Apakah komunikasi nonverbal hanya harus dimiliki oleh pemimpin?

Tentu saja tidak. Apapun posisi kita dalam pekerjaan saat ini, kemampuan memaknai komunikasi nonverbal merupakan keterampilan yang harus dikuasai. Jika rekan pembaca masih belum mampu memaknai komunikasi nonverbal dengan baik, saatnya untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Semakin baik kita dapat memahami komunikasi nonverbal, semakin baik keterampilan komunikasi yang kita miliki.

Tentu ini tidak akan mudah. Dibutuhkan waktu dan pengetahuan yang luas untuk dapat memahami komunikasi nonverbal. Rekan pembaca tidak perlu khawatir. Jika kita terus melatih diri untuk menguasai keterampilan ini, kita akan mahir dalam menafsirkan komunikasi nonverbal. Berikut adalah 2 tips yang dapat membantu kita memahami komunikasi nonverbal.

1. Memahami cara berkomunikasi dengan orang lain.

Setiap orang memiliki kemampuan komunikasi yang berbeda-beda. Untuk dapat memahami sepenuhnya apa maksud dan tujuan yang disampaikan, perhatikan ekspresi wajah, kontak mata, cara berdiri, cara menggerakkan tangan dan kaki, serta gerakan tubuh yang dilakukan. Tentu saja, penampilan dan cara mereka berjalan juga menjadi poin penting untuk diperhatikan. Komunikasi nonverbal merupakan keterampilan yang tidak diperoleh dalam waktu singkat. Ini membutuhkan waktu dan pengalaman. Semakin sering kita memperhatikan orang lain, semakin luas pemahaman kita tentang komunikasi nonverbal.

2. Perhatikan kata-kata dan bahasa tubuh.

Pernahkah rekan pembaca melihat rekan yang memberi selamat dengan menunjukkan ekspresi wajah yang berlawanan? Sekarang, jika Anda memiliki kemampuan untuk memahami komunikasi nonverbal, Anda dapat melihat apakah seseorang benar-benar merasa bahagia atau hanya berpura-pura. Mana yang bisa dipercaya, ucapan atau bahasa tubuh? Tentu saja bahasa tubuh. Jika seseorang mengatakan sesuatu, perhatikan komunikasi nonverbal yang ditunjukkan. Komunikasi nonverbal adalah petunjuk untuk hal yang nyata.

Itulah 2 tips penting dalam memahami komunikasi nonverbal. Lalu, situasi apa yang sering melibatkan kemampuan memahami komunikasi nonverbal? Berikut adalah 3 situasi yang sering melibatkan kemampuan untuk memahami komunikasi nonverbal.

1. Saat melamar kerja.

Bagi perekrut, komunikasi nonverbal dapat menjadi pedoman untuk menerima atau tidak menerima calon pelamar. Perekrut dapat memperhatikan komunikasi yang ditampilkan oleh calon pelamar mulai dari duduk di lobi kantor. Selanjutnya, selama sesi wawancara, komunikasi nonverbal juga dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelamar. Dengan begitu, perekrut tidak akan membuat keputusan yang salah. Bagi pelamar, keterampilan komunikasi nonverbal membantu mereka memahami maksud yang diungkapkan oleh perekrut. Dengan membaca komunikasi nonverbal perekrut , pelamar dapat mengetahui apakah dia diterima atau tidak.

2. Saat menyelesaikan konflik.

Untuk menyelesaikan konflik, kita perlu mengumpulkan fakta-fakta yang tersedia. Nah, disinilah dibutuhkan kemampuan memahami komunikasi nonverbal. Melalui komunikasi nonverbal yang ditunjukkan, kita dapat mengetahui apakah seseorang mengatakan fakta atau tidak dalam proses penyelidikan, sehingga kita dapat lebih mengetahui kebenaran dan mengambil keputusan yang tepat.

3. Saat memimpin rapat.

Sebagai pemimpin rapat, kemampuan memahami komunikasi nonverbal dapat menjadi sinyal yang menunjukkan apakah materi yang disampaikan membosankan atau tidak dan apakah peserta rapat benar-benar fokus atau merasa bosan dengan apa yang kita sampaikan. Selain itu, komunikasi nonverbal juga membuat kita mengetahui apakah seseorang ingin menyampaikan pendapat atau sarannya. Dengan memiliki kemampuan untuk memahami komunikasi nonverbal, kita dapat menjalankan rapat yang efektif dan menjadi pemimpin rapat yang hebat .

Kemampuan dalam komunikasi nonverbal dapat ditingkatkan dengan melanjutkan latihan. Kita perlu memahami kekuatan yang dimiliki oleh komunikasi nonverbal dan memiliki pengalaman dan pemahaman yang luas agar dapat memahami apa maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh seseorang. Perhatikan setiap bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerakan yang dilakukan, nada suara dan kata-kata yang disampaikan. Gunakan insting untuk menafsirkan komunikasi nonverbal. Tentunya kita juga harus memiliki kepekaan yang tinggi. Pelatihan dan pengalaman akan melatih kita untuk menjadi ahli dalam komunikasi nonverbal.