Olahraga & Kebugaran

Jenius dan Keajaiban dalam Orang, pengertian, perbedaan

Jenius & Keajaiban 

Faktor usia merupakan salah satu perbedaan antara genius dan prodigy yang langsung dikenali semua orang, tetapi ada juga perbedaan lain antara genius dan prodigy. Saat merujuk pada orang dengan kecerdasan tinggi, kita cenderung menggunakan berbagai kata seperti jenius, ajaib, berbakat, cerdas, dll.

Namun apakah semua kata ini memiliki arti yang sama, atau apakah ada perbedaan? Melalui artikel ini, kita akan memperhatikan dua kata jenius dan ajaib. Jenius, merupakan istilah yang mengacu pada seseorang yang memiliki kemampuan luar biasa dalam hal kreativitas dan kapasitas intelektual bahkan pemikiran yang out of the box.

Seorang jenius adalah orang yang sangat cerdas tetapi keluar dari cara berpikir tradisional. Di sisi lain, anak ajaib adalah seseorang yang menguasai suatu disiplin ilmu pada usia yang sangat muda.

Inilah perbedaan utama antara jenius dan ajaib. Artikel ini mencoba menyoroti perbedaan antara kedua kata ini sambil memberikan gambaran keseluruhan dari setiap kata.

Siapakah seorang Jenius?

Ketika berbicara tentang kata jenius, seperti yang disebutkan di atas dalam pendahuluan, seorang jenius, merupakan istilah yang mengacu pada seseorang yang sangat cerdas melebihi orang lain dalam kapasitas intelektual dan kreatifnya. Namun, tidak seperti anak ajaib, seorang jenius tidak harus anak-anak.

Seorang jenius dapat dianggap sebagai pencipta pengetahuan baru karena ia melepaskan diri dari sistem pemikiran yang berlaku. Inilah mengapa seorang jenius sering dikaitkan dengan orisinalitas.

Misalnya, Albert Einstein dapat dianggap sebagai seorang jenius. Ini karena dia mampu menciptakan pengetahuan baru dan mengubah arah ilmu pengetahuan.

Inilah mengapa seorang jenius bukan hanya orang yang cerdas; seorang jenius sejati jauh lebih karena kemampuannya yang luar biasa. Francis Galton, yang juga dianggap sebagai penemu psikometri, sangat tertarik mempelajari kecerdasan manusia.

Juga, di bidang-bidang seperti psikologi dan filsafat, gagasan tentang seorang jenius telah menjadi bidang minat khusus.

Siapakah Anak Ajaib?

Keajaiban, merupakan istilah yang mengacu pada seseorang yang menampilkan keterampilan luar biasa dalam bidang tertentu sebagai seorang anak. Bakat yang dimiliki individu ini alami tetapi ajaib jika mempertimbangkan usianya.

Keajaiban biasanya adalah anak-anak atau di bawah usia 18 tahun. Keajaiban biasanya menampilkan penguasaan orang dewasa di bidang tertentu.

Sebagai contoh, mari kita ambil Wolfgang Amadeus Mozart, yang dapat dianggap sebagai ahli musik yang mulai menggubah karyanya pada usia 5 tahun. Namun, istilah ini tidak hanya terbatas pada musik atau komposisi.

Seseorang bisa menjadi anak ajaib dalam matematika, catur, menari, seni, dll. Beberapa peneliti menyatakan bahwa kemampuan bawaanlah yang membuat seseorang menjadi anak ajaib, sementara yang lain percaya itu adalah faktor lingkungan.

Ini menyoroti bahwa istilah jenius dan ajaib tidak identik tetapi merupakan dua hal yang berbeda.

Apa perbedaan antara Genius dan Prodigy?

• Definisi Jenius dan Keajaiban:

  • Jenius, merupakan istilah yang mengacu pada seseorang yang memiliki kemampuan luar biasa dalam hal kreativitas dan kemampuan intelektual bahkan out of the box thinking.
  • Anak ajaib adalah seseorang yang menguasai suatu disiplin ilmu pada usia yang sangat muda. Dia menampilkan penguasaan orang dewasa di bidang tertentu

• Usia:

  • Seorang jenius tidak terbatas pada batasan usia.
  • Keajaiban mengacu terutama pada anak atau orang di bawah usia 18 tahun.

• Orisinalitas:

  • Seorang jenius sangat orisinal.
  • Anak ajaib memiliki bakat luar biasa orang dewasa dalam hal penampilan dan kreativitas, tetapi mungkin tidak orisinal.

• Kemampuan:

  • Seorang jenius menciptakan pengetahuan baru dan berpikir di luar kebiasaan.

    Kemampuan luar biasa yang dia miliki adalah bawaan.

  • Seorang anak ajaib mungkin tidak menciptakan pengetahuan baru atau berpikir di luar kebiasaan.

    Juga, kemampuan bisa bawaan atau mungkin dikembangkan karena faktor lingkungan.

Gambar Courtesy: Albert Einstein dan anak Mozart melalui Wikicommons (Domain Publik)