Teknologi dapat membajak kepribadian manusia

Tidak peduli tipe kepribadian apa yang kita miliki, apakah itu introvert, ekstrovert, atau ambivert. Disadari atau tidak, perkembangan teknologi di zaman cararn ini telah membajak kepribadian manusia di muka bumi ini . Hmm, apa yang Anda maksud dengan pembajakan? Dunia maya yang diciptakan oleh teknologi telah menampilkan banyak fitur baru dan iklan produk yang sering menipu kita, sehingga kita memiliki kepercayaan diri yang luar biasa untuk membeli produk tersebut.

Dunia maya juga membuat kita lebih nyaman menatap layar ponsel atau laptop berjam-jam, daripada menatap wajah orang tersayang di depan kita. Perkembangan teknologi juga membuat kita sering lalai dengan tugas-tugas pekerjaan di kantor dan kurang memiliki waktu untuk istirahat. Misalnya, rekan pembaca belum pernah melihat sepasang kekasih yang sedang berkencan dan keduanya saling menatap layar ponsel? Padahal, waktu bersama dengan orang terkasih adalah waktu yang berkualitas untuk bertukar cerita. Berdasarkan contoh ini kita dapat dengan jelas melihat bahwa teknologi telah membajak kepribadian manusia. Kepribadian manusia yang dulu suka mengobrol dengan orang-orang di sekitarnya, kini beralih lebih memperhatikan ponselnya.

Menurut website pengusaha tersebut, ada 10 cara bagaimana teknologi telah membajak kepribadian manusia di zaman cararn ini. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.

1. Teknologi Telah Mengalihkan Perhatian Kita.

Sulit dipercaya bahwa hal-hal seperti ponsel telah berhasil mengalihkan perhatian kita, bahkan sekarang. Setiap kali hp kita bergetar, berbunyi atau berkedip dalam sekejap, kita akan langsung buru-buru mengecek hp kita untuk melihat notifikasi apa saja yang ada di hp tersebut.

Lucunya, walaupun handphone kita tidak memberikan tanda-tanda ada pesan atau notifikasi baru misalnya suara, getar atau menyala, kita tetap suka mengecek handphone kita. Tiba-tiba kita mencoba meraih ponsel dan berkata pada diri sendiri, “Apakah tidak ada WhatsApp?” atau “apa info terbaru dari akun Instagram saya?” Dan seterusnya.

Ketika kita tidak melihat atau memeriksa ponsel untuk beberapa waktu, kita merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidup kita. Padahal, jika kita tidak memeriksa ponsel, hidup kita mungkin akan aman. Teknologi telah mengalihkan perhatian kita dari sesuatu yang seharusnya tidak perlu diperhatikan menjadi sesuatu yang sangat dilebih-lebihkan.

2. Teknologi Membuat Kita Membutuhkan Lebih Banyak Ruang Mental.

Beberapa orang mengakali cara agar tetap fokus dan tidak terkecoh dengan ponsel dengan mematikan notifikasi atau mengubah cara ponsel menjadi silent. Ups! Tapi, nyatanya tidak semudah itu. Ketika kita sudah sadar untuk mengabaikan ponsel dan mematikan notifikasi, kita masih tergoda untuk mengecek ponsel.

Ya, meskipun mungkin tidak ada telepon atau obrolan yang masuk ke seluler kita. Tapi, tetap saja rasanya ingin selalu mengecek ponsel secara rutin.

Peneliti dari University of Texas at Austin, University of California, San Diego dan Disney Research baru-baru ini melakukan penelitian dan menemukan bahwa ketika ponsel seseorang berada di dekatnya, di atas meja atau bahkan diletakkan di ruangan yang sama, kondisi ini akan membuat kinerja seseorang menurun . Kognitif mereka akan membutuhkan cukup banyak penalaran. Hasil dari? Kita akan sulit untuk fokus mengerjakan pekerjaan kantoran.

Saat fokus kita berkurang karena terlalu fokus pada ponsel, penurunan fokus ini sama saja dengan efek kurang tidur! Maka dari itu peneliti menyarankan agar kita bisa lebih fokus bekerja dan tidak cepat lelah, solusi terbaik adalah dengan menjauhkan diri dari handphone. Akan lebih baik jika kita tidak meletakkannya di sebelah kita, agar fokus kita tetap terjaga. Teknologi telah membuat manusia membutuhkan lebih banyak ruang mental untuk menghindari gangguan ponsel dan fokus pada pekerjaan.

3. Kita mudah terpengaruh oleh Artificial Intelligence.

Ya! disadari atau tidak, teknologi dan kecerdasan buatan telah berusaha mengumpulkan informasi penting yang kita miliki. Nantinya, semua informasi penting akan mempengaruhi keputusan kita untuk berbelanja atau memilih suatu produk dan layanan.

Metode ini bekerja ketika kita melihat item dalam satu situs e-commerce. Kita memilih produk yang sangat murah dan menarik perhatian kita, kemudian kita memasukkannya ke dalam keranjang belanja virtual. Namun, kita belum sempat “check out” atau pembayaran untuk barang-barang tersebut. Beberapa waktu ke depan, ketika kita mencoba masuk ke e-commerce yang sama, kita akan melihat iklan yang terkait dengan produk yang kita pilih sebelumnya. Singkat kata, kita akan terus “dihantui” oleh iklan-iklan tersebut hingga akhirnya kita akan membeli produk yang dimaksud.

Dari contoh ini, kita dapat melihat dengan jelas bahwa penjual online di e-commerce dapat mempengaruhi pemikiran dan keputusan kita dalam memilih produk. Kecerdasan teknologi sangat memengaruhi keputusan kita. Keputusan yang kita buat tidak lagi ditentukan oleh kepribadian, tetapi ditentukan oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).

4. Teknologi Mempersingkat Perhatian Kita.

Penulis buku Irresistible: Rise of Addictive Technology, Adam Alter mengatakan, penelitian yang ia temukan menunjukkan bahwa rentang perhatian yang dimiliki manusia semakin berkurang. Awalnya, rentang perhatian manusia adalah 12 detik dan sekarang rentang perhatian terendah berkurang menjadi 8 detik, dan rentang perhatian rata-rata adalah 9 detik.

5. Teknologi Membuat Sulit Membedakan Jenis Kepribadian Manusia.

Di sisi lain, teknologi juga akan membuat kita “kecanduan”. Di masa lalu, kepribadian kita akan menentukan apa yang kita sukai. Misalnya, seorang introvert lebih suka membaca buku dan seorang ekstrovert lebih suka mengobrol dengan teman-temannya. Namun dengan berkembangnya teknologi seperti sekarang ini, semua jenis kepribadian manusia akan merasa ketagihan ketika melihat foto produk di Instagram, membaca fiksi atau komik online, dan lain sebagainya. Semua hal adiktif ini akan membuat kita sulit membedakan tipe kepribadian manusia.

6. Teknologi Mengubah Persepsi Manusia tentang Pilihan.

Perkembangan teknologi telah menawarkan banyak pilihan yang dapat kita putuskan. Dulu, pilihan kita dibatasi oleh beberapa pilihan karena kita tidak memiliki akses luas untuk melihat pilihan lain di luar jangkauan kita. Ketika teknologi datang dan berkembang, manusia memiliki banyak pilihan yang belum pernah mereka temukan sebelumnya.

Misalnya, saya ingin minum kopi di kafe yang unik dan instagramable. Saya cukup mengetikkan kata kunci “Kafe lucu di Jakarta” di Google, maka saya akan mendapatkan banyak pilihan yang ditawarkan oleh Google mengenai kafe lucu dan terkenal di Jakarta.

Dari sekian banyak pilihan, saya akan memberikan persepsi yang beragam dari setiap pilihan. Kepribadian saya yang pemalu dan tertutup mungkin berubah menjadi orang yang sangat aktif dan kritis ketika saya mengevaluasi pilihan. Berdasarkan contoh ini kita dapat melihat bahwa banyaknya pilihan yang dibawa oleh teknologi telah mengubah persepsi banyak orang.

7. Teknologi dapat membantu memperkuat keyakinan kita.

Katakanlah kita adalah orang yang sangat sulit untuk percaya pada sesuatu. Kepribadian yang kita miliki memang sangat sulit karena sulit bagi orang lain untuk meyakinkan diri kita sendiri. Nah, teknologi bisa membajak kepribadian kita! Mungkin sebelumnya kita tidak akan percaya bahwa Lombok memiliki pantai yang indah. Namun, ketika kita mencari “pantai-pantai indah di Lombok Indonesia”, kita akan takjub dan mulai percaya bahwa pantai-pantai di sana memang indah. Teknologi akan membuat kita dari tidak yakin menjadi yakin, dari yakin menjadi tidak yakin, atau dari tidak yakin menjadi semakin tidak pasti dan dari yakin menjadi semakin yakin.

8. Teknologi Dapat Menipu Kita untuk Memikirkan Sesuatu.

Perkembangan teknologi juga berdampak besar pada industri perfilman. Hal-hal mustahil yang mungkin terjadi dalam kehidupan manusia telah menjadi hal yang nyata dan diyakini oleh banyak orang. Dengan kata lain, teknologi bisa menipu banyak orang. Contohnya film Spiderman. Anak kecil mungkin mengira Spiderman benar-benar ada dan mungkin juga mengira digigit laba-laba akan menjadikan kita sosok Spiderman.

Ternyata, penipuan yang dibawa oleh teknologi bukan hanya dari industri perfilman saja. Berita hoax yang sering tersebar di masyarakat juga membuat banyak orang memikirkan hal yang mustahil yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan (karena hanya hoax).

9. Teknologi Telah Mengubah Kehidupan Sehari-hari Menjadi Game.

Permainan. Semua orang pasti sangat familiar dengan kata ini. Bagaimana bisa? Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, game merupakan game atau aplikasi yang digandrungi banyak orang dari berbagai kalangan sosial. Teknologi telah membuat kehidupan manusia sehari-hari menjadi sebuah game atau permainan. Gamifikasi ini akan memudahkan individu untuk lebih bersemangat karena menjalani hidup seolah-olah sedang berkompetisi layaknya dalam permainan.

Misalnya, program ojek online mengharuskan pengemudi mengumpulkan poin per hari agar pengemudi bisa mendapatkan bonus atau insentif dari perusahaan ojek online. Sistem ini dibuat seperti sebuah game dimana semakin banyak poin yang kita dapatkan dalam sebuah game maka semakin banyak pula hasil yang akan kita dapatkan.

10. Teknologi mengubah cara manusia berkomunikasi.

Pernahkah Anda berkenalan dengan seseorang di dunia maya? Ketika rekan pembaca Anda berkomunikasi dengan orang itu melalui obrolan dan telepon, kenalan baru Anda adalah orang yang sangat aktif dan suka mengobrol. Namun, ketika memutuskan untuk bertemu, kenalan sesama pembaca ini ternyata adalah orang yang sangat pasif. Apakah rekan pembaca pernah mengalami kondisi ini?

Contohnya adalah pengaruh perkembangan teknologi yang telah membajak kepribadian manusia. Seorang introvert bisa menjadi sangat ekstrovert ketika berkomunikasi dengan orang lain melalui teknologi, dan sebaliknya. Hal ini menyadarkan kita bahwa teknologi tidak dapat sepenuhnya memberi kita petunjuk yang benar tentang kepribadian seseorang.