Intervensi Militer Besar NATO

Pakta Pertahanan Atlantik Utara yang biasa disebut NATO adalah aliansi antar pemerintah yang menyatukan kekuatan militer dari beberapa Negara Anggota. NATO telah bergabung dengan negara-negara 28 dengan negara-negara lain 22 berpartisipasi dalam kemitraan perdamaian. Tanggung jawab utama NATO adalah menjaga perdamaian dan keamanan di kancah internasional. Tujuan utama NATO adalah untuk secara damai menyelesaikan konflik atau perselisihan yang mengancam stabilitas suatu bangsa atau wilayah. Diplomasi diberikan prioritas utama dalam operasi NATO, tetapi jika gagal, tindakan militer digunakan. Saat ini, NATO memiliki 18.000 tentara yang terlibat dalam misinya di seluruh dunia. NATO sebelumnya terlibat dalam beberapa misi yang membentuk sejarah bangsa dan wilayah.

Penjaga Jangkar, Kuwait-Irak

Irak menginvasi Kuwait pada 2 Agustus 1990 setelah dituduh mencuri minyak. Sumber-sumber lain mengindikasikan bahwa Irak telah merencanakan serangan itu berbulan-bulan sebelum invasi karena Irak tidak dapat membayar uang yang dipinjamnya untuk membiayai perjuangannya dengan Iran. Negara-negara Barat percaya bahwa Irak mengejar minyak Kuwait. Dalam waktu dua hari setelah serangan Irak ke Kuwait, Saddam mengumumkan Kuwait sebagai provinsi ke-19 Irak. Irak telah menerima hukuman dari sebagian besar negara, termasuk Liga Arab. Dewan Keamanan PBB menyerukan Irak untuk menarik diri dari Kuwait tanpa syarat, tetapi Irak tidak mau melakukannya. Oleh karena itu Irak diberi ultimatum untuk keluar pada 15 Januari 1991, atau menghadapi aksi militer. Selama waktu ini, operasi Anchor Guard didirikan dengan kapal udara yang beroperasi dari Turki. Proses ini menghasilkan hasil langsung yang melihat pembebasan Kuwait pada tanggal 25 Februari 1991.

Ace Guard, Kuwait-Irak

Penjaga ace adalah bagian dari perang Teluk yang bertujuan untuk membebaskan Kuwait dari invasi ke Irak. Ace Guard dimulai pada tahun 1991 oleh NATO sebagai bagian dari strategi militer untuk mengusir Irak dari Kuwait. Strategi ini merupakan hasil dari permintaan Turki karena Irak telah membanjiri mereka. Ace Mobile Force bersama dengan paket pertahanan udara telah dikerahkan di Turki. Intervensi itu sukses besar dan pada 9 Maret 1991, kedaulatan Kuwait dipulihkan.

Operasi Pengawal Bersama, Bosnia dan Herzegovina

Perang di Bosnia pecah pada tahun 1992 karena pembubaran Yugoslavia. Situasi semakin memburuk dengan meminta perhatian Dewan Keamanan PBB. DK PBB menyetujui resolusi pada Oktober 1992 di mana operasi Larangan Terbang didirikan. Pada tahun 1993, NATO memaksa operasi untuk menolak penerbangan dari Juni 1993 hingga 1996. Beberapa operasi NATO akan diikuti dengan berlanjutnya perang di Bosnia. Pada tahun 1995 pemboman udara dua minggu dimulai yang menyebabkan berakhirnya perang Yugoslavia.

Operasi Pasukan Sekutu, Kosovo-Montenegro-Serbia

Slobodan Milosevic telah memimpin tindakan keras terhadap separatis KLA dan warga sipil Albania di Kosovo. DK PBB mengeluarkan resolusi pada tahun 1998 yang menyerukan gencatan senjata, tetapi negosiasi tidak dapat dilanjutkan setelah Maret 1999. NATO tidak punya pilihan selain meluncurkan Operasi Pasukan Sekutu pada 24 Maret 1999. Tujuan dari operasi tersebut terutama adalah kemampuan militer Yugoslavia. Pada 3 Juni 1999, Slobodan tidak punya pilihan selain menerima resolusi yang mengizinkan NATO untuk membentuk pasukan penjaga perdamaiannya di negara itu.

Kesimpulan

NATO tidak melakukan operasi apa pun selama Perang Dingin, meskipun sudah ada. Mandat NATO awalnya adalah untuk melindungi wilayahnya dari ancaman dari Pakta Warsawa. Setelah perjanjian 1949, kerangka kerja NATO diperluas untuk mencakup pemeliharaan perdamaian dan resolusi konflik.

Intervensi militer besar NATO

Intervensi NATO, posisi

Tahun dimulai

Penjaga Jangkar, Kuwait-Irak

1990

Ace Guard, Kuwait-Irak

1991

Operasi Pengawal Bersama, Bosnia dan Herzegovina

1992

Operasi Pasukan Sekutu, Kosovo-Montenegro-Serbia

1999

Perang Afghanistan, Afghanistan

2003

Misi pelatihan NATO: Irak, Irak

2004

Operasi Perisai Laut, Somalia

2009

Intervensi militer di Libya

2011