Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Kingdom Plantae atau Tumbuhan: Karakteristik – Plantae,Klasifikasi Kingdom Plantae

Materi Biologi berikut akan menjelaskan pengertian, ciri, dan klasifikasi kingdom plantae. Simak baik-baik penjelasan di bawah ini.

Isi ll

Karakteristik – Plantae

Ciri-ciri yang dimiliki oleh plantae, adalah sebagai berikut:

  • Tumbuhan yang hampir semuanya mengandung pigmen hijau atau klorofil yang terbungkus kloroplas.
  • Tumbuhan yang bisa membuat makanan sendiri
  • Berdasarkan tanaman yang mengandung selusin yang dapat memberikan kekuatan
  • Eukariotik
  • Multiseluler
  • Memiliki dinding selulosa
  • Cadangan makanan berupa pati
  • Embrio yang dibuahi terkandung dalam biji dan diberi makan oleh induk betina

Kingdom Plantae termasuk kelompok Bryophyta atau Lumut , Pteridophyta atau tumbuhan paku – pakuan , dan Spermatophyta atau tumbuhan berbiji . Kingdom Plantae memiliki anggota sekitar lima ratus ribu spesies.

Klasifikasi tumbuhan berdasarkan struktur tubuh meliputi, struktur organ tubuh, habitat, keberadaan jaringan pengangkut, jenis prasasti, posisi, bentuk, ukuran, dan perulangan daun, serta struktur organ reproduksi dan cara perkembangbiakannya.

Klasifikasi Kingdom Plantae

Tumbuhan lumut atau Bryophyta

Tumbuhan dewasa di bumi terdiri tidak kurang dari dua puluh lima ribu spesies. Tumbuhan lumut memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks dibandingkan dengan Thallophyta. Lumut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Bentuk tubuh banyak bersel dan pipih, menempel pada substrat dengan tinggi satu sampai dua sentimeter dan sampai dua puluh sentimeter.
  • Dinding selnya terbentuk dari selulosa dan tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh liginin seperti jaringan penguat pada tumbuhan tingkat tinggi.
  • Akarnya adalah rizoid
  • Tidak memiliki batang kecuali daun lumut
  • Mikrofil atau daun bersisik
  • Daun muda tidak menggulung
  • Tidak memiliki file pembawa
  • Spora tumbuh atau berkecambah dalam bentuk protonema
  • Dalam hal metagenesis, gametofit dominan
  • Kromosom lumut adalah haploid
  • Fase haploid meliputi spora, protonema, lumut, anteredium, arkegonium, ovum, dan sperma.
  • Fase diploid meliputi zigot, sporogonium, sporangium
  • Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh pengangkut sehingga proses pengangkutan di dalam tubuh menggunakan sel parenkim.
  • Habitatnya di tempat yang lembab dan basah, kecuali Sphagnum yang dapat hidup di air.
  • Penyebaran lumut bersifat kosmopolitan atau di mana saja, mulai dari daerah tropis hingga tundra atau kutub.

Reproduksi lumut

Reproduksi lumut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Cara memperbanyak lumut dengan menghasilkan spora
  • Secara vegetatif melalui kuncup dan pucuk eram
  • Reproduksi generatif dengan menghasilkan anteridium atau menghasilkan spermatogonia dan archegonium atau menghasilkan ovum. Sperma bergerak ke ovum secara kememaksis karena pengaruh gula dan protein yang dihasilkan oleh arkegonium.
  • Siklus hidup perubahan herediter atau metagenesis antara turunan vegetatif dan generatif. Lumut penghasil gamet disebut gametofit atau fase haploid. Sedangkan spora penghasil lumut disebut sporofit atau fase diploid. Gametofit lebih menonjol daripada sporofit. Gametofit merupakan turunan vegatif yang menempel pada substrat menggunakan rizoid atau protonema. Sporofit adalah turunan generatif dari badan penghasil sporogonium.

Berikut adalah bagan metagenesis lumut sebagai berikut:

Klasifikasi lumut

Lumut atau Bryophyta diklasifikasikan berdasarkan struktur tubuhnya sebagai berikut:

  • Lumut hati atau Hepaticeae atau Hepaticopsoda . Jenis lumut ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tubuhnya talus dan memiliki rizoid yang berfungsi sebagai akar, pertumbuhan sporofit terbatas karena tidak memiliki jaringan mematematik, habitat di tempat lembab, berkembang biak secara generatif dengan cara oogami sedangkan perkembangbiakan vegetatif adalah dilakukan dengan cara fragmentasi, kuncup dan kuncup eramik atau gemma atau kuncup. Contoh lumut hati adalah sebagai berikut: Marchantia polymorpha yang dapat digunakan sebagai obat penyakit hati atau hepatitis, Machantia germinata.
  • Lumut daun atau Musci atau Bryopsida . Lumut daun memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tubuhnya memiliki struktur yang mirip dengan batang, daun, dan akar atau rizoid, tetapi tidak memiliki jaringan atau sel dan berfungsi seperti tumbuhan tingkat tinggi.

Kumpulan lumut ini membentuk hamparan hijau luas yang memiliki sifat seperti karet busa sehingga mampu menyerap dan menahan air.

Ciri selanjutnya, memiliki ciri-ciri gametofit yang terbagi menjadi dua tingkatan yaitu protonema yang halus dan berbentuk benang dan gametofora yang berupa lumut.

Sporofit terdiri dari kaki, seta, dan kapsul, lumut ini memiliki batang, daun, dan rizoid. Spora terdiri dari dua lapisan yaitu endospora dan eksospora, habitatnya di daerah lembab.

Contoh lumut daun adalah sebagai berikut: Sphagnum fimbriatum yang digunakan sebagai pembentuk tanah gambut, hidup di air asam atau payau, memiliki fungsi mencuci hama atau pestisida dan sebagai pengganti kapas atau pembalut.

  • Lumut tanduk atau Anthoceropsids . Lumut tanduk memiliki ciri-ciri sebagai berikut: merupakan gametofit berupa thallus lebar, tipis dengan tepi melengkung, rizoid di bagian perut.

Selain itu, tubuhnya mirip dengan lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya. Sporofit pada lumut ini membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Habitat lumut ini di daerah yang memiliki kelembaban tinggi.

Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini merupakan kerabat terdekat dengan tumbuhan berpembuluh atau vaskuler dibandingkan dengan kelas lumut lainnya. Contoh: Anthoceros leavis.

Manfaat lumut bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut. Tumbuhan lumut bersama dengan tumbuhan lumut kerak merupakan tumbuhan perintis. Dikatakan demikian karena kedua tanaman ini dapat menghancurkan bebatuan.

Batu pecah menjadi tanah yang bisa digunakan untuk tanaman lain. Lumut yang tumbuh di lantai hutan dapat menahan erosi, mengurangi banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat menimbulkan air pada musim kemarau.

Baca juga: Pengertian Pertumbuhan dan Perkecambahan Pada Tumbuhan

Tanaman Paku – Pakuan atau Pteridophyta

Tumbuhan paku memiliki anggota kurang lebih sembilan ribu spesies. Kuku sudah memiliki akar, batang, dan daun sehingga disebut cormophytes. Tumbuhan paku – paku lebih tinggi dibandingkan dengan lumut.

Ciri-ciri yang dimiliki oleh tanaman paku adalah sebagai berikut:

  • Ukuran tubuhnya makroskopis dan ada pula yang tingginya mencapai dua puluh meter.
  • Habitat kosmolipit, ada di mana-mana.
  • Cara hidupnya saprofit, epifit, dan hidup di darat atau air.
  • Akarnya adalah serat
  • Batangnya memiliki rhizoma dan pengangkut yaitu xilem dan floem
  • Daun memiliki mikrofil, makrofil atau ukuran, tropofil, sporofil atau fungsi
  • Daun muda meringkuk
  • Memiliki alat angkut, konsentris
  • Spora tumbuh dalam bentuk protalium
  • Metagenesisnya adalah sporofit dominan
  • Kromosom tumbuhan paku bersifat diploid
  • Fase haploid meliputi spora, protalium, anteredium, arkegonium, ovum, sperma
  • Fase diploid meliputi zigot, paku-pakuan, sporofil, sporangium.
  • Embrio bipolar atau bipolar sedangkan tanaman paku kutub tunggal atau monopolar.
  • Tumbuhan paku dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang lembab dan ada beberapa jenis tumbuhan paku yang dapat hidup di air.

Klasifikasi Kuku – Pakuan

Klasifikasi tumbuhan paku berdasarkan bentuk dan ukuran spora dapat dibedakan menjadi:

  • Kuku homospora memiliki bentuk dan ukuran spora yang sama. Contohnya adalah Lycopodium calvatum
  • Heterospora memiliki spora jantan atau mikrospora dan spora betina atau makropsora. Contohnya adalah Sellaginella wildenowii atau rane kuku dan Marsilea crenata atau semanggi.
  • Kuku Isospora atau peralihan memiliki bentuk dan ukuran spora yang sama, hanya saja sebagian besar memiliki alat kelamin betina. Contohnya adalah Equisetum debile atau ekor kuda.

Tanaman paku juga mengalami rotasi genetik atau metagenesis. Dalam siklus hidupnya fase sporofit lebih dominan daripada fase gametofit. Gametofit tumbuhan paku berupa protalium.

Sedangkan sporofitnya berupa tumbuhan paku itu sendiri. Berikut adalah bagan metagenesis tumbuhan paku homopora, peralihan dan heterospora.

sumber: studi.kemdikbud.go.id

sumber: studi.kemdikbud.go.id

sumber: brainly.co.id

Selanjutnya tumbuhan paku dapat digolongkan menjadi empat kelas, yaitu sebagai berikut:

  • Psilopytinae atau psilopsida atau paku purba atau kuku telanjang, karena sebagian besar spesiesnya sudah punah. Dinamakan paku telanjang karena tidak memiliki daun atau daun kecil, ada pula yang tidak memiliki akar sejati.

Sebagian besar hidup di zaman kuno dan ditemukan dalam bentuk fosil. Contohnya adalah Psilotum nudum.

  • Equisetinae atau Spenopsida atau ekor kuda, dimana sebagian besar spesies ini punah, satu-satunya spesies yang ada adalah kelompok Equisetaceae yaitu Equisetum debile atau ekor kuda. Paku ekor kuda tumbuh di dataran tinggi.

Batangnya seperti rebung asparagus atau seperti daun pinus. Selain itu batangnya berongga, tersimpul dan tumbuh tegak. Daun terdapat pada setiap buku, berbentuk lingkaran, dan berbentuk sisik, dan berukuran kecil atau mikrofil.

Ciri-ciri kelas ini adalah daunnya kecil, tunggal, dan melingkar. Sporangium ditemukan di strobilus atau kerucut.

  • Lycopodinae atau Lycopsida atau kuku rambut. Ciri-ciri daun kecil dan tersusun spiral, sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus. Batangnya seperti kawat. Contohnya adalah Selaginella candate atau kuku rane. Selaginella banyak ditanam di pot atau kebun. Jumlah total spesies adalah 1100 spesies.
  • Filicinae atau pakis, memiliki anggota paling banyak. Contohnya adalah Adiatum cuneatum atau suplir, Plathycerium sp atau tanduk rusa, Marsilea creanata atau semanggi, dan Salvinia natans.

Penggunaan paku – pakis

Tumbuhan paku memiliki peranan dalam kehidupan manusia, antara lain :

  • Tanaman hias, antara lain Adiantum atau suplir, Selaginella, Asplenium Platycerium atau tanduk rusa, Asplenium nidus atau paku sarang, dan Selaginella wildenowii.
  • Bahan obat, antara lain Lycopodium clavatum, Aspidium filixmas, dan Dryopteris filixmas.
  • Pupuk hijau termasuk, simbiosis Azolla pinata dengan Anabaena azollae.
  • Sayuran termasuk Marsilea creanata atau semanggi.
  • Pelindung tanaman perdamaian, termasuk Gleichenia linearis.
  • Tumbuhan paku yang hidup di zaman karbon telah memfosil. Fosil tersebut berupa batubara yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
  • Beberapa digunakan untuk menanam anggrek, yaitu paku atau Alsophilla glauca.

Spermatophyta

Spermatophyta merupakan tumbuhan yang dapat menghasilkan biji sebagai alat reproduksi. Spermatophyta disebut Anthophyta. Karena memiliki bunga dan disebut Phanerogamia karena memiliki alat kelamin yang bening.

Selain itu disebut juga sifonogama Embrifita karena tumbuhan memiliki lembaga dan kawin melalui pembuluh polen atau buluh.

Ciri-ciri tumbuhan spermatophyta adalah sebagai berikut: memiliki akar, batang dan daun sejati lengkap dengan berkas pengangkutnya atau Trakheophyta, memiliki alat perkembangbiakan yang jelas.

Kemudian perkembangbiakan dilakukan dengan menghasilkan biji yang berisi embrio, generasi sporofit berupa tumbuhan dan generasi gametofit berupa bunga, kantung organ terlindung di dalam bakal biji.

Klasifikasi spermatophyta

Gymnospermae. Gymnospermae merupakan tumbuhan berbiji terbuka, dimana bijinya tidak akan terbungkus daun buah, melainkan akan menempel pada daun buah. Ciri-ciri morfologi Gymnospermae adalah sebagai berikut:

  • Memiliki akar tunggang atau serabut
  • Batangnya tidak bercabang atau bercabang
  • Woody
  • Tumbuh dan maju
  • Daunnya sempit, tebal dan kaku, seperti jarum
  • Bijinya terdapat pada daun buah atau makrosporofil
  • Serbuk sari ada di bagian lain atau mikrosporofil
  • Daun dari buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari dipisahkan dari masing-masing, yang disebut strobillus

Sedangkan ciri-ciri anatomi Gymnospermae adalah sebagai berikut:

  • Akar dan batang adalah kambium
  • Akarnya memiliki kaliptra
  • Batang kambium memiliki floeterma atau selubung pati, endodermis mengandung pati
  • Interval pembuahan tunggal antara penyerbukan dan pembuahan relatif lama
  • File transport tidak dapat berfungsi dengan baik karena masih berupa tracheid saja.

Siklus hidup pinus Merkussi, sebagai berikut

Selanjutnya organ reproduksi generatif adalah strobillus atau conus atau ujung. Strobillus memiliki kumpulan sporofit yang membentuk struktur seperti kerucut atau kerucut.

Strobillus dapat dibagi menjadi strobillus jantan dan strobillus betina. Strobillus jantan terdiri dari mikrosporofil, yang terdiri dari sel induk atau mikrospora.

Sel induk mikrospora mengalami meiosis menghasilkan empat mikrospora. Selanjutnya mikrospora akan membelah secara mitosis berulang-ulang menjadi dua, berupa jaringan gametofit jantan bersayap yang disebut polen.

Setiap polen akan mengandung sel generatif dan sel buluh atau sel vegetatif. Sel generatif akan menjadi sel sperma yang proses pematangannya di dalam liang akan menjadi biki. Strobillus betina, terdiri dari megasporofil atau nuselus atau makrosporofil yang mengandung sel punca megaspora.

Sel induk megaspora membelah secara meiosis berulang kali menjadi jaringan gametofit betina. Jaringan gametofit betina membentuk archegonium berbentuk botol, yang memiliki ovum di dasarnya.

Gymnospermae dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas, sebagai berikut:

  • kelas Cycadinae. Kelompok tumbuhan ini menyerupai palem, tetapi bukan palem sejati yang merupakan tumbuhan berbunga, memiliki biji terbuka yang terdapat dalam sporofil, yaitu daun yang dikhususkan untuk reproduksi. Contohnya adalah Cycas rumphii atau pakis haji.
  • Kelas Ginkoal. Kelompok tanaman ini memiliki daun seperti kipas yang berubah menjadi emas dan gugur di musim gugur. Sifat ini merupakan sifat yang tidak biasa dimiliki oleh Gymnospermae. Misalnya, Ginkgo biloba adalah satu-satunya spesies yang masih hidup.
  • kelas konifera. Kelompok tumbuhan ini memiliki spesies terbesar di Gymnospermae karena memiliki keanggotaan sebanyak 550 spesies. Tumbuhan ini memiliki alat reproduksi berupa konus.

Kerucut adalah kumpulan sporofil yang menyerupai sisik yang dipadatkan membentuk bangunan kerucut. Contohnya adalah Agathis alba atau damar, Gingga biloba dan Pinus merkusii.

Pinus memiliki daun seperti jarum untuk beradaptasi dengan lingkungan yang kering, lapisan kutikula yang tebal dan letak stomata yang terletak di bawah permukaan daun yang berfungsi untuk mengurangi kehilangan air.

  • kelas Gnetina. Anggota Gnetales adalah perdu, liana atau tumbuhan memanjat, dan pohon. Daun berhadapan, dengan urat yang menyirip seperti tumbuhan dikotil.

Di dalam xilem terdapat trakea. Strobilus tidak berbentuk kerucut. Contohnya adalah Gnetum gnemon atau mlinjo. Daun muda, bunga, dan bijinya bisa dijadikan sayur mlinjo, bijinya bisa dibuat keripik, kulitnya bisa dijadikan benang kasa atau bahan kertas, dan makanan.

Peran Gymnospermae dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut:

  • Bahan obatnya adalah Pinus merkusi, Ependra sp, Juniperus sp, dan Taxodium yang dapat menghasilkan taxol, antikanker dari kulit kayu, dan Ginkgo biloba.
  • Tanaman hias termasuk Cycas rumpii, Thuja dan Cupessus.
  • Bahan makanan, termasuk Gnetum gnemon.
  • Bahan industri, seperti damar damar atau Agathis albis, batang pinus merkusii sebagai bahan kertas.

Angiospermae Angiospermae adalah kelompok tumbuhan yang berbiji tertutup oleh daging buah. Ciri-ciri morfologi tumbuhan Angiosperge adalah sebagai berikut:

  • Daun tunggal atau majemuk, bentuk daun rata, lebar, dan tulangan daun beraneka ragam.
  • Komofita Sejati memiliki akar, batang dan daun serta memiliki bunga asli.
  • Pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperma dalam waktu yang hampir bersamaan.
  • Akarnya meruncing atau berserat dan batangnya bercabang atau tidak bercabang.
  • Biji tidak akan muncul, terlindung dalam buah dan daun putik.

Siklus hidup Angiospermae adalah sebagai berikut:

Selanjutnya alat perkembangbiakan Angiospermae berupa bunga. Bunga lengkap adalah bunga yang terdiri dari kelompok bunga, benang sari, dan putik. Benang sari atau stamen terdiri dari kepala sari atau antera dan batang atau filamen.

Pada kepala sari terdapat kantung atau mikrosporangium yang berisi sel punca mikrospora. Sel induk mikrospora dan dilanjutkan dengan pembelahan mitosis berulang kali dan menghasilkan serbuk sari untuk gametofit jantan.

Polen dibungkus oleh membran luar atau eksin dan membran dalam atau dalam. Pada polen terdapat inti generatif dan sel vegetatif atau sel buluh polen. Inti vegetatif akan membentuk buluh polen dan inti generatif akan membentuk dua sel sperma jika terjadi pembuahan.

Putik atau putik terdiri dari putik atau stigma, putik atau stylus, dan ovarium. Buah akan menjadi bagian dari putik yang membesar dan berada di tengah pangkal bunga yang di dalamnya akan terdapat biji atau megasporangium.

Selain itu, terdapat sel punca megaspora atau sel punca biologis institusional yang akan membelah secara meiosis menjadi empat sel megaspora. Tiga sel berdegenerasi, satu sel berkembang menjadi nukleus lembaga primer.

Selanjutnya mitosis akan membelah menjadi dua, satu ke kalaza dan satu lagi ke mikrofil.

Sesampainya di kalaza dan mikrofil akan membelah secara mitosis dua kali sehingga menghasilkan empat sel inti biologis. Salah satu inti kalaza dan mikrofil ke arah tengah akan membentuk calon biologis untuk lembaga sekunder.

Tiga inti sel di kalaza kemudian akan membentuk atipoda. Sedangkan sel yang berada di tengah antipode menjadi ovum dan penjepitnya disebut sel sinergid.

Penyerbukan Angiospermae adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Selanjutnya polen berkecambah membentuk buluh polen yang diawali dengan pemecahan eksin.

Kemudian, regangkan berlian ke microfile yang dipandu oleh inti vegetatif. Inti generatif pada buluh polen akan membelah menjadi dua sel sperma.

Ketika sata menyentuh mikrofil, sel vegetatif akan berdegenerasi untuk membuka mikrofil dan kemudian satu sperma memasuki mikrofil untuk membuahi ovum menjadi zigot.

Sementara itu, dua calon sperma membuahi lembaga sekunder menjadi endopserm yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Pembuahan ini berlangsung dua kali sehingga disebut pembuahan ganda.

Setelah pembuahan zigot akan tumbuh menjadi embripe atau lembaga yang tertanam di dalam biji. Berdasarkan jumlah kotiledonnya, Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu Monocotyledonae dan Dicotyledonae. Perbedaan ciri morfologi dan anatomi dapat dijelaskan sebagai berikut.

Monokotil. Kotiledon terdiri dari satu keping, sistem akar berserat, tidak memiliki kambium, tulang daun sejajar atau melengkung, jumlah bagian bunga kelipatan tiga, biji setelah berkecambah tetap utuh, dan memiliki kalipogen.

Dicotyledonae. Kotiledon terdiri dari dua buah, sistem perakaran berupa kran, memiliki kambium, tulang daun terjepit atau terjepit, jumlah bagian bunga kelipatan empat atau lima, biji setelah berkecambah terbelah setengah, dan tidak memiliki kalipogen.

Selanjutnya klasifikasi tumbuhan yang termasuk dalam kelas Monocotyledonae adalah sebagai berikut:

  • Liliaceae, misalnya, Gloriosa superba atau bunga sungsang, Lilium longflorum atau bunga lili gereja.
  • Poaceae atau graminae atau rumput-rumputan. Contohnya adalah zea mays atau jagung dan oryza sativa atau padi, bambusa sp atau bambu.
  • Zingiberacaeae atau jahe, misalnya zingiber officinale atau jahe dan alpina galanga atau laos.
  • Amarylianceae, misalnya, agave centala atau kantala, agave sisalana atau sisal.
  • Contohnya adalah paradisiaca atau pisang, palm atau phoenix.
  • Arecaceae atau palmae. Contohnya termasuk coccus nucifera atau kelapa, pinang cathecu atau pinang.
  • Misalnya phalaeopsopsis amabilis atau anggrek bulan, cattleya, dendrobium, phalaenopsis, arundina, vanda, epidendrum, laelia, oncidium, dan vanilla atau vanilla planifolia.
  • Araceae, misalnya coloscasia esculenta atau talas.
  • Misalnya, magnolia grandiflora, arenaria, D. carophylus, agrostemma

Kelas Dicotyledoneae, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa famili, yaitu sebagai berikut:

  • Misalnya, Mimosa Pudica atau Putri Shy.
  • Contohnya adalah kembang sepatu rosa-sinensis atau kembang sepatu.
  • Contohnya adalah durian zibberthinus atau durian.
  • Contohnya adalah monihot utilisima atau singkong.
  • Contohnya mengkudu citrofolia atau mengundu.
  • Misalnya, plameria acuminata atau kamboja.
  • Contohnya adalah ipomea reptans atau kangkung.
  • Contohnya adalah phaseolus radiatus atau kacang hijau.
  • Contohnya adalah caesalpinia pulcherima atau bunga merak.
  • Contohnya adalah Ficus elastica atau karet.
  • Contohnya adalah jeruk nobilis atau jeruk keprok.
  • Contohnya adalah guajava psidium atau jambu batu.
  • Contohnya adalah tectona grandis atau jati.
  • Contohnya adalah coleus tuberotus atau kentang hitam.
  • Brassica oleracea atau kubis, sawi atau B. Rugosa, lobal atau raphanus sativus, sawi atau nasturtium heterophylum.
  • Leguminosae, misalnya, falmboyan atau delonix regia, akasia atau accacia farnesiana, bunga merak atau caesalpinia pulcherrima.
  • Contohnya adalah deruju atau celangkringan atau argemone mexicana dan papaver somniverum.
  • Contohnya termasuk mawar atau rosa hybrida, apel atau malus sylvestris, aprikot atau prunus armeniaca, P. domestica.

Demikian pemaparan kingdom plantae. Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan pengertian, ciri, dan klasifikasi kingdom plantae. Selamat belajar dan sukses selalu.