Apa Nilai-Nilai yang Dianut?

Nilai-nilai yang dianut, dalam pengartian sederhana merupakan moral inti dan nilai-nilai organisasi.

Mereka pada dasarnya adalah keyakinan di mana perusahaan dibangun, dikembangkan menjadi kode etik.

Nilai-nilai ini berfungsi sebagai semacam cetak biru untuk cara organisasi menjalankan bisnis.

Karena nilai-nilai yang dianut biasanya akan sangat selaras dengan misi organisasi, mereka cenderung cukup mudah diadopsi oleh karyawan.

Tujuan utama dari nilai-nilai yang dianut adalah untuk menciptakan standar perilaku di seluruh perusahaan.

Ini untuk memastikan bahwa karyawan mengikuti garis perusahaan, bukan sistem nilai mereka sendiri, saat membuat keputusan.

Nilai-nilai tersebut berfungsi sebagai tindakan pencegahan terus menerus terhadap perilaku yang tidak diinginkan.

Nilai-nilai yang dianut perusahaan harus ditunjukkan oleh supervisor setiap hari agar karyawan dapat mengikutinya.

Nilai-nilai ini menjadi dasar bagi budaya organisasi.

Setelah norma-norma ini dikomunikasikan kepada karyawan, mereka dapat membangun keyakinan ini, tetapi mereka biasanya akan mengikuti semangat nilai-nilai tersebut.

Tujuannya adalah untuk memiliki budaya mapan yang memandu karyawan, jika tidak lebih, efektif daripada peraturan yang digariskan secara khusus.

Agar efektif secara maksimal, sebuah perusahaan biasanya perlu menggunakan beberapa metode untuk mendidik karyawannya dengan benar mengenai nilai-nilai yang dianutnya.

Banyak perusahaan telah membuat dokumen dengan nilai-nilai, untuk memastikan bahwa mereka dipahami dengan jelas.

Juga bermanfaat untuk membangun aturan dan regulasi organisasi di sekitar nilai-nilai tersebut, sehingga kepatuhan karyawan akan mendukung keyakinan inti.

Seminar dapat membantu mempromosikan dan memelihara nilai-nilai yang dianut perusahaan.

Salah satu cara paling ampuh untuk menanamkan nilai-nilai yang dianut pada karyawan adalah dengan menunjukkan sifat-sifat tersebut setiap hari.

Ini biasanya menjadi tanggung jawab para eksekutif, manajer, dan penyelia, yang mencontohkan perilaku untuk staf mereka.

Karyawan baru dapat mempelajari nilai-nilai ini secara eksplisit melalui literatur perusahaan dan secara tidak langsung melalui paparan kepada karyawan lain.

Inilah sebabnya mengapa sering bermanfaat untuk memberi kesempatan kepada karyawan baru untuk berasimilasi secara pribadi dengan rekan kerja sehingga mereka dapat merasakan budaya organisasi.

Toleransi terhadap kebebasan berbicara, yang sering digambarkan dalam adegan yang dilukis oleh seniman Norman Rockwell, dianggap sebagai nilai inti Amerika.

Hal ini juga dapat bermanfaat untuk memberikan pengingat secara teratur tentang berbagai nilai organisasi.

Ini dapat mencakup iklan tertentu, seperti dengan poster di sekitar kantor atau artikel di buletin perusahaan.

Itu juga dapat dipromosikan melalui acara khusus, seperti ceramah atau seminar yang mempromosikan dan memelihara nilai-nilai yang dianut.

Untuk mendorong berkembangnya budaya berdasarkan keyakinan tersebut, biasanya disarankan untuk menjadikan upaya promosi ini sebagai bagian rutin dari strategi perusahaan.