Sejak awal, Tuhan membenci pengkhianatan , atau perselingkuhan. Pengkhianatan dimulai ketika manusia pertama, Adam dan Hawa, melanggar perjanjian mereka dengan Tuhan, ketika mereka mendengarkan ular, tidak mematuhi perintah Ilahi ( Kejadian 3 ).
Pengkhianatan tidak menindaklanjuti komitmen yang dibuat. Dalam sejarah Tuhan dan manusia, Dia selalu setia pada komitmennya, bahkan jika manusia tidak setia. Seiring waktu kita dapat melihat ketidaksetiaan manusia kepada Tuhan dan satu sama lain.
Dalam Alkitab kata itu muncul berkali-kali, digunakan dengan cara lain tetapi memiliki arti yang sama. Hal ini terkait dengan perselingkuhan, ketidaksetiaan dan perzinahan. Alkitab juga memperingatkan kita untuk lari dari orang-orang yang tidak setia dan mengutuk praktik tersebut. Kata-kata kita harus selalu ditepati: ya kita harus ya dan tidak, tidak ( Yakobus 5:12 ).
Pengkhianatan atau perselingkuhan dapat terjadi antara:
- Tuhan dan manusia – Kasus pertama yang diketahui adalah kasus Adam dan Hawa; dan juga sepanjang sejarah, dari Israel melawan Tuhan; kemanusiaan melawan Tuhan; Yudas melawan Yesus – Matius 27:4.
- Pasangan – melanggar komitmen mereka satu sama lain, di hadapan keluarga, teman, dan Tuhan.
- Pemerintah – Ketika para pemimpin pemerintah melanggar kesepakatan mereka, mereka dapat menyebabkan banyak masalah bagi negara.
- Masyarakat – Ketika salah satu pihak melanggar aliansi yang mereka buat, yang menyebabkan hilangnya atau kehancuran salah satu atau keduanya.
Lihat juga: apa kata Alkitab tentang pengkhianatan dalam pernikahan?
Akibat pengkhianatan/pengkhianat:
- Mereka akan dipermalukan – Mazmur 25:3.
- Hukuman – Seperti contoh orang Israel, di seluruh kitab Hosea.
- Mereka akan terjebak dalam kejahatan mereka sendiri – Amsal 11:6.
Penting untuk berpikir hati-hati sebelum membuat komitmen kepada seseorang, karena melanggarnya dapat sangat merusak kehidupan pengkhianat dan orang yang dikhianati.