Lagu jangkrik

Jangkrik bernyanyi untuk menarik pasangannya selama musim kawin.

Jangkrik adalah serangga yang dikenal semua orang, terutama karena nyanyiannya yang luar biasa. Pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, suaranya sangat keras sehingga bahkan mengganggu beberapa orang. Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa mereka bernyanyi begitu banyak?

Seperti hewan lainnya, bernyanyi adalah bentuk komunikasi, baik untuk menyerang, memperingatkan bahaya atau bahkan untuk reproduksi. Yang terakhir adalah alasan mengapa jangkrik bernyanyi begitu banyak. Mereka mencari pasangan, dengan laki-laki bertanggung jawab atas semua kebisingan.

Baik betina maupun jantan memiliki organ di perut yang berfungsi seperti pengeras suara. Namun, hanya pada pria ditemukan membran yang menghasilkan gerakan yang memungkinkan emisi suara. Suaranya sangat keras hingga bisa mencapai seratus desibel.

Setelah reproduksi, betina bertelur dan mati. Setelah menetas, jangkrik muda (nimfa) memasuki tanah dan tinggal di sana sampai musim kawin. Mereka memakan getah yang diambil dari akar tanaman, sambil menunggu saat yang tepat untuk menggali terowongan yang membawa mereka kembali ke permukaan. Beberapa spesies jangkrik dapat tetap terkubur hingga 17 tahun, menjadi salah satu serangga yang memiliki umur terpanjang.

Musim kawin tiba, biasanya di bulan-bulan hangat tahun ini, mereka keluar dan memanjat pohon. Pada saat itu mereka mengalami metamorfosis, berubah menjadi serangga dewasa. Laki-laki dewasa kemudian memulai lagu baru untuk menarik pasangan mereka.

Penting untuk diingat bahwa pada saat reproduksi inilah jangkrik berada pada risiko terbesar. Setelah bertahun-tahun di bawah tanah, mereka sekarang akan menghadapi predator dan cuaca. Di antara hewan utama yang memakan jangkrik, kita dapat menyebutkan burung dan reptil.

Meski tidak berbahaya, beberapa jenis jangkrik telah menjadi masalah serius bagi para petani. Dalam beberapa tahun terakhir, jangkrik telah menjadi hama kopi, yang terdaftar terutama di negara bagian Minas Gerais, São Paulo dan Paraná.

Nimfa hewan ini menghisap getah dari pohon kopi, sehingga produktivitasnya berkurang. Untuk mengatasi masalah tersebut, produsen harus memastikan keberadaan nimfa dengan mengamati daerah akar dan batang tanaman. Setelah memastikan keberadaan jangkrik, insektisida harus digunakan untuk membunuh hewan, yang dapat diterapkan pada tanaman atau langsung ke tanah. Studi mengaitkan peningkatan serangan pada pohon kopi dengan penghancuran tanaman asli untuk ditanam.