Gaya Hidup

Deflasi dan Disinflasi dalam Bisnis, pengertian, perbedaan

Deflasi & Disinflasi 

Deflasi dan disinflasi keduanya terkait dengan perubahan tingkat harga, dalam perekonomian. Tingkat harga dapat diukur dengan deflator PDB (Produk Domestik Bruto) atau indeks CPI (Indeks Harga Konsumen).

Deflasi dan disinflasi keduanya terkait erat satu sama lain dan juga terkait dengan konsep inflasi yang banyak kita kenal. Deflasi dan disinflasi dapat dengan mudah dibingungkan jika konsep di balik istilah ini tidak sepenuhnya dipahami.

Artikel ini memberikan penjelasan komprehensif tentang deflasi dan disinflasi serta menguraikan persamaan dan perbedaan antara keduanya. Apa itu Deflasi?

Deflasi, seperti namanya merupakan kebalikan dari inflasi.

Sementara inflasi adalah kenaikan tingkat harga dalam suatu ekonomi, deflasi adalah penurunan tingkat harga. Deflasi terjadi sebagai akibat dari pengurangan jumlah uang beredar dalam perekonomian.

Pasokan uang dalam perekonomian mungkin disebabkan oleh pengeluaran yang lebih sedikit akibat tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Ketika pengangguran meningkat, akan ada lebih sedikit pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk barang dan jasa, yang akan menghasilkan permintaan yang melambat dan jumlah uang beredar yang lebih rendah.

Ketika permintaan turun, harga barang dan jasa akan turun hingga mencapai tingkat di mana orang mampu membayar biayanya. Penurunan permintaan barang dan jasa akan semakin memicu tingkat pengangguran.

Deflasi juga dapat disebabkan oleh investasi yang lebih rendah oleh perusahaan atau pemerintah yang dapat menyebabkan pengangguran, pengeluaran yang lebih rendah, permintaan yang lebih sedikit yang mengakibatkan deflasi. Apa itu Disinflasi?

Disinflasi sangat terkait dengan inflasi.

Perekonomian yang mengalami disinflasi akan melihat bahwa tingkat harga perekonomian meningkat, namun dengan laju yang lebih lambat. Dalam istilah yang lebih sederhana, disinflasi adalah inflasi pada tingkat yang menurun; itu juga dikenal sebagai ‘inflasi yang melambat’.

Misalnya, di AS, pada tahun 2007, tingkat harga naik 10%; pada tahun 2008 meningkat sebesar 8%; pada tahun 2009, harga meningkat sebesar 6%, dan pada tahun 2010, tingkat harga meningkat sebesar 3%. Seperti yang Anda lihat, ada peningkatan positif pada tingkat harga, tetapi pada tingkat yang lebih lambat.

Disinflasi adalah tanda ekonomi yang lebih sehat; karena tingkat harga meningkat, bisnis akan terus berinvestasi, memproduksi, dan menciptakan lapangan kerja, dan karena tingkat harga meningkat dengan kecepatan yang terkendali, akan ada beban yang lebih rendah pada konsumen yang akan terus meminta barang dan jasa.

Pengantar Deflasi dan Disinflasi

Disinflasi dan deflasi terkait erat satu sama lain, dan keduanya diukur dengan perubahan tingkat harga umum. Deflasi dapat mengakibatkan pengangguran yang lebih tinggi, sedangkan disinflasi akan memberikan efek yang lebih sehat pada perekonomian dengan menghilangkan efek inflasi yang merusak.

Disinflasi membantu mengendalikan tingkat harga dalam ekonomi ke tingkat yang dapat dikelola, sedangkan deflasi dapat mengakibatkan harga yang sangat rendah yang tidak sehat untuk perdagangan, bisnis, investasi, dan pekerjaan. Ringkasan:

  • Deflasi dan disinflasi terkait dengan perubahan tingkat harga, dalam perekonomian.

    Tingkat harga dapat diukur dengan deflator PDB (Produk Domestik Bruto) atau indeks CPI (Indeks Harga Konsumen).

  • Deflasi, seperti namanya adalah kebalikan dari inflasi.

    Sementara inflasi adalah kenaikan tingkat harga dalam suatu ekonomi, deflasi adalah penurunan tingkat harga.

  • Perekonomian yang mengalami disinflasi akan melihat bahwa tingkat harga perekonomian meningkat, namun dengan laju yang lebih lambat.