Apa Motivasi Generasi Milenial?

Banyak orang mengatakan bahwa “Generasi Milenial suka berubah, suka hasil instan, sangat sensitif, tidak mau berjuang keras” dan lain sebagainya. Meski sebagian orang menganggap ini semua adalah karakter buruk, sebagian orang menganggap itu kelebihan generasi milenial.

Bagaimana pun persepsi kita terhadap kaum milenial, hal yang perlu kita sadari adalah mereka adalah generasi yang cukup umur untuk memasuki dunia kerja dan bisnis. Pada akhirnya, generasi milenial ini akan menjadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu, generasi sebelumnya harus menyadari dan memahami betul bahwa sekarang tugas mereka adalah mendorong para milenial untuk lebih termotivasi dan membentuk mereka menjadi benih-benih unggul yang akan menjadi pemimpin masa depan.

Sekarang kita bahas sedikit tentang topik bisnis atau startup, sebelum akhirnya kita sambung pembicaraan di acara memotivasi generasi milenial. Perkembangan bisnis startup di seluruh pelosok dunia menjadi situasi ekonomi yang fenomenal. Perusahaan rintisan besar dengan standar multinasional seperti yang kita temukan saat ini, dulunya hanyalah bisnis rintisan kecil, rekan-rekan. Nah, evolusi budaya bisnis ini sebenarnya sudah dipahami oleh generasi milenial saat ini.

Oleh karena itu, mungkin kita sering melihat anak-anak milenial saat ini membuat bisnis coffee shop yang instagramable dengan desain cup atau nama produk yang unik. Mereka membangun bisnis ini tentu bukan karena tidak ada alasan. Namun, mereka membangunnya dengan keyakinan bahwa saat ini usaha kecil akan jauh lebih mudah berkembang menjadi usaha besar.

Pada tahun 2015, ada survei yang dilakukan oleh Go Game yang menunjukkan bahwa sebanyak 79% generasi millennial berusia 21-30 tahun sangat suka membentuk kegiatan yang membangun “tim” atau “budaya” di organisasi atau perusahaannya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertahankan talenta para milenial. Sementara itu, hanya 46% baby boomer berusia 51-60 yang setuju bahwa kegiatan ini diperlukan untuk mengembangkan bakat mereka.

Dari hasil survey dapat disimpulkan bahwa generasi millennial juga bisa bersatu dan bersemangat untuk mengembangkan bakatnya. Oleh karena itu, bagaimanapun, kita tidak bisa memandang milenial dengan sebelah mata, karena mereka adalah orang-orang yang masih memiliki motivasi untuk maju. Hanya saja cara yang diterapkan harus tepat.

Menurut website pengusaha tersebut, ada 5 cara yang bisa kita lakukan untuk memotivasi kaum milenial yang katanya susah dan mudah diatur. Mari kita simak penjelasan berikut.

1. Memberi Kebebasan dalam Kepercayaan, Otonomi dan Kebebasan Kreatif.

GRATIS, itulah satu kata yang sering dicari oleh generasi milenial. Milenial menyukai lingkungan kerja dimana mereka dapat dipercaya dengan baik, diberi kebebasan untuk bekerja, berpikir kreatif dan menentukan jalan mereka sendiri menuju kesuksesan. Jangan pernah mendikte bagaimana milenial harus menyelesaikan pekerjaan. Itu hanya akan merusak kreativitas mereka, bahkan mood yang mereka miliki.

Milenial tidak suka hal-hal yang kaku, bukan berarti mereka “liar”! Mereka hanya lebih kreatif dengan apa yang mereka lakukan. Beri mereka kepercayaan diri, maka mereka akan menciptakan sesuatu yang sangat luar biasa. Juga, jangan gunakan metode “pengawasan mikro” pada mereka. Mengawasi mereka hanya akan membuat karyawan milenial kabur dari perusahaan. Siapa yang mencoba dikuntit terus-menerus?

Banyak mitos yang mengatakan bahwa “Milenial tidak loyal, mereka suka berpindah-pindah pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain”. Ya! itu memang benar. Namun jika ditelaah lebih lanjut, alasan mereka berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain adalah karena perusahaan sebelumnya terlalu kaku dalam aturan, sehingga mereka merasa tidak bebas dan tidak bisa menyalurkan ide-ide kreatifnya. Beri generasi milenial kebebasan, percaya dan dorong mereka untuk berinovasi.

2. Jauhi Omong kosong atau Omong kosong.

Generasi milenial terdiri dari orang-orang yang sangat menyukai “keaslian” atau “keaslian”. Bagi mereka, “menjadi diri sendiri adalah hal yang keren”. Mereka tidak segan-segan menjauhi orang-orang yang berpura-pura atau bertingkah keren hanya untuk mendapatkan kepercayaan dan minat mereka.

Oleh karena itu, ketika baby boomer atau generasi lain ingin mencoba memotivasi kaum milenial untuk lebih aktif dan aktif di kantor, cobalah menjadi diri sendiri. Milenial akan menghargai ini lebih dari mereka harus ditipu oleh seseorang yang mencoba menjadi orang lain.

3. Membangun Hubungan Interpersonal yang Kuat.

Struktur organisasi atau perusahaan memang penting, namun coba kesampingkan sejenak. Ini bukan berarti struktur organisasi dihilangkan, tetapi bersifat informal ketika kita ingin membangun hubungan interpersonal yang kuat dengan kaum milenial.

Milenial akan lebih mudah merasa kehilangan motivasi ketika mereka bekerja di lingkungan kerja yang terlalu kaku dan memiliki terlalu banyak protokol. Ini tidak berarti mereka tidak menghormati orang yang lebih tua dari mereka. Namun, mereka lebih memilih hubungan yang fleksibel dan tidak membuat stres. Jadi, mereka dapat dengan bebas membangun hubungan interpersonal yang kuat.

4. Sampaikan Umpan Balik sesering mungkin.

Meski milenial adalah orang yang suka diberi tanggung jawab dan kebebasan, mereka juga ingin tahu bagaimana hasil kinerja mereka di mata para pemimpinnya. Dengan begitu mereka akan lebih bersemangat untuk bisa mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Aksi ini juga akan meningkatkan motivasi para milenial! Dengan memberikan feedback secara berkala, misalnya sebulan sekali. Karyawan milenial akan merasa dicintai dan diperhatikan oleh atasannya. Mereka akan memahami bahwa atasan mereka sangat memperhatikan perkembangan pribadi mereka di masa sekarang dan masa depan.

5. Ciptakan Lingkungan Kerja Menjadi Tempat yang Menyenangkan.

“Kalau mau main-main, jangan kerja di kantor, pergi saja ke tempat lain!” Ups, sepertinya pernyataan tersebut sudah tidak relevan lagi dengan lingkungan kerja di era cararn seperti sekarang ini. Pada generasi sebelumnya, pernyataan ini mungkin masih berlaku, karena tempat kerja adalah tempat bagi orang-orang yang sangat serius.

Milenial menginginkan sesuatu yang berbeda dari ini. Lingkungan kerja yang profesional, serius tetapi juga menyenangkan adalah tempat kerja impian mereka. Misalnya, saat jam istirahat, izinkan karyawan kita bermain PS (playstation) bersama. Dalam hal ini, kita dapat memberikan beberapa fasilitas yang membuat mereka senang dan tetap profesional di kantor