ETIKA MEMUJI TEMAN DI LINGKUNGAN KERJA

Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di lingkungan kerja adalah sesuatu yang harus dimulai sejak hari pertama kita bekerja dan bertemu dengan mereka. Mencintai rekan kerja bukan hanya tentang memberikan umpan balik untuk kebaikan mereka, tetapi kita juga perlu memberikan pujian kepada rekan kerja kita. Tujuan pujian bisa bermacam-macam, bisa karena kita mengidolakan cara mereka bekerja dan bisa juga karena kita ingin mendorong mereka untuk lebih percaya diri.

Apapun tujuan kita, memberikan pujian kepada rekan kerja kita harus dilandasi dengan etika pujian yang baik. Etika sangat diperlukan dalam memuji orang lain, hal ini diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pemberi pujian dan penerima pujian. Selain itu, etika pujian juga diperlukan agar pujian yang diberikan benar-benar terdengar tulus dan jujur.

Mengapa etika sangat dipuji di lingkungan kerja? Karena seringkali ketika kita menerima pujian dari rekan kerja lainnya. Kita merasa ada keraguan dalam diri kita yang mengatakan “apa benar apa yang dia katakan tentang saya?”, “Apakah pujian itu hanya untuk membuat saya bahagia?” dan beberapa keraguan lain tentang pujian itu.

Jadi, sudah siapkah rekan-rekan pembaca untuk mencerahkan hari rekan-rekan Anda? Jika ya, berikut beberapa etika yang dipuja di lingkungan kerja yang telah kita rangkum dari situs web idea ted. Beberapa etika tersebut diperlukan agar pujian yang kita sampaikan tidak terdengar hambar. Baiklah langsung saja kita simak penjelasannya dibawah ini.

1. Cantumkan Nama Mereka dalam Pujian Kita.

Saat kita berbicara dengan seseorang dan mencantumkan namanya, percakapan kita akan terdengar lebih hangat. Menyertakan nama lawan bicara dalam kalimat yang kita sampaikan juga akan membuat diskusi lebih akrab dan menyenangkan. Seolah-olah kita tidak sedang berbicara dengan orang asing atau seseorang yang tidak nyaman dengan kita. Coba rekan Career Advice ini, terapkan dulu etika ini dan lihat perbedaannya.

Ini mungkin terdengar sederhana, tetapi menyebut nama orang lain akan menegaskan bahwa mereka memiliki arti yang sangat besar dan sangat berarti bagi kita. Sama halnya dengan memuji, ketika kita memuji seseorang dengan menyebut namanya. Mereka akan merasa bahwa pujian itu benar-benar tulus dan tulus.

Bayangkan ketika seorang rekan pembaca mendapat pujian dari seseorang yang tidak menyebut nama Anda, misalnya orang tersebut mengatakan “Presentasi Anda bagus!” Sekarang coba bandingkan jika pujiannya menjadi “Anita, presentasimu hebat!”

Dari kedua contoh pujian tersebut, manakah yang menurut rekan pembaca lebih tulus dan enak didengar? Kita yakin rekan-rekan pembaca akan lebih menyukai contoh kedua, karena contoh pujian pertama terdengar sangat kaku dan terasa asing.

2. Berikan Pujian dengan Sangat Spesifik.

Memuji seseorang juga membutuhkan kejelasan. Jangan hanya karena ingin memuji seseorang, kita menggunakan kata-kata yang ambigu atau menggunakan kalimat umum seperti biasa. Perlu diingat kembali bahwa etika pujian diciptakan agar pujian yang kita berikan kepada rekan kita tidak terdengar hambar dan kaku.

Jadi, apa saja contoh pujian khusus? Kebanyakan orang sering memuji dengan kata-kata, “Kerja bagus!” atau “Kamu hebat!” Rasanya dua kalimat itu terdengar sangat ambigu. Seseorang yang mendapat pujian seperti itu akan berpikir, “bagian mana dari karya yang saya hasilkan yang dianggap bagus ya?” Atau mungkin kita juga akan berpikir, “Apa yang saya lakukan? sampai-sampai dia harus mengatakan bahwa pekerjaan saya baik. ” Etika Puji menunjukkan bahwa kita memberikan pujian yang spesifik, sehingga orang yang menerima pujian kita dapat memahami mana tindakan sedang dipuji oleh orang itu.

Alih-alih hanya mengatakan “kerja bagus!” lebih baik kita mengatakan “kerja bagus! Anda telah membuat laporan keuangan yang sangat detail dan tepat. Pilihan lokasi pertemuan yang Anda pilih juga sangat bagus, klien kita sangat menikmati pertemuan kerja kita hari ini. Kedengarannya sangat jelas, bukan?

Selain itu, pujian khusus juga membuat kita mengerti tentang kemajuan atau tindakan positif yang telah kita lakukan. Jadi, kedepannya kita akan melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik lagi. Karena salah satu tujuan pemberian pujian juga untuk mendorong seseorang berbuat lebih baik dari sebelumnya.

3. Jangan Hanya Memuji.

Etika yang baik tidak hanya harus mencantumkan nama dan kekhususan. Sebuah pujian akan lebih baik jika kita menindaklanjutinya. Artinya, jika kita memiliki waktu atau kesempatan untuk bertemu dan berbicara dengan seseorang yang telah kita puji sebelumnya, akan jauh lebih baik untuk menindaklanjuti pujian itu.

Misalnya, sebelumnya saya memuji rekan kerja saya karena dia telah membuat presentasi yang sangat bagus di depan klien . Ketika saya makan di kantin, kita tidak sengaja bertemu lagi. Akhirnya saya makan di sampingnya dan mencoba menindaklanjuti pujian saya kemarin. “Rena, aku masih sangat terkesan dengan presentasimu kemarin. Penasaran apa saja tips dan triknya agar kita bisa percaya diri saat presentasi di depan banyak orang? “.

Dari pertanyaan ini, kita dapat yakin bahwa penerima pujian benar-benar yakin bahwa pujian kita tidak palsu. Buktinya, kita meminta tips dan trik dari presentasi hebat yang disampaikan. Ini menunjukkan bahwa kita benar-benar kagum dengan presentasi tersebut.