Apa itu Tari Liturgi?

Tari telah lama mengiringi berbagai bentuk musik sebagai ekspresi kegembiraan atau sensasi yang ditimbulkan oleh musik. Tarian ini berkembang dari gerakan anggota tubuh yang sederhana menjadi gerakan koreografi yang kompleks. Tarian liturgi melibatkan gerakan bagian tubuh yang mengiringi ibadah sebagai ungkapan devosi. Para penari menanggapi teknik tari yang tepat yang berkoordinasi dengan musik dan diyakini dapat meningkatkan ekspresi dan pengabdian pemujaan. Tarian liturgi bisa spontan atau direncanakan sebelumnya.

  1. Ikhtisar dan fitur –

Bagi banyak kelompok agama dan orang percaya, tarian liturgi merupakan bagian integral dari kultus. Banyak gereja menganggapnya sebagai bentuk yang dapat diterima dari cara ibadah Kristen. Penari liturgi mengekspresikan firman dan roh Tuhan melalui gerakan berbagai bagian tubuh. Tarian koreografi sering digunakan di hadapan jamaah untuk menciptakan suasana yang seru dan emosional. Para penari liturgi sebagian besar menggunakan bagian tubuh mereka, misalnya dengan mengangkat tangan, terus-menerus memukuli tangan, mengayunkan tubuh ke segala arah dan menggerakkan kepala mengikuti melodi musik untuk mengungkapkan kepada jemaat kegembiraan yang mereka rasakan di dalam.

  1. Asal –

Bagi orang Yahudi, tarian liturgi, pertama kali terlihat dalam bentuk alkitabiah dalam Keluaran 15:20-21, terlihat ketika orang Israel sedang menyeberangi Laut Merah.Miriam, yang adalah seorang nabiah dan sister Musa, yang memimpin orang Israel, mengumpulkan wanita bernyanyi dan menari dalam adorasi setelah menyeberangi Laut Merah.Selain itu, dalam 2 Samuel 6, ketika Raja Daud melaporkan Tabut Perjanjian, orang Israel menari sambil merayakan perbuatan besar Tuhan. Dari zaman Alkitab hingga abad ke-19, tarian sebagai bentuk ibadah dan perayaan Kristen populer dan umum di kalangan jemaat.

  1. Perbedaan antara kelompok agama dan periode sejarah –

Dalam ibadah Kristen, tarian liturgi sering diterima bahkan oleh denominasi non-liturgi. Penampilannya semakin berkembang di Amerika Serikat sejak dimulai oleh Carsa De Sola dan Perusahaan Omega-nya dalam misa Katolik. Upaya telah dilakukan untuk memasukkan tarian liturgi ke dalam Misa Katolik dengan maksud untuk menciptakan suasana ibadah yang santai. Namun, beberapa kelompok Kristen lainnya tidak menyetujui tarian dalam liturgi karena dikaitkan dengan kegiatan penghujatan dan tidak penting. Tarian liturgi dalam misa katolik yang kudus dilarang oleh hukum kanonik Gereja Katolik dan Oriental tradisional dengan pengecualian di beberapa bagian Afrika di mana tarian secara tradisional digunakan dalam konteks yang disucikan.

  1. Profesional cararn yang luar biasa –

Tarian liturgi telah hadir selama berabad-abad untuk menginspirasi dan mengangkat orang percaya, serta menyediakan sarana untuk mengekspresikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Jemaat merangkul bentuk-bentuk baru tarian liturgi dan ibadah ekspresif. Bentuk dan ekspresi baru dari tari liturgi yang tergabung termasuk balet dan jazz cararn, ekspresi berdasarkan hip hop, gerakan spontan dengan bendera, spanduk, pita dan dekorasi. Selanjutnya, tarian interpretatif dan mimik ditanamkan untuk menginspirasi dan menghibur umat dengan ekspresi kegembiraan spiritual.

  1. Kepentingan yang lebih besar dan perspektif penunjukan yang berbeda –

Tarian liturgi memiliki makna membiarkan ekspresi pemujaan melalui gerakan tubuh fisik, karena diyakini bahwa tarian liturgi memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan Tuhan. Tarian liturgi sebagai ekspresi antusiasme dalam menyanyi dan adorasi tetap menjadi bagian penting dan esensial dari sejarah Kristen dan ekspresi ibadah Kristen. Menghidupkan kembali dan memperkaya sesi pujian dan penyembahan. Ada gerakan tubuh tertentu yang menggunakan penari liturgi yang memiliki makna alkitabiah. Gerakan-gerakan tersebut antara lain membungkuk untuk menunjukkan rasa hormat, mengangkat tangan yang berarti menyerah, berbalik yang menunjukkan perubahan atau transformasi, dan melompat yang melambangkan kegembiraan dan perayaan.