Jenis Pengangguran: Apa itu pengangguran?,Jenis pengangguran menurut jumlah jam kerja

Kata pengangguran sepertinya sudah menjadi kata yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Berita tentang pengangguran yang terus meningkat sering mewarnai topik berita, baik di televisi, cetak maupun di internet.

Pengangguran seringkali dipandang sebagai masalah yang cukup pelik bagi masyarakat dan juga negara. Pemerintah bersama masyarakat pada umumnya perlu bekerja keras untuk mengurangi angka pengangguran yang sebenarnya terus meningkat setiap tahunnya.

Isi ll

Apa itu pengangguran?

Yang dimaksud dengan pengangguran adalah jumlah angkatan kerja yang tidak dapat terserap di dunia kerja atau tidak bekerja. Pengangguran seringkali dipandang sebagai masalah yang perlu dipecahkan bersama.

Untuk memahami berbagai masalah pengangguran tersebut, terlebih dahulu kita perlu mengetahui jenis-jenis pengangguran yang ada. Ya, pengangguran pada dasarnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut jumlah jam kerja dan penyebab pengangguran. Berikut ini adalah jenis-jenis pengangguran yang perlu diketahui.

Jenis pengangguran menurut jumlah jam kerja

Berdasarkan jumlah jam kerja, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pengangguran terbuka dan setengah pengangguran. Berikut ini adalah uraian tentang jenis-jenis pengangguran menurut jumlah jam kerja.

1. Pengangguran terbuka

Pengangguran terbuka adalah bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan, baik bagi orang yang belum pernah bekerja sama sekali maupun bagi orang yang telah bekerja, orang yang sedang mempersiapkan usaha, orang yang tidak sedang mencari pekerjaan karena mereka merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan orang-orang yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Sederhananya, pengangguran terbuka ini adalah mereka yang aktivitas sehari-harinya tetap tidak atau tidak bekerja, apapun alasannya.

2. Setengah menganggur ( sedang bekerja )

Pengangguran terselubung termasuk dalam jenis pengangguran berdasarkan jam kerja yang meliputi pekerja yang bekerja di bawah jam kerja normal. Artinya, mereka bekerja tetapi tidak optimal. Tidak optimalnya pekerjaan ini ditunjukkan dengan lama kerja yang kurang dari 35 jam seminggu.

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), under employment adalah perbedaan jumlah pekerja yang sebenarnya dilakukan seseorang dalam pekerjaannya dibandingkan dengan jumlah pekerjaan yang biasanya dapat dan ingin dilakukan.

Pengangguran setengah ini, dapat lagi dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu setengah pengangguran paksa, setengah pengangguran sukarela, dan setengah pengangguran atau tersembunyi. Pernyataan berikut.

2.a. Setengah Pengangguran Dipaksa ( Tidak Sukarela Di Bawah Pekerjaan )

Setengah pengangguran terpaksa bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih berusaha mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain, karena upah yang diterima dari pekerjaan yang telah mereka lakukan tidak sesuai dengan harapan para pencari kerja.

Contoh setengah menganggur terpaksa misalnya orang yang bekerja sebagai penjaga warnet. Dia bekerja empat jam sehari, sementara gajinya masih rendah sehingga dia ingin menggunakan waktu yang tersisa untuk mendapatkan pekerjaan lain. Selain itu, pekerja konstruksi juga tidak bekerja setiap hari.

2.b. Setengah Pengangguran Sukarela ( Sukarela di bawah pekerjaan )

Setengah dari penerimaan sukarela adalah orang yang bekerja di bawah jam kerja normal atau 35 jam seminggu, tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak mau menerima pekerjaan lain.

Contoh setengah pengangguran sukarela ini adalah pekerja Ali yang hanya bekerja pada waktu-waktu tertentu, tetapi gajinya sangat tinggi. Selain itu, ada juga orang yang menyewakan rumah atau usaha untuk mendapatkan penghasilan, sehingga meski tidak bekerja hingga 35 jam seminggu, penghasilannya cukup besar.

2.c. Pengangguran terselubung atau tersembunyi ( Disguished Unemployment )

Pengangguran tersembunyi ini merupakan tenaga kerja yang tidak bekerja secara maksimal karena instansi atau perusahaan tempatnya bekerja memiliki kelebihan tenaga kerja. Pengangguran tersembunyi ini misalnya jika di sebuah perusahaan manufaktur kerupuk ada sepuluh pekerja. Padahal, untuk bisa memproduksi kerupuk secara optimal bisa dilakukan oleh delapan orang. Dengan demikian, dua pekerja yang ada termasuk setengah menganggur.

Baca juga: 5 Teori Pertumbuhan Ekonomi dan Pengertiannya

Jenis Pengangguran Menurut Penyebab Pengangguran

Jika dilihat menurut penyebabnya, pengangguran jenis ini dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu pengangguran konjungtur/siklis, pengangguran struktural, pengangguran friksional, pengangguran musiman, dan pengangguran teknologi. Berikut ini adalah penjelasan tentang jenis-jenis pengangguran menurut penyebab pengangguran.

1. Pengangguran konjungtur/siklis ( Pengangguran Siklus )

Pengangguran konjungtur atau siklis ini disebabkan oleh gelombang konjungtur atau perubahan naik turunnya kondisi perekonomian. Ketika terjadi keterpurukan atau kemunduran ekonomi, maka permintaan barang dan jasa oleh masyarakat akan menurun.

Jika permintaan masyarakat lesu, jumlah produksi akan berkurang. Jumlah produksi yang berkurang ini menyebabkan tenaga kerja tidak terpakai. Tenaga kerja yang tidak digunakan ini termasuk dalam jenis pengangguran siklis.

Misalnya, ketika terjadi krisis keuangan global pada tahun 2008, banyak PHK yang dilakukan oleh industri garmen dalam negeri. PHK ini dilakukan karena permintaan produk pakaian jadi (garmen) dari luar negeri menurun akibat kondisi ekonomi yang buruk. Pekerja yang terkena PHK disebut sebagai pengangguran siklis.

2. Pengangguran struktural ( struktural pengangguran )

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang timbul karena perubahan struktur dan gaya kegiatan ekonomi sebagai akibat dari pembangunan ekonomi. Misalnya, ketika suatu negara mengalami perubahan struktur ekonomi dari sektor pertanian ke sektor industri.

Kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan teknologi dari tenaga manusia ke tenaga mesin. Seperti dalam memanen padi, pada masa lalu dibutuhkan banyak tenaga manusia untuk merontokkan padi. Tapi, karena banyak mesin perontok padi yang bisa dimanfaatkan, maka kebutuhan tenaga kerja manusia jadi berkurang.

Selain itu, berbagai industri padat modal lainnya yang memanfaatkan tenaga mesin juga mulai menggantikan peran tenaga manusia dalam proses produksi.

3. pengangguran friksional ( friksional pengangguran )

Pengangguran friksional ini disebut juga dengan pengangguran transisi atau transisi. Pengangguran jenis ini muncul karena perpindahan tenaga kerja dari satu sektor ke sektor lain atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.

Biasanya pengangguran bersifat sementara, karena disebabkan oleh kesenjangan waktu, letak geografis dan informasi lowongan pekerjaan. Pengangguran friksional ini juga dapat disebabkan oleh keinginan para pencari kerja untuk dapat menjadi lebih baik, lebih menantang, atau lebih mendukung karir masa depan mereka.

4. Pengangguran musiman ( seasonal pengangguran )

Pengangguran musiman terjadi secara periodik karena pengaruh musim. Biasanya pengaruh musiman ini terjadi di sektor pertanian. Pada sektor pertanian biasanya terdapat masa tunggu antara musim tanam dan musim panen sehingga pada masa tunggu tersebut mereka menganggur.

Selain itu, pengangguran musiman juga sering terjadi di gedung atau sifat. Ketika permintaan untuk proyek pembangunan gedung dan rumah meningkat, para pembangun dapat bekerja. Tapi, jika proyek itu selesai, mereka tidak lagi dibutuhkan dan kembali menganggur.

5. Pengangguran teknologi ( technology pengangguran )

Pengangguran teknologi ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat perusahaan berpeluang untuk menggunakan teknologi cararn dan canggih dalam skala besar.

Akibatnya, kapasitas produksi perusahaan meningkat dengan penggunaan teknologi. Di sisi lain, masih banyak pekerja manusia yang tidak terpakai.