Perbedaan antara Positivisme dan Konstruktivisme: Apa itu Positivisme?,Apa itu Konstruktivisme?

Positivisme dan Konstruktivisme adalah dua posisi filosofis yang sangat berbeda. Keduanya dipandang sebagai epistemologi yang menghadirkan gagasan berbeda tentang apa yang dimaksud dengan pengetahuan.

Positivisme dapat dipahami sebagai postur filosofis yang menekankan bahwa pengetahuan harus diperoleh melalui fakta yang dapat diamati dan diukur. Dalam pengertian ini, ini dianggap sebagai penyelidikan ilmiah yang kaku. Di sisi lain, Konstruktivisme mengklaim bahwa realitas dikonstruksi secara sosial. Ini menekankan bahwa ini adalah dua filosofi yang berbeda. Melalui artikel ini, kita akan mengkaji perbedaan antara kedua posisi tersebut; positivisme dan konstruktivisme.

Ingin belajar Psikologi dengan menonton video ?

Klik di sini dan Berlangganan Saluran Youtube kita

Apa itu Positivisme?

Positivisme dapat dipahami sebagai sikap filosofis yang menekankan bahwa pengetahuan harus diperoleh melalui fakta yang dapat diamati dan diukur . Ini juga disebut sebagai empirisme . Positivis tidak memiliki pengalaman subjektif. Dalam pengertian ini, positivisme dapat dilihat sebagai sikap epistemologis di mana informasi sensorik dianggap sebagai pengetahuan yang benar.

Hanya ilmu-ilmu alam seperti fisika, kimia dan biologi yang dihitung sebagai ilmu-ilmu sejati menurut kaum positivis. Ini karena mereka percaya bahwa ilmu-ilmu sosial tidak memiliki data yang dapat diamati dan diukur yang dapat dianggap sebagai ilmu yang benar. Berbeda dengan ilmuwan alam, yang memiliki objek yang dapat dikendalikan oleh lingkungan laboratorium, ilmuwan sosial memiliki laboratoriumnya di masyarakat. Orang, pengalaman hidup, sikap, proses sosial dipelajari oleh para ilmuwan sosial. Hal ini menimbulkan kesulitan untuk diamati dan diukur.

Misalnya, Auguste Comte percaya bahwa dalam sosiologi, metode positivis harus digunakan untuk memahami perilaku manusia. Saya telah menyatakan bahwa positivisme tidak boleh terbatas pada ilmu-ilmu alam, tetapi harus diterapkan pada ilmu-ilmu sosial. Namun, belakangan gagasan tersebut ditolak dengan diperkenalkannya posisi epistemologis lainnya, seperti konstruktivisme.

Apa itu Konstruktivisme?

Jean Piaget – seorang konstruktivis

Konstruktivisme, atau konstruktivisme sosial, menyatakan bahwa realitas dibangun secara sosial . Tidak seperti positivis, yang sangat percaya pada kebenaran dan realitas objektif tunggal, konstruktivisme menunjukkan bahwa tidak ada realitas tunggal. Menurut konstruktivis, realitas adalah ciptaan subjektif. Sebagai manusia, kita semua menciptakan pandangan dunia kita. Hal ini biasanya didasarkan pada persepsi individu kita. Konsep seperti gender, budaya dan ras merupakan konstruksi sosial.

Sebagai contoh, kita akan menguraikan konsep gender. Gender berbeda dengan seks. Ini tidak mengacu pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Ini adalah konstruksi sosial. Penugasan tugas-tugas khusus untuk perempuan dan harapan untuk jenis kelamin perempuan sebagai makhluk halus, feminin, dan tergantung adalah konstruksi sosial. Harapan laki-laki akan maskulinitas juga merupakan konstruksi sosial. Dalam pengertian ini, konstruktivisme menunjukkan bahwa realitas adalah realitas sosial yang subjektif dan dibangun oleh konsensus. Hal ini menunjukkan bahwa positivisme dan konstruktivisme adalah dua posisi epistemologis yang sangat berbeda.

Apa perbedaan antara positivisme dan konstruktivisme?

• Definisi positivisme dan konstruktivisme:

  • Positivisme dapat dipahami sebagai postur filosofis yang menekankan bahwa pengetahuan harus diperoleh melalui fakta yang dapat diamati dan diukur.
  • Konstruktivisme menyatakan bahwa realitas dikonstruksi secara sosial.

• Ketergantungan:

  • Positivis didasarkan pada data yang terukur dan dapat diamati.
  • Konstruktivisme didasarkan pada konstruksi sosial.

• Objektivitas dan Subjektivitas

  • Objektivitas adalah fitur kunci dari positivisme.
  • Konstruktivisme lebih berfokus pada subjektivitas, sebagai individu yang menciptakan persepsi mereka.

• Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Sosial:

  • Positivisme lebih cocok untuk ilmu-ilmu alam.
  • Konstruktivisme lebih cocok untuk ilmu-ilmu sosial.

• Realitas:

  • Menurut positivis, hanya ada satu realitas.
  • Menurut konstruktivisme, tidak ada realitas tunggal.