Apa itu Citra Merek?

Citra merek mengacu pada cara pasar secara keseluruhan memandang perusahaan atau produk tertentu.

Banyak perusahaan berusaha menciptakan merek yang kuat yang diidentifikasi orang dengan produk tertentu.

Beberapa contoh terbaik dari ini termasuk Xerox, yang namanya identik dengan membuat salinan, dan Kleenex, yang namanya berarti “jaringan” secara umum.

Selain ingin menciptakan brand recognition secara umum, sebagian besar perusahaan juga menginginkan produk atau perusahaannya memiliki citra tertentu atau dipandang dengan cara tertentu.

Citra merek ini dapat membentuk bagaimana mereka merilis produk, jenis produk yang mereka rilis, jenis iklan yang mereka lakukan, dan jenis pelanggan yang mereka layani.

Rolex, dalam pengartian sederhana merupakan salah satu kemewahan kelas atas yang menuntut harga tinggi.

Misalnya, sebuah perusahaan mungkin memutuskan ingin memiliki citra merek sebagai merek mewah.

Dalam kasus seperti itu, itu akan melayani pasar kelas atas.

Produknya akan dihargai dengan harga yang mahal, hanya akan diiklankan di majalah kelas atas dan hanya akan dijual di butik atau toko kelas atas, bukan di toko gudang diskon atau lokasi outlet.

Jam tangan Rolex, misalnya, telah melakukan pekerjaan yang baik dalam menciptakan citra sebagai merek kelas atas dan mahal, dan karena itu orang akan membayar mahal untuk membeli jam tangan ini karena apa yang mereka perjuangkan.

Kleenex pernah merujuk pada merek tertentu, tetapi telah merujuk pada jaringan secara umum.

Perusahaan lain mungkin mengambil taktik yang berbeda dan memutuskan ingin menonjolkan nilai sebagai citra mereknya.

Wal-Mart, misalnya, menjanjikan bahwa pelanggan dapat “Menghemat Uang dan Hidup Lebih Baik”. Itu tidak mencoba untuk menciptakan citra mewah, tetapi justru mencoba memposisikan diri sebagai pilihan bagi keluarga yang sadar anggaran.

Apakah Amazon benar-benar memberi Anda harga yang kompetitif? Plugin yang kurang dikenal ini mengungkapkan jawabannya.

Pemilihan brand image sangat penting bagi sebuah perusahaan, agar entitas perusahaan dapat membidik pasarnya dengan tepat.

Memilih terlalu banyak gambar yang berbeda atau mencoba merepresentasikan terlalu banyak hal yang berbeda dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan.

Misalnya, jika perusahaan mencoba menargetkan dirinya sebagai barang mewah dan merek diskon, maka strategi pemasarannya tidak jelas.

Karena tidak akan ada target pasar untuk produk seperti itu karena pasar mewah tidak menginginkan barang diskon dan pasar diskon tidak mau membayar harga mewah, produk tersebut mungkin gagal karena citranya yang kacau. sedang mempresentasikan kepada pelanggan.