Apakah sin menikah hanya di kalangan sipil?: Apakah Alkitab berbicara tentang pernikahan sipil?,Mengapa menikah dengan warga sipil?

Menikah hanya di kalangan sipil bukanlah sin, tetapi menerima berkat Tuhan sangat penting untuk pernikahan. Meski hanya hal kecil, ada baiknya mengadakan upacara keagamaan. Tuhan harus menjadi pusat pernikahan Kristen.

Apakah Alkitab berbicara tentang pernikahan sipil?

Tidak, Alkitab tidak berbicara tentang pernikahan sipil. Pada zaman Alkitab, pernikahan adalah upacara yang tidak memerlukan pengakuan pemerintah. Pernikahan agama resmi.

Cari tahu di sini: Apa yang Alkitab katakan tentang pernikahan?

Pembedaan antara perkawinan sipil dan perkawinan agama muncul untuk memaksakan suatu ketertiban dan tidak mendiskriminasi agama yang berbeda. Upacara pernikahan Buddhis sangat berbeda dengan pernikahan injili. Pemerintah membutuhkan aturan universal untuk mengakui pernikahan sebagai resmi, terlepas dari upacara agama. Perkawinan sipil juga berfungsi untuk mencegah penyalahgunaan, seperti perkawinan anak.

Mengapa menikah dengan warga sipil?

  • Untuk menjadi resmi – pemerintah hanya mengakui pernikahan sipil; tanpa upacara sipil, secara hukum Anda lajang
  • Untuk perlindungan – perkawinan sipil memberikan hak khusus kepada pasangan, seperti hak asuh bersama atas anak-anak
  • Menjadi saksi – menikah dengan warga sipil membuktikan bahwa pasangan menginginkan komitmen yang serius dan diakui oleh semua

Mengapa harus menikah secara agama?

Pernikahan yang kokoh harus memiliki Tuhan sebagai pusat, yang bertanggung jawab. Pernikahan agama berfungsi untuk menunjukkan penerimaan pasangan terhadap nilai-nilai alkitabiah tentang pernikahan. Dalam Alkitab, pernikahan lebih dari sekedar kontrak legal; itu adalah perjanjian suci antara seorang pria dan seorang wanita di hadapan Allah.

Pernikahan sipil menerima agama atau filosofi apa pun. Pernikahan agama menegaskan komitmen pasangan kepada Tuhan. Pasangan itu meminta berkat Tuhan atas pernikahan mereka ( Matius 19:6 ).

Pernikahan agama tidak harus mahal dan rumit. Ini bisa menjadi sesuatu yang lebih sederhana dan intim. Yang penting mengutamakan Tuhan, bukan ukuran partai.

Perhatian: bila memungkinkan, perkawinan sipil dan agama harus dilakukan secara berurutan, tanpa banyak waktu di antaranya, untuk menghindari kebingungan dan kontroversi.