Apa Bentuk Kontribusi Kecerdasan Buatan untuk Perusahaan Media?

Seperti halnya perusahaan di bidang manufaktur yang menghasilkan produk atau barang untuk dijual kepada konsumen, perusahaan media juga menghasilkan sesuatu yang sangat berarti, yaitu memproduksi atau mendistribusikan pesan atau informasi kepada konsumen. Ruang lingkup inti pekerjaan perusahaan media adalah mengembangkan, memproduksi, dan mendistribusikan pesan dan informasi ini untuk memberikan pendidikan, hiburan, atau bujukan (bujukan) kepada konsumennya.

Meski sama-sama menghasilkan produk, ada beberapa hal yang membedakan perusahaan media dengan perusahaan lain. Salah satunya dapat dilihat dari “Sifat Produk” yang melekat pada perusahaan media.

Pada intinya produk, sebagian besar perusahaan media menghasilkan produk (komoditas) yang tidak tahan lama atau yang biasa kita sebut dengan komoditas yang mudah rusak. Komoditas yang mudah rusak yang diproduksi oleh perusahaan media adalah informasi. Kita tahu bahwa informasi adalah sesuatu yang sangat dinamis, sehingga dapat berubah seiring waktu. Informasi yang dihasilkan oleh perusahaan media seperti berita, acara hiburan, talk show atau pesan motivasi dapat membujuk orang. Meskipun produk yang dihasilkan oleh perusahaan media sangat bervariasi, namun tidak tahan lama. Ya! Sifat tahan lama ini memang menjadi ciri utama produk perusahaan media.

Masalahnya, tidak hanya tidak bertahan lama, perusahaan media juga menghadapi tantangan dan hambatan yang sangat besar. Apakah itu? Mereka yang bekerja di perusahaan media harus memutar otak dan mendorong diri untuk terus berpikir kreatif agar bisa menjadi perusahaan media terkemuka.

Ide-ide kreatif ini bertujuan untuk bersaing dengan pesaing baru yang bisa mendapatkan perhatian lebih dari penonton atau penonton dari berita, informasi atau acara yang mereka buat. Dengan kata lain, perusahaan media harus berjuang di berbagai lini depan dengan melawan layanan streaming, media sosial , podcast, game, aplikasi ponsel pintar, dan sebagainya.

Kehadiran kecerdasan buatan seperti “menghirup udara segar” bagi para pelaku bisnis yang berkecimpung di perusahaan media. Untuk dapat bersaing dengan baik, semuanya dapat ditentukan oleh bagaimana perusahaan media menerapkan data dalam skala besar, terutama dalam upaya memahami audiens atau pelanggan mereka dan menggunakan data tersebut untuk membuka peluang bisnis baru.

Data yang dapat ditampilkan melalui Artificial Intelligence (AI) memudahkan perusahaan media untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui metode personalisasi, meningkatkan kualitas konten, memahami audiens dengan lebih baik dan lebih responsif terhadap perubahan pasar atau perilaku konsumen.

Bagaimana caranya? Kita dapat menggunakan Artificial Intelligence (AI) dalam membuat keputusan yang lebih baik dan bijaksana dalam skala besar. Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan teknologi telah merenggut pasar perusahaan media. Misalnya, kehadiran radio telah mengganggu bisnis percetakan, sehingga orang akan lebih memilih mendengarkan radio daripada membaca koran atau majalah. Kehadiran media sosial seperti YouTube juga menarik minat khalayak yang biasa menonton tayangan di televisi beralih ke layanan video streaming atau menonton berita melalui YouTube.

Dalam menghadapi persaingan ini, perusahaan media harus mampu mengubah cara bisnisnya. Untuk mengubah cara bisnis dijalankan, perusahaan media harus terlebih dahulu dapat memahami target pelanggan mereka. Memahami konsumen tidak hanya mengetahui demografi, tetapi juga mengetahui preferensi apa yang mereka miliki dan alasan di balik preferensi tersebut.

Kecerdasan Buatan adalah solusi yang dibutuhkan perusahaan media untuk mengubah cara mereka berbisnis. Dalam hal ini, kecerdasan buatan dapat membantu perusahaan media untuk mengolah data dalam jumlah besar dengan berbagai kategori agar lebih mudah dikelola. Dari data tersebut, kita akan mendapatkan berbagai informasi baru yang berkaitan dengan preferensi pelanggan, sehingga perusahaan media dapat mengambil keputusan bisnis atau menciptakan peluang bisnis baru yang lebih bijak, efektif dan tepat guna .

Dalam hal ini, perusahaan media dapat mengimplementasikan Artificial Intelligence (AI) melalui satu lensa utama yaitu personalisasi. Berikut penjelasannya.

Menggunakan Kecerdasan Buatan untuk Mempersonalisasi Kepuasan Konsumen.

Kita tahu bahwa konsumen di era digital saat ini sangat suka membeli, menggunakan, atau menonton konten. Setiap konten baru yang sangat kreatif pasti akan menjadi perhatian utama konsumen. Nah, berbagai konten yang digunakan konsumen secara tidak langsung menyerap data pribadi mereka. Misalnya, seseorang yang suka menonton video memasak di Youtube juga sering mencari informasi tentang resep terbaru di Facebook. Dapat kita simpulkan bahwa penonton sangat menyukai dunia memasak atau kuliner. Di sisi lain, perusahaan media yang dapat memiliki data ini dapat membuat penawaran buatan baru dari dunia memasak atau kuliner kepada audiens. Dengan demikian, perusahaan media tetap menjadi pilihan yang tepat untuk audiens ini. Meskipun,

Meski perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence semakin memukau manusia karena dapat meringankan pekerjaan mereka. Namun, kita perlu selalu ingat bahwa kecerdasan buatan tidak akan mampu menggantikan sumber daya manusia yang ada. Manusia berbakat masih dibutuhkan untuk kemajuan perusahaan media.