Pemodelan Perilaku: Metode Memahami Perilaku Konsumen: Apa itu Pemodelan Perilaku?,Memahami Pemodelan Perilaku

Pengertian Pemodelan Perilaku?

Pemodelan perilaku adalah pendekatan yang digunakan oleh perusahaan untuk lebih memahami dan memprediksi tindakan konsumen. Pemodelan perilaku menggunakan data pengeluaran konsumen dan bisnis yang tersedia untuk memperkirakan perilaku masa depan dalam keadaan tertentu.

Pemodelan perilaku digunakan oleh lembaga keuangan untuk memperkirakan risiko yang terkait dengan penyediaan dana untuk individu atau bisnis dan oleh perusahaan pemasaran untuk menargetkan iklan. Ekonomi perilaku juga bergantung pada pemodelan perilaku untuk memprediksi perilaku agen yang berada di luar apa yang akan dianggap sepenuhnya berdasarkan fakta atau perilaku rasional.

Ringkasan:

  • Pemodelan perilaku mencoba untuk menjelaskan mengapa seseorang membuat keputusan dan model tersebut kemudian digunakan untuk membantu memprediksi perilaku masa depan.
  • Perusahaan menggunakan pemodelan perilaku untuk menargetkan penawaran dan iklan kepada pelanggan.

    Bank juga menggunakan pemodelan perilaku untuk membuat profil risiko kelompok nasabah yang lebih dalam.

  • Pemodelan perilaku terutama menggunakan kumpulan data perusahaan, tetapi mungkin juga menarik sumber publik lain yang relevan.

Memahami Pemodelan Perilaku

Pemodelan perilaku hanya mencoba menangkap beberapa psikologi pengambilan keputusan untuk memberikan simulasi yang lebih baik tentang bagaimana keputusan dibuat oleh konsumen dan kemungkinan konsumen tertentu membuat satu pilihan di atas yang lain. Pemodelan perilaku digunakan oleh perusahaan untuk mengasah proposisi nilai mereka atau menargetkan kampanye pemasaran berdasarkan output dari model tersebut.

Dalam pengertian ini, pemodelan perilaku terutama terdiri dari analisis data untuk mengkategorikan himpunan bagian dari orang-orang yang memiliki kebiasaan dan pemicu pembelian yang sama. Institusi keuangan, seperti bank dan perusahaan kartu kredit, menggunakan pemodelan perilaku untuk mensegmentasi dan membuat profil pengguna layanan mereka.

Misalnya, perusahaan kartu kredit akan memeriksa jenis bisnis tempat kartu biasanya digunakan, lokasi toko, frekuensi dan jumlah setiap pembelian untuk memperkirakan perilaku pembelian di masa mendatang, dan apakah pemegang kartu kemungkinan akan melakukan pembayaran kembali. masalah.

Data ini biasanya dikumpulkan untuk mengelompokkan pelanggan dalam kelompok yang memiliki kebutuhan dan pola penggunaan yang serupa. Pelanggan dalam kelompok tertentu dapat ditawari promosi berbeda untuk mendorong lebih banyak penggunaan kartu atau bahkan konsolidasi hutang lain ke dalam akun yang ada.

Contoh Dunia Nyata dari Pemodelan Perilaku

Setelah Anda menjadi pelanggan suatu perusahaan, mereka umumnya ingin Anda konsisten atau meningkatkan interaksi dan pembelian Anda. Ini juga berlaku untuk penyedia kartu kredit.

Perusahaan kartu kredit mungkin memperhatikan, misalnya, bahwa pemegang kartu telah beralih dari melakukan pembelian di toko diskon ke toko kelas atas selama enam bulan terakhir. Dengan sendirinya, ini mungkin menunjukkan bahwa pemegang kartu telah melihat peningkatan pendapatan, atau bisa juga berarti bahwa pemegang kartu membelanjakan lebih dari yang mampu mereka bayar.

Untuk mempersempit pilihan dan membuat profil risiko yang lebih akurat, perusahaan kartu juga akan melihat poin data lain, seperti apakah pemegang kartu hanya membayar pembayaran minimum atau jika pemegang kartu terlambat membayar. Pembayaran yang terlambat dapat menjadi indikator bahwa pemegang kartu memiliki risiko kebangkrutan yang lebih besar.

Pemodelan perilaku juga digunakan oleh pengecer untuk membuat perkiraan tentang pembelian konsumen. Pengecer dapat, misalnya, memeriksa jenis produk yang dibeli konsumen di toko atau online, lalu memperkirakan kemungkinan konsumen akan membeli produk baru berdasarkan seberapa mirip produk tersebut dengan pembelian mereka sebelumnya.

Ini sangat berguna bagi pengecer yang menyediakan program loyalitas pelanggan, yang memungkinkan mereka melacak pola pengeluaran individu dengan lebih terperinci. Misalnya, jika sebuah toko menentukan bahwa konsumen yang membeli sampo juga akan membeli sabun jika diberikan kupon, toko tersebut dapat memberikan kupon sabun di terminal tempat penjualan kepada konsumen yang hanya membeli sampo.

Jenis pemodelan perilaku ini telah disempurnakan menjadi subbidang yang dikenal sebagai analitik perilaku.