorganik: Senyawa anorganik seperti garam dan mineral memiliki peran struktural atau fungsi elektrolit, tetapi tidak umumnya berperan sebagai sumber energi.
  6. Reaktivitas:
    • Kimia Organik: Senyawa organik cenderung memiliki reaktivitas tinggi terhadap perubahan kimia, terutama dalam hal reaksi substitusi atau adisi.
    • Kimia Anorganik: Senyawa anorganik cenderung memiliki reaktivitas yang lebih rendah atau lebih terfokus pada reaksi yang melibatkan pemindahan elektron.
  7. Penggunaan Praktis:
    • Kimia Organik: Digunakan dalam berbagai industri, termasuk farmasi, petrokimia, makanan, dan material sintetis.
    • Kimia Anorganik: Digunakan dalam industri logamurgi, pertambangan, kimia anorganik umum, dan banyak aplikasi teknologi.
  8. Contoh Senyawa:
    • Kimia Organik: Contoh senyawa organik meliputi metana (CH4), etanol (C2H5OH), glukosa (C6H12O6), dan asam amino.
    • Kimia Anorganik: Contoh senyawa anorganik meliputi natrium klorida (NaCl), besi oksida (Fe2O3), kalsium karbonat (CaCO3), dan asam sulfat (H2SO4).
  9. Contoh Cabang Kimia:
    • Kimia Organik: Cabang-cabang kimia organik melibatkan organik sintetis, kimia bioorganik, kimia organik fisik, dll.
    • Kimia Anorganik: Cabang-cabang kimia anorganik melibatkan kimia koordinasi, kimia anorganik bioinorganik, kimia kovalen, dll.

Meskipun terdapat perbedaan tersebut, perlu dicatat bahwa batas antara kimia organik dan kimia anorganik tidaklah mutlak, dan beberapa senyawa, terutama yang dikenal sebagai senyawa organometalik, memiliki karakteristik dari kedua bidang tersebut.

 

Post terkait

Perbedaan Molekul Organik dan Anorganik dalam IPA

Perbedaan Fosfat Organik dan Anorganik dalam IPA

Perbedaan Polimer Organik dan Anorganik dalam IPA

Perbedaan Karbon Anorganik dan Organik dalam IPA

Related Posts