Kimia

Contoh Pelarut: Definisi dan Jenis

Apa itu Pelarut?

Pelarut adalah cairan yang dapat mengikat molekul zat yang larut dalam pelarut tersebut. Pelarut dapat membantu memecahkan zat cair, padat, atau gas menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan terdispersi dalam pelarut. Pelarut dapat digunakan dalam berbagai macam industri, seperti industri kimia, farmasi, makanan, dan minyak bumi.

Contoh Pelarut

Berikut ini beberapa contoh pelarut yang dapat digunakan dalam berbagai macam kegiatan:

1. Pelarut Organik

Pelarut organik adalah pelarut yang terbuat dari zat karbon. Pelarut organik dapat digunakan dalam berbagai macam kegiatan, seperti ekstraksi, pembersihan, dan pengeringan. Beberapa contoh pelarut organik adalah etanol, metanol, aceton, dan kloroform.

2. Pelarut Anorganik

Pelarut anorganik adalah pelarut yang tidak terbuat dari zat karbon. Pelarut anorganik dapat digunakan dalam berbagai macam kegiatan, seperti pemurnian, pengendapan, dan pengeringan. Beberapa contoh pelarut anorganik adalah air, asam sulfat, dan natrium hidroksida.

3. Pelarut Polar

Pelarut polar adalah pelarut yang memiliki sifat dielektrik tinggi dan dapat mengikat molekul zat yang memiliki sifat polar. Pelarut polar dapat digunakan dalam berbagai macam kegiatan, seperti ekstraksi, pembersihan, dan pengeringan. Beberapa contoh pelarut polar adalah etanol, metanol, dan air.

4. Pelarut Non-Polar

Pelarut non-polar adalah pelarut yang memiliki sifat dielektrik rendah dan dapat mengikat molekul zat yang memiliki sifat non-polar. Pelarut non-polar dapat digunakan dalam berbagai macam kegiatan, seperti ekstraksi, pembersihan, dan pengeringan. Beberapa contoh pelarut non-polar adalah heksan, kloroform, dan dietil eter.

Contoh umum pelarut termasuk air, etanol, metanol dan aseton. Istilah ‘pelarut’ dapat didefinisikan sebagai zat yang memiliki kemampuan untuk melarutkan zat terlarut tertentu untuk membentuk larutan dengannya. Meskipun pelarut sebagian besar digunakan dalam keadaan cair, ada kemungkinan pelarut ada dalam fase padat dan gas juga. Beberapa contoh umum pelarut tercantum di bawah ini.

  • Air
  • etanol
  • metanol
  • Aseton
  • Tetrakloroetilena
  • Toluena
  • metil asetat
  • Etil asetat
  • heksana
  • Benzena

Sifat dari beberapa pelarut ini dirinci dalam subbagian berikut.

Air

Air adalah pelarut protik polar dengan rumus kimia H 2 O. Air memiliki kemampuan untuk melarutkan berbagai macam zat. Inilah alasan mengapa itu dianggap sebagai pelarut yang baik. Selanjutnya, air sering disebut sebagai “pelarut universal” karena diketahui melarutkan lebih banyak zat daripada semua pelarut cair lainnya. Air sangat penting bagi setiap organisme hidup di planet Bumi. Saat air bergerak melintasi siklus air, melalui tanah dan melalui tubuh organisme hidup, ia mengangkut beberapa mineral dan nutrisi berharga bersamanya.

etanol

Etanol dianggap oleh banyak orang sebagai pelarut yang sangat serbaguna. Senyawa organik ini membentuk campuran yang dapat bercampur dengan air dan beberapa pelarut organik lainnya seperti benzena, aseton, etilena glikol, kloroform, toluena, gliserol, nitrometana, karbon tetraklorida, piridin dan dietil eter. Senyawa ini juga dapat bercampur dengan banyak hidrokarbon alifatik ringan. Beberapa contoh termasuk pentana dan heksana. Klorida alifatik seperti tetrakloroetilena juga dapat bercampur dengan etanol.

metanol

Methanol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia CH 3 OH. Senyawa ini juga disebut sebagai metil alkohol. Metanol terutama digunakan sebagai pelarut industri untuk membantu dalam pembuatan resin, tinta, warna dan perekat. Senyawa ini juga digunakan dalam pengolahan bahan dan produk farmasi penting seperti kolesterol, vitamin, streptomisin dan hormon sebagai pelarut.

Aseton

Karena kemampuannya untuk melarutkan senyawa polar dan nonpolar, aseton dianggap oleh banyak orang sebagai pelarut yang sangat baik (kebanyakan pelarut lain hanya dapat melarutkan senyawa polar atau non-polar). Selanjutnya, aseton adalah pelarut yang kuat karena merupakan bahan yang dapat bercampur. Artinya berpotensi bercampur dalam jumlah tertentu dengan air. Aseton digunakan dalam sejumlah reaksi organik penting (seperti reaksi substitusi nukleofilik) sebagai pelarut polar dan aprotik. Penggunaan pelarut aseton juga penting dalam reaksi oksidasi Jones (reaksi bernama penting untuk konversi alkohol sekunder menjadi keton). Penting untuk dicatat bahwa senyawa ini tidak membentuk azeotrop dengan air

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang pelarut dan konsep penting lainnya yang terkait dengan larutan dan sifat-sifatnya, daftar ke disni dan unduh aplikasi seluler di ponsel cerdas Anda.

Kesimpulan

Pelarut adalah cairan yang dapat mengikat molekul zat yang larut dalam pelarut tersebut. Pelarut dapat membantu memecahkan zat cair, padat, atau gas menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan terdispersi dalam pelarut. Pelarut dapat digunakan dalam berbagai macam industri, seperti industri kimia, farmasi, makanan, dan minyak bumi. Beberapa contoh pelarut adalah etanol, metanol, aceton, kloroform, air, asam sulfat, natrium hidroksida, heksan, dan dietil eter.

Pertanyaan Umum tentang Pelarut

1. Apa itu pelarut?

Pelarut adalah zat atau substansi yang digunakan untuk melarutkan atau mencampurkan bahan lain. Pelarut biasanya digunakan dalam berbagai aplikasi, baik dalam industri maupun dalam kehidupan sehari-hari, untuk membantu melarutkan, mencampur, atau mengangkut bahan-bahan yang tidak larut atau sulit larut dalam pelarut tersebut.

2. Apa jenis-jenis pelarut yang umum digunakan?

Ada beberapa jenis pelarut yang umum digunakan, antara lain:
– Air: Air adalah pelarut universal yang sering digunakan dalam banyak aplikasi. Banyak senyawa polar dan ionik dapat larut dalam air.
– Pelarut organik: Ini meliputi berbagai senyawa organik seperti etanol, aseton, metanol, dan banyak lagi. Pelarut organik umumnya digunakan ketika bahan yang akan dilarutkan tidak larut dalam air atau membutuhkan lingkungan nonpolar.
– Pelarut aprotik: Jenis pelarut ini termasuk dimetilsulfoksida (DMSO), asetonitril, dan dimetilformamida (DMF). Mereka sering digunakan dalam sintesis organik dan reaksi kimia yang memerlukan stabilitas dan kekuatan pelarut yang tinggi.

3. Apa peran pelarut dalam kimia?

Pelarut memiliki peran penting dalam kimia. Beberapa peran utama pelarut adalah:
– Melarutkan bahan: Pelarut membantu melarutkan bahan-bahan yang tidak larut atau sulit larut, sehingga memungkinkan reaksi kimia atau ekstraksi yang efisien.
– Stabilisasi reaktan: Dalam reaksi kimia, pelarut dapat membantu menjaga reaktan dalam kondisi yang stabil dan mencegah reaksi yang tidak diinginkan.
– Membantu transfer panas: Beberapa pelarut, seperti air, digunakan dalam sistem pendinginan atau pemanasan untuk mentransfer panas dengan efisien.
– Media reaksi: Pelarut juga berfungsi sebagai media reaksi di mana reaksi kimia dapat terjadi dan molekul-molekul reaktan dapat berinteraksi.

4. Apa perbedaan antara pelarut polar dan pelarut nonpolar?

Pelarut polar adalah pelarut yang memiliki muatan positif dan negatif yang terpisah secara spasial. Mereka dapat melarutkan senyawa polar dan ionik karena daya tarik elektrostatis. Contoh pelarut polar adalah air. Di sisi lain, pelarut nonpolar adalah pelarut yang tidak memiliki muatan positif dan negatif yang terpisah secara signifikan. Mereka cenderung melarutkan senyawa nonpolar dan memiliki afinitas yang rendah terhadap senyawa polar atau ionik.

5. Apakah semua bahan dapat larut dalam pelarut?

Tidak, tidak semua bahan dapat larut dalam semua pelarut. Larutabilitas suatu bahan tergantung pada sifat kimia dan polaritasnya. Bahan yang polar cenderung larut dalam pelarut polar, sedangkan bahan nonpolar cenderung larut dalam pelarut nonpolar. Selain itu, faktor-faktor seperti suhu, tekanan, dan konsentrasi juga dapat mempengaruhi larutabilitas suatu bahan dalam pelarut.

Post terkait

Larutan dan Pelarut: Pengertian dan Peran dalam Kimia

Pelarut dan Terlarut: Memahami Interaksi Molekuler dalam Larutan

Perbandingan Zat Pelarut dan Zat Terlarut

Related Posts