Apa itu Stress Testing pada Value at Risk (VaR)?: Cara untuk Tes Stres,Perhitungan VaRisk dan Simulasi Monte Carlo

Secara umum, industri keuangan tidak memiliki metode stress testing standar untuk Value at Risk, atau pengukuran VaR. Ada berbagai metode VaR, seperti simulasi Monte Carlo, simulasi historis, dan VaR parametrik, yang dapat diuji stres dengan berbagai cara.

Sebagian besar model VaR mengasumsikan tingkat volatilitas yang sangat tinggi. Hal ini membuat VaR sangat kurang beradaptasi, namun sangat cocok, untuk stress testing.

Cara untuk Tes Stres

Stress testing melibatkan menjalankan simulasi di bawah krisis yang modelnya tidak secara inheren dirancang untuk disesuaikan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kerentanan tersembunyi, terutama yang didasarkan pada asumsi metodologis.

Literatur tentang strategi bisnis dan tata kelola perusahaan mengidentifikasi beberapa pendekatan untuk stress testing. Di antara yang paling populer adalah skenario bergaya, hipotetis, skenario sejarah.

Dalam skenario historis, bisnis, atau kelas aset, portofolio, atau investasi individual dijalankan melalui simulasi berdasarkan krisis sebelumnya. Contoh krisis historis termasuk jatuhnya pasar saham Oktober 1987, krisis Asia 1997, dan ledakan gelembung teknologi pada 1999-2000.

Tes stres hipotetis biasanya lebih spesifik untuk perusahaan. Misalnya, sebuah perusahaan di California mungkin melakukan stress test terhadap hipotetis gempa bumi atau perusahaan minyak mungkin melakukan stress test terhadap pecahnya perang di Timur Tengah.

Skenario bergaya sedikit lebih ilmiah dalam arti hanya satu atau beberapa variabel uji yang disesuaikan sekaligus. Misalnya, stress test mungkin melibatkan indeks Dow Jones yang kehilangan 10% nilainya dalam seminggu.

Atau mungkin melibatkan kenaikan tingkat dana federal sebesar 25 basis poin.

Perhitungan VaRisk dan Simulasi Monte Carlo

Manajemen perusahaan, atau investor, menghitung VaR untuk menilai tingkat risiko keuangan terhadap perusahaan, atau portofolio investasi. Biasanya, VaR dibandingkan dengan beberapa ambang risiko yang telah ditentukan.

Konsepnya adalah tidak mengambil risiko di luar ambang batas yang dapat diterima. Persamaan VaR standar memiliki tiga variabel:

  1. Probabilitas kerugian
  2. Jumlah potensi kerugian
  3. Kerangka waktu yang mencakup kemungkinan kerugian

Model VaR parametrik menggunakan interval kepercayaan untuk memperkirakan kemungkinan kerugian, keuntungan, dan kerugian maksimum yang dapat diterima.

Simulasi Monte Carlo serupa, kecuali melibatkan ribuan tes dan probabilitas. Salah satu parameter variabel dalam sistem VaR adalah volatilitas.

Semakin tidak stabil sebuah simulasi, semakin besar peluang kerugian di luar tingkat maksimum yang dapat diterima. Tujuan dari stress test adalah untuk meningkatkan variabel volatilitas ke tingkat yang konsisten dengan krisis.

Jika kemungkinan kerugian ekstrim terlalu tinggi, risikonya mungkin tidak layak untuk diasumsikan. Beberapa pakar industri keuangan menganggap stress testing dan VaR sebagai konsep yang bersaing.

Mereka juga melihat stress testing, yang menggunakan cakrawala tetap dan faktor risiko tertentu, sebagai tidak sesuai dengan simulasi Monte Carlo sebenarnya yang menggunakan skenario acak.