Seorang anak lebih berisiko mengalami glomerulonefritis jika ia memiliki:
- Penyakit autoimun sistemik seperti lupus.
- Poliarteritis nodosa.
- Granulomatosis dengan polyangiitis.
- Purpura Henoch-Schonlein.
- sindrom Alport.
- Infeksi streptokokus.
Dengan mempertimbangkan hal ini, siapa yang berisiko terkena glomerulonefritis?
Infeksi virus, seperti HIV, hepatitis B, dan hepatitis C juga meningkatkan risiko . Glomerulonefritis akut dapat berkembang menjadi glomerulonefritis kronis atau jangka panjang . Faktor genetik dapat berperan, tetapi penderita glomerulonefritis biasanya tidak memiliki anggota keluarga yang juga memiliki kondisi tersebut.
Mungkin juga ada yang bertanya, apa saja tanda dan gejala glomerulonefritis? Tanda dan gejala glomerulonefritis meliputi:
- Urin berwarna merah muda atau cola dari sel darah merah dalam urin Anda (hematuria)
- Urin berbusa karena kelebihan protein (proteinuria)
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Retensi cairan (edema) dengan pembengkakan yang terlihat jelas di wajah, tangan, kaki, dan perut Anda.
Juga pertanyaan adalah, apa penyebab paling umum dari glomerulonefritis?
Penyakit akut dapat disebabkan oleh infeksi seperti radang tenggorokan . Ini juga dapat disebabkan oleh penyakit lain, termasuk lupus, sindrom Goodpasture, penyakit Wegener, dan poliarteritis nodosa. Diagnosis dini dan pengobatan segera penting untuk mencegah gagal ginjal.
Apa itu nefritis akut pediatrik?
Glomerulonefritis akut pediatrik terjadi ketika tabung kecil di ginjal anak (glomeruli) menjadi meradang dan mengganggu fungsi ginjal.