Olahraga & Kebugaran

Teori Konflik dan Konsensus dalam Orang, pengertian, perbedaan

Teori Konflik & Konsensus 

Karena kedua teori tersebut ditujukan untuk memahami perilaku manusia, mengetahui perbedaan antara teori konflik dan konsensus hanya dapat lebih membantu Anda. Kedua teori ini sangat banyak digunakan dalam ilmu sosial.

Kedua teori ini biasanya dikatakan bertentangan berdasarkan argumen mereka. Teori konsensus menekankan bahwa tatanan sosial merupakan melalui norma bersama, dan sistem kepercayaan orang.

Para ahli teori ini percaya bahwa masyarakat dan keseimbangannya didasarkan pada konsensus atau persetujuan orang. Namun, ahli teori konflik memandang masyarakat dengan cara yang berbeda.

Mereka percaya bahwa masyarakat dan tatanan sosial didasarkan pada kelompok masyarakat yang kuat dan dominan. Mereka menekankan adanya benturan kepentingan di antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat.

Artikel ini mencoba menyoroti perbedaan antara kedua teori tersebut melalui pemberian pemahaman yang lebih baik terhadap kedua teori tersebut.

Pengertian Teori Konsensus?

Teori konsensus berfokus pada tatanan sosial yang dipertahankan oleh norma, nilai, dan kepercayaan bersama orang-orang. Menurut perspektif ini, masyarakat menjunjung tinggi perlunya mempertahankan status quo dan jika seseorang bertentangan dengan apa yang diterima dan dianut oleh mayoritas orang tersebut dianggap menyimpang.

Teori konsensus memberi keunggulan pada budaya sebagai cara mempertahankan konsensus masyarakat. Teori ini menyoroti integrasi nilai-nilai sekelompok orang.

Teori konsensus tidak terlalu mementingkan perubahan sosial karena mereka lebih fokus pada mempertahankan masyarakat sebagaimana adanya melalui konsensus. Namun, mereka tidak menolak kemungkinan perubahan sosial.

Sebaliknya, mereka percaya perubahan sosial terjadi dalam batas-batas konsensus.

Pengertian Teori Konflik?

Karl Marx-lah yang memprakarsai pendekatan memandang masyarakat melalui ketidaksetaraan dalam masyarakat yang menimbulkan konflik kelas.

Menurutnya, ada dua kelas di semua masyarakat, yang kaya dan yang miskin. Status quo dipertahankan dan didorong sesuai dengan keinginan kelompok dominan atau yang kaya dalam masyarakat.

Ahli teori konflik juga memperhatikan bagaimana kelompok dominan dalam masyarakat mempertahankan kekuasaan mereka melalui penggunaan institusi sosial seperti agama, ekonomi, dll. Mereka percaya bahwa mereka yang berkuasa menggunakan baik mekanisme represif maupun aparatus negara ideologis untuk memesan.

Dalam pengertian ini, teori ini menyoroti konflik kepentingan di antara orang-orang. Teori konflik juga memperhatikan berbagai bentuk ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat yang dapat bersifat ekonomi, politik, dan pendidikan.

Berbeda dengan teori konsensus, teori ini tidak menonjolkan norma dan nilai bersama atau konsensus orang. Mereka menyoroti pentingnya perjuangan antara kelas dan bentrokan antara yang kaya dan yang miskin sebagai sarana untuk mencapai kesetaraan.

Apa perbedaan antara Teori Konflik dan Konsensus?

  • Teori konsensus menekankan bahwa perlunya norma bersama dan sistem kepercayaan orang untuk menjaga ketertiban sosial.
  • Ahli teori ini tidak terlalu memperhatikan perubahan sosial dan menganggapnya sebagai proses yang lambat.
  • Mereka menekankan integrasi nilai.
  • Jika seseorang melanggar kode etik yang diterima, dia dianggap menyimpang.
  • Teori konflik menyoroti bahwa masyarakat dan tatanan sosial dikendalikan oleh kelompok masyarakat yang kuat dan dominan.
  • Menekankan adanya benturan kepentingan antar kelompok yang berbeda dalam masyarakat.
  • Mereka menolak kepercayaan konsensus, norma dan nilai bersama.